Mengukir Takdir

Tidak Mengenal Dia



Tidak Mengenal Dia

0"Kakak Han, jangan katakan itu. Ini semua salahku, aku yang bersalah pada Adik." Su Ruowan menatapnya dengan lemah dan hampir menangis, "Jangan marah padanya, oke?"     

"Aku mengerti." Gu Xiaohan menahan emosi di hatinya. Wajahnya terlihat tenang, namun sebenarnya hatinya masih sangat amat kesal.     

Mengampuninya?     

Benar-benar mustahil!     

Shen Xi harus diberi pelajaran.     

Shen Xi tiba di pintu dan dihentikan oleh seseorang.     

"Nona, tolong tunjukkan kartu undangannya." Penjaga keamanan itu berbicara dengan sangat sopan.     

Shen Xi melirik Wei Feng.     

Wei Feng menggelengkan kepalanya dan memberinya tatapan memelas yang berarti, Ketua Yuan tidak memberi kita undangan.     

Orang-orang yang diundang ke pesta ulang tahun selalu berusaha bersikap dengan baik. Meskipun mereka merasa tidak bahagia, mereka tidak akan menunjukkannya. Ini sudah termasuk bagian dari tata krama menghormati tuan rumah.     

Tetapi ada juga orang kaya baru yang merasa sombong. Orang seperti itu selalu berpikir bahwa uang adalah segalanya. Saat melihat Shen Xi dan Wei Feng menghambat alur masuk, beberapa orang menjadi tidak sabar dan mulai terdengar beberapa kalimat menghina dari belakang mereka.     

"Penjaga Keamanan, omong kosong apa yang kamu bicarakan dengan mereka. Usir saja jika tidak punya undangan!"     

"Berani-beraninya datang tanpa undangan. Bagaimana bisa mereka berpikir bahwa siapa saja bisa datang ke pesta ulang tahun Tuan Besar Keluarga Situ?"     

"Jika masih sadar diri, cepat pergi. Jangan buang-buang waktu orang lain."     

Pada pesta ulang tahun keluarga Situ memang tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang. Apa lagi saat ini, penampilan mereka berdua terlihat biasa dan tidak berdandan layaknya tamu undangan lain.     

Shen Xi tetap tenang dan mengabaikan ejekan mereka. Dia lalu menghampiri penjaga keamanan dengan sopan, "Kalau begitu tolong beri tahu Tuan Besar Situ bahwa Shen Xi akan datang berkunjung di lain hari."     

Shen Xi tidak tahu apakah Tuan Besar Situ lupa memberikan undangan atau sengaja mempermalukannya.     

Beberapa tamu yang mengantre di belakang sedikit bingung saat melihat sikap sikap Shen Xi. Mereka berpikir meskipun Shen Xi tidak memakai pakaian bermerek, namun sikap dan auranya tidak seperti gadis seusianya. Mereka bahkan mengira mungkin Shen Xi adalah seorang tokoh besar.     

Su Ruowan melihatnya dengan kesal. Saat Shen Xi akan pergi, dia buru-buru berlari untuk bertindak sebagai pahlawan. Dia memberikan penjelasan kepada penjaga, "Maaf, Paman. Dia adalah adikku, kartu undangannya gabung bersamaku, jadi dia akan ikut denganku."     

Gu Xiaohan terkekeh.     

Apa yang terjadi pada Ruowan?     

Gadis sialan ini mengabaikannya, kenapa masih begitu baik padanya?     

Para tamu di belakang tidak mengenal Shen Xi, tetapi beberapa dari mereka mengenal Su Ruowan. Mereka memberi tahu teman-teman mereka bahwa dia adalah tunangan Tuan Muda Keluarga Gu.     

Penjaga keamanan melirik kartu undangan dan berkata dengan sopan, "Nona, maaf aku baru saja menyinggung adikmu."     

"Aku tidak mengenalnya." Shen Xi tersenyum sopan ke arah penjaga dan melirik Su Ruowan dengan dingin. Kemudian dia berbicara dengan penjaga keamanan, "Tolong beri tahu Tuan Besar Situ, Keluarga Situ terlalu tinggi. Aku tidak bisa mencapainya."     

Setelah selesai berbicara, lalu dia berbalik dan pergi.     

Dia tidak peduli lagi dengan bisnis keluarga Situ.     

Keluarga Situ adalah keluarga besar dan dia adalah orang kecil yang tidak akan pernah mampu mencapainya.     

Su Ruowan tertegun dengan air mata yang tertahan di matanya. Dia merasa sangat bersalah dan sedih. Orang-orang yang melihatnya pun bersimpati padanya.     

Apa yang sebenarnya Shen Xi lakukan di rumah Keluarga Situ?     

Jika dilihat dari kata-katanya, tidak mungkin dia ke sini hanya untuk merayakan ulang tahun.     

Gu Xiaohan kesal melihatnya. Kemarahan yang dari tadi ia tahan langsung meledak dan berteriak dengan keras. Dia langsung menghadang Shen Xi, "Shen Xi, jangan keterlaluan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.