Mengukir Takdir

Wajah Pria Bajingan



Wajah Pria Bajingan

0Shen Xi mengira Yu'an ada di sini untuk menyelamatkannya. Tetapi, hanya dengan melihat ekspresi Gu Xiaohan, dia tahu bahwa mereka saling mengenal. Dia lalu berkata pelan pada Yu'an, "Jika mengasihani musuh, berarti kamu kejam terhadap dirimu sendiri."     

Karena Su Ruowan berani menggunakan asam sulfat untuk menyakiti orang, dia harus dihukum. Walaupun dia terus berpura-pura gila dan merasa tidak bersalah, itu tidak akan mempengaruhi apa pun.     

Yu'an menghindar dan tidak berani menatapnya. Dia hanya menunduk dengan rendah hati dan berbisik, "Aku mengerti."     

"Ada aku di sini. Kamu tidak perlu takut padanya." Suara Shen Xi tidak terlalu keras atau terlalu kecil, suara dan tatapan matanya sangat tenang.     

"Ruowan sudah berkata kalau dia tidak tahu apa-apa." Gu Xiaohan tidak peduli siapa yang benar atau salah. Gu Xiaohan tetap akan melindunginya sampai akhir. Dia lalu menatapnya dengan tatapan sinis, "Selain itu, bahkan jika dia melempar asam pun, itu pasti mengenaiku. Kamu sendiri yang tiba-tiba muncul di sini, kan? Bagaimana kamu bisa menyalahkan orang lain saat kamu terluka karena perbuatanmu sendiri?"     

Shen Xi sangat kesal.     

Sial, Gu Xiaohan bajingan ini malah menyalahkan Yu'an. Benar-benar membuatku ingin menamparnya sampai mati.     

Mata Yu'an merah. Kepalanya tertunduk dan tubuhnya sedikit gemetar. Entah karena rasa sakit atau karena terluka oleh kata-katanya, jadi dia hanya mengangguk saja.     

Shen Xi langsung merasakan frustrasi dan kekecewaan yang mendalam.     

Perkataan Gu Xiaohan berarti Yu'an harus patuh padanya. Yu'an harus setuju dengan apa pun yang dia katakan. Jika mengelaknya, dia tidak akan segan membunuh Yu'an.     

"Shen Xi, kamu juga dengar, kan? Dia sudah tidak peduli lagi." Gu Xiaohan memeluk pinggang Su Ruowan dan menatapnya dengan mengejek, "Tolong minggir dulu."     

"Tuan Muda Gu, apa semua orang di keluarga Situ itu menyebalkan?"     

Suara seorang wanita terdengar di pintu. Mereka yang ada di kamar mandi tidak menyadari sejak kapan dia ada di sana.     

Shen Xi menoleh dan melihat seorang wanita dengan aura seperti seorang ratu berjalan masuk. Wajahnya penuh dengan riasan yang elegan, begitu indah sehingga memikat jiwa.     

Tubuh Yu'an semakin gemetar dan ingin membenamkan kepalanya di tubuh Shen Xi. Dia lalu berbalik dan segera melarikan diri.     

Siapa sangka wanita cantik yang masuk langsung meraih lengannya. Sambil menatapnya tajam, dia bertanya, "Song Yu'an, kamu ingin melarikan diri ke mana lagi?"     

Gu Xiaohan tertegun melihat pemandangan di depannya. Sejenak dia menjadi ragu karena sama sekali tidak tahu hubungan antara wanita cantik itu dengan Yu'an. Dia sedikit mengerutkan kening, " Nona Situ, apa maksudmu?"     

"Dia ini adikku. Adikku terluka seperti ini. Menurutmu, apa maksudku?" Situ Changge menunjuk Yu'an dan berkata, "Tentu saja aku ingin melindungi adikku."     

Tidak hanya Gu Xiaohan yang tertegun. Shen Xi juga tertegun, bagaimana bisa Yu'an menjadi anggota Keluarga Situ?     

Raut wajah Su Ruowan sangat suram, dia bersembunyi di balik lengan Gu Xiaohan. Tidak berani bergerak sama sekali.     

Nona Tertua dari Keluarga Situ, Situ Changge, merupakan wanita cantik nomor satu di ibu kota. Dia selalu melakukan hal-hal dengan sesuka hatinya, bahkan terkadang tidak masuk akal.     

Tetapi yang membuat Situ Changge semakin marah adalah bahwa Gu Xiaohan selalu memandang rendah wanita dan menindasnya. Kini Gu Xiaohan harus tahu bahwa status Yu'an lebih mulia darinya, karena dia adalah anggota Keluarga Situ!     

"Kak, aku baik-baik saja, biarkan mereka pergi." Yu'an menarik Situ Changge dan memohon dengan lemah, "Aku yang salah. Jangan salahkan siapa pun."     

"Kenapa kamu tidak ingin menyalahkan mereka? Adikku memang sangat baik. Aku tidak melihatmu selama dua tahun dan kamu masih belum berubah sama sekali." Situ Changge menarik tangannya dan berjalan menuju Gu Xiaohan, "Lepaskan dia. Aku ada sesuatu untuk dikatakan padanya."     

Gu Xiaohan melirik Yu'an dengan kesal dan menahan Situ Changge tanpa ragu-ragu, "Bagaimana jika aku mengatakan tidak?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.