Mengukir Takdir

Berhenti!



Berhenti!

0"Berapa?" ​​Shen Xi masih memandangi rumah itu dengan sedikit kesedihan di matanya.     

Rumah ini terlalu besar. Bukankah akan sangat sepi jika Kakak tinggal sendirian di sini? Apa saat malam hari dia tidak takut?     

Shen Xi teringat Yu Qiubai pernah berkata bahwa saat itu seluruh keluarga Li meninggal di rumah ini. Shen Xi bisa membayangkan, setiap kali Li Yuan kembali ke sini, dia pasti akan sangat sedih memikirkan masa lalu.     

Shen Xi membayangkan di malam hari dia sendirian di rumah Keluarga Li yang begitu besar. Setiap sudut yang terasa tidak asing membuatnya mengenang masa lalu dan ketika bangun, dia sendirian dan hatinya mulai terasa sakit.     

"Satu triliun yuan. Rumah Keluarga Li adalah bangunan kuno yang sangat terpelihara. Satu pilarnya saja diperkirakan bisa bernilai lebih dari 1 miliar yuan dan tempat tidurnya diperkirakan bernilai 10 miliar yuan." Wei Feng sangat kagum, "Alangkah bagusnya jika aku punya kesempatan untuk melihat ke dalam secara langsung."     

Shen Xi tersenyum, "Saat aku bisa masuk ke sana suatu hari nanti, aku akan mengajakmu."     

Wei Feng menganggapnya dengan serius, "Direktur Shen, kamu serius, kan? Kamu harus janji mengajakku untuk melihatnya."     

Shen Xi mengangguk, "Oke."     

Di luar rumah keluarga Li sangat sunyi. Begitu sunyi sampai hanya bisa mendengar suara angin.     

Shen Xi menyangga dagunya dan melihat bangunan kuno itu semakin menjauh dari pandangannya. Dia berpikir, Apa Kakak sekarang berada di sana?     

Wei Feng meliriknya melalui kaca spion, Direktur Shen selalu menatap ke arah bangunan itu, apa dia masih melihat rumah keluarga Li?     

Kemarin dia kembali dan tiba-tiba memotivasi Ketua Yuan Yu agar menghasilkan banyak uang dan tetap semangat.     

Hei, apa yang dia pikirkan? Entah berapa banyak uang yang kita hasilkan, tetap saja tidak dapat membeli rumah keluarga Li!     

Shen Xi turun dari mobil.     

Wei Feng mengikutinya dengan membawa beberapa kantong hadiah.     

Hari ini adalah ulang tahun ke 70 Tuan Besar dari keluarga Situ. Mereka tidak tahu apa yang direncanakan Tuan Besar itu sampai harus mengundang Shen Xi untuk membicarakan bisnis di hari ulang tahunnya.     

Tempat parkir di dekat pintu masuk penuh dengan mobil. Sejauh mata memandang, semuanya adalah mobil mewah yang nilainya lebih dari 10 juta yuan. Mungkin mobil dengan harga satu juta akan malu saat datang ke sini. Tempat ini benar-benar seperti showroom mobil mewah. Sebenarnya tidak mengherankan karena yang mengadakan acara adalah keluarga besar yang kaya. Tamu yang diundang tentu bukanlah orang biasa.     

Shen Xi baru saja keluar dari tempat parkir dan langsung melihat Su Ruowan. Dia bersama tunangannya Gu Xiaohan. Shen Xi ingin berpura-pura untuk tidak melihatnya, tapi Su Ruowan sudah lebih dulu melihatnya juga.     

Gu Xiaohan dan Su Ruowan melihat Shen Xi pada saat yang sama.     

Su Ruowan menatapnya dengan lembut dan menyapanya dengan senyuman, "Adik, apakah kamu di sini untuk merayakan ulang tahun Kakek Situ juga?"     

Kenapa Shen Xi bisa ada di mana-mana?     

Setiap melihat wajahnya, Su Ruowan tidak pernah merasa bahagia dan selalu ingin mencabik-cabiknya.     

Tatapan mata Gu Xiaohan sangat suram dan seperti tidak punya niatan baik di dalam hatinya, Gadis sialan ini, beraninya datang ke sini sendiri.     

Jika Shen Xi berani melakukan sesuatu padaku, maka dia harus siap untuk aku beri pelajaran. Andaikan aku tidak dikirim oleh Kakek untuk belajar di luar negeri setelah kecelakaan itu, pasti aku akan membunuh Shen Xi.     

Shen Xi bahkan tidak memandang mereka dan melewatinya dengan ekspresi masa bodoh dan dingin.     

Su Ruowan membatu dan hanya bisa menggigit bibirnya sampai terasa sakit.     

Emosi Gu Xiaohan meluap. Tatapan matanya terlihat sangat kesal. Dia berlari untuk mengejarnya, "Gadis sialan, berhenti!"     

Su Ruowan buru-buru menahannya. Matanya berkaca-kaca dan suaranya terdengar menahan kesal, "Kakak Han, jangan. Ini semua karena aku yang salah. Adik sedang marah padaku, jangan mempermalukannya di sini."     

Mata Gu Xiaohan berapi-api lalu menunjuk Shen Xi dengan marah, "Ruowan, lihatlah dia. Kenapa kamu masih memanggilnya Adik, memangnya dia pantas?"     

Gadis sialan itu, lihatlah betapa sombongnya dia. Dari mana datangnya keberanian itu sampai dengan congkak mengabaikan kami?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.