Mengukir Takdir

Rumah Keluarga Li



Rumah Keluarga Li

0Yuan Yu sendiri juga tahu bahwa investasi dalam bidang medis memang setinggi langit. Jadi untuk saat ini, dia hanya berharap bisa menemukan seseorang untuk diajak bekerja sama, "Aku akan ikut denganmu besok!"     

"Kenapa? Apakah kamu masih takut aku akan tertipu?" Shen Xi bertanya sambil tersenyum.     

 "Sepertinya kamu yang berbohong pada orang lain." Yuan Yu bersandar dengan malas di mejanya dan bertanya dengan tatapan penuh antusias, "Kenapa kamu tidak mencari Fu Qingye?"     

Yuan Yu tahu Shen Xi memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Fu Qingye. Setiap hari Shen Xi memanggilnya Kakak Kedua dengan manis hingga dia sebagai kakak kandungnya merasa cemburu.     

"Perasaan dan bisnis tidak dapat satukan." Shen Xi menghela nafas dan melanjutkan, "Jika sampai mencampur aduknya, semuanya akan menjadi tidak murni."     

Yuan Yu merasa tidak nyaman saat mendengar ini, raut wajahnya jelas terlihat kecewa dan bertanya, "Bagaimana denganku?"     

"Kamu tidak sama dengan dia. Kamu adalah kakak kandungku, tapi dia bukan." Shen Xi tersenyum dan berkata, "Aku khawatir orang-orang akan berpikir bahwa aku berhubungan dengan mereka demi mengambil keuntungan."     

Banyak hal menjadi tercemar begitu masalah uang ikut terlibat. Saudara saja bisa saling melawan demi uang. Shen Xi tidak ingin diganggu oleh hal-hal sepele seperti itu.     

Oleh sebab itu, Shen Xi memilih keluarga Situ. Mereka tidak akan berhubungan secara perasaan dan hanya akan berbicara tentang bisnis yang paling murni.     

"Gadis licik." Yuan Yu tertawa pelan dan akhirnya puas dengan penjelasan itu.     

Saat Shen Xi menganggapnya sebagai kakak kandung, itu membuatnya tenang.     

Keluarga Situ adalah salah satu dari lima keluarga besar di Hua Xia dan rumahnya terletak di Sanlitai di Ibu Kota.     

Sanlitai merupakan kawasan dengan posisi terbaik di Ibu Kota. Kawasan ini juga merupakan sebuah status, simbol warisan, dan kekayaan dari sebuah keluarga. Rumah-rumah mewah dari keluarga terkenal semuanya ada di sini.     

Banyak keluarga yang sedang naik daun di Hua Xia berebut untuk bisa tinggal di sini. Mereka berusaha dengan cara apa pun, tidak peduli berapa banyak uang yang mereka keluarkan. Hanya demi meningkatkan nilai dan status keluarga mereka karena mereka telah bekerja keras untuk tujuan ini.     

Begitu memasuki kawasan Sanlitai dapat dengan jelas merasakan perbedaan suasananya. Setiap sudut dipenuhi warisan budaya. Jalan dengan pepohonan di kedua sisinya, diikuti dengan bangunan antik yang berdiri kokoh memberi perasaan seakan-akan masuk ke dalam kehidupan satu abad yang lalu.     

Jika seseorang masuk ke sini dalam keadaan tidak sadar, mungkin orang itu akan mengira dia telah memasuki waktu dan ruang yang berbeda dan melakukan perjalanan kembali ke zaman kuno. Bahkan mobil yang diparkir di depan beberapa rumah dan lampu-lampu di sisi jalan tampak serasi dengan suasana ini.     

Shen Xi melihat ke luar jendela mobil. Sambil mengagumi pemandangan yang indah, dia juga mengagumi bangunan antik, "Rumah ini sangat besar!"     

Di tempat ini, tidak perlu membicarakan tentang harga tanah dan uangnya. Karena mereka tetap tidak dapat hidup di kawasan ini walaupun punya uang. Hal yang utama jika membicarakan tempat ini adalah warisan keluarga. Kebanyakan dari penghuni kawasan ini adalah keluarga yang telah bertahan selama ribuan tahun. Jadi, bukan tentang seberapa terkenalnya keluarga seseorang. Tidak peduli berapa banyak uang yang dimiliki. Jika mereka tidak pantas di sini, mereka tidak akan bisa masuk.     

"Ini rumah keluarga Li." Wei Feng asisten Yuan Yu mengantarkan Shen Xi. Saat melihat bahwa Shen Xi cukup tertarik, dia segera menjelaskannya, "Ini adalah kediaman pribadi paling besar di Ibu Kota yang tidak ternilai harganya."     

Ketika Shen Xi mendengar bahwa ini adalah rumah Keluarga Li, matanya tiba-tiba berbinar. Dia membuka jendela dan melihat ke luar. Benar saja, saat dia melewati gerbang rumah keluarga Li, dia melihat plakat bertuliskan "Rumah Keluarga Li" menempel pada pintu gerbang. Matanya langsung terbuka lebar karena kagum.     

"Aku pernah iseng mengecek harga kediaman pribadi di Ibu Kota. Tebak berapa nilai rumah keluarga Li?" Wei Feng bertanya padanya.     

Shen Xi yang terlihat dingin dan kaku, sebenarnya tetap memiliki hati seorang gadis kecil. Jika Wei Feng tidak sering melihatnya bertingkah lembut di hadapan Yuan Yu, dia tidak akan berani berbicara dengannya seperti itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.