Mengukir Takdir

Lumayan Patuh!



Lumayan Patuh!

0Su Ruowan sedang berbicara dengan beberapa perempuan yang dikenalnya di taman. Ketika melihat Shen Xi lewat, dia meminta izin pergi dan segera mengejarnya.     

Shen Xi dengan santai berjalan menuju kamar mandi sambil mengagumi pemandangan di taman. Ketika menoleh ke arah pinggir jalan setapak, dia berhenti dan mengambil batu di sebelahnya. Dia kemudian menimbang-nimbang batu itu di tangannya lalu tersenyum kejam.     

Saat melihat perilakunya itu, Su Ruowan ketakutan. Tatapan mata Shen Xi terlihat sangat seram dan ada kebencian yang bergejolak di sana. Su Ruowan berhenti sejenak sebelum dia berani mengikutinya lagi.     

Kamar mandi terletak sedikit jauh dari tempat pesta dan sangat jarang ada tamu yang berjalan sampai ke sini.     

Gu Xiaohan bersembunyi di balik pintu kamar mandi sambil memegang tongkat kayu di tangannya. Dia menunggu Shen Xi masuk dan berniat mengejutkannya.     

Dia tidak peduli pada apa pun. Selama dia bisa memberi pelajaran pada gadis sialan ini, dia akan menjadi penjahat.     

Shen Xi menggenggam batu di tangannya dengan erat. Saat mendekati pintu kamar mandi, dia berjalan perlahan.     

Gu Xiaohan sedang menunggu. Ketika mendengar langkah kaki, dia mengangkat tongkat di tangannya untuk bersiap memberikan pukulan fatal pada Shen Xi.     

Shen Xi mendorong pintu dengan keras dan segera mengangkat tangannya untuk memahan tongkat yang diayunkan Gu Xiaohan. Pintu kamar mandi sudah tertutup kembali. Terlihat senyum yang menyayat hati berkembang di bibir Shen Xi, "Ternyata Tuan Muda Gu suka pergi ke toilet wanita?"     

Gu Xiaohan tidak menyangka Shen Xi telah mengetahui keberadaannya. Gu Xiaohan segera berteriak dengan kesal, "Gadis sialan, apa yang ingin kamu lakukan?"     

"Aku yang seharusnya bertanya." Tatapan mata Shen Xi sedingin es dengan aura pembunuh yang berbahaya, "Apa Tuan Muda Gu tidak menikmati makanan yang dihidangkan di pesta, jadi datang ke sini ingin mencari sesuatu untuk dimakan?"     

"Kamu ..." Tubuh Gu Xiaohan menjadi gemetaran saat ketahuan olehnya. Dia tidak punya kekuatan untuk melawan lagi, apalagi saat melihatnya mengangkat sebuah batu dengan tinggi, "Kamu... pembunuhan itu melanggar hukum."     

"Senang mengetahui apa yang kamu takutkan." Shen Xi meraih kerahnya dan menyeretnya masuk ke bilik toilet, "Berikan ponselmu padaku."     

Gu Xiaohan tidak tahu rencana apa yang akan dia lakukan. Saat melihat tatapan mata itu sekaligus batu di tangannya, Gu Xiaohan tahu dia tidak punya pilihan selain setuju. Jika tidak, mungkin saja Shen Xi akan membuat dahinya pecah dan otaknya berceceran. Dengan enggan, dia memberikan ponselnya, "Apa yang ingin kamu lakukan?"     

Shen Xi membuka kamera dan menunjukkannya kepadanya, kemudian dia mengancamnya, "Tuan Gu, tutup pintu dengan patuh. Jangan bicara sedikit pun. Tetap di dalam sini selama sepuluh menit. Jika kurang satu detik pun, aku akan merekam dirimu yang sedang berada di toilet wanita dan videonya akan kuposting."     

Gu Xiaohan terkejut. Tangannya terus mengepal. Matanya memelototinya dengan ganas. Di dalam hati, dia benar-benar ingin membunuh Shen Xi.     

"Aku akan menghitung sampai tiga, aku akan memposting videonya." Shen Xi tersenyum lebar padanya, tapi tatapan matanya tetap dingin, "Tiga ..."     

Gu Xiaohan segera menutup pintu toilet.     

Shen Xi tersenyum karena dia menuruti perkataannya dengan sangat baik. Dia menendang pintu dan memperingatkannya, "Sudah aku kunci."     

Gu Xiaohan menggertakkan giginya dan seluruh tubuhnya terbakar emosi. Ini adalah pertama kalinya dia dipermalukan dan dikunci di toilet wanita.     

Shen Xi, gadis sialan ini! Aku tidak akan pernah melepaskannya dengan mudah!     

Saat melihat dia telah menutup pintu, Shen Xi perlahan memperingatkannya, "Bersikaplah baik, atau videonya akan aku posting."     

Setelah berbicara, dia berjalan ke arah jendela dan melompat keluar jendela dengan tenang.     

Su Ruowan menunggu beberapa saat sebelum memasuki kamar mandi. Dia yakin bahwa Shen Xi adalah satu-satunya yang masuk ke sana. Su Ruowan mendorong pintu satu per satu dan ketika menemukan satu bilik yang terkunci, jantungnya berdegup kencang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.