Mengukir Takdir

Setan



Setan

0Su Ruowan yang tidak pernah dihina seperti itu tentu saja langsung menangis. Dia seperti bunga putih kecil yang lemah. Hatinya marah dan tak berdaya.     

Pei Xu dengan berani mempermalukannya seperti itu.     

Su Mushi bergegas menghampiri Pei Xu dengan tangan terkepal. Dia berlari seperti orang gila dengan mata yang merah, "Pei Xu, kamu bajingan, kamu berani menindas adikku!"     

Pei Xu juga mengepalkan tangannya dan mencibir, "Apa kamu tidak melihat kalau adikmu itu seperti setan. Aku tidak akan menindas orang tanpa alasan."     

Setelah mendengar kata-kata Pei Xu, tangannya mengerahkan kekuatan dan sorot matanya seperti haus darah.     

"Cepat minta maaf pada Ruowan." Su Mushi berteriak dengan keras dan menatapnya penuh kebencian. Keringat di sekujur tubuhnya mengalir dengan deras dan terlihat urat biru di dahinya.     

Pei Xu meludah karena jijik dan mendorongnya menjauh dengan keras. Saat melihat Su Mushi jatuh ke tanah, Pei Xu tersenyum, "Aku tak sudi!"     

Setelah bicara begitu, dia berbalik dengan arogan lalu menatap Su Ruowan heran, "Heh jelek, apa yang kamu lihat?"     

Su Ruowan menghentakkan kakinya dengan marah. Tangisannya semakin keras. Dia berlari untuk membantu Su Mushi, "Kakak Ketiga, apakah kamu baik-baik saja. Apakah kamu terluka?"     

Pei Xu, bajingan ini benar-benar keterlaluan. Tunggu saja, aku tidak akan pernah mengampunimu. Suatu hari aku akan membalas perbuatanmu dan membuatmu menangis hingga berlutut di depanku.     

"Jangan menangis, aku baik-baik saja. Jangan khawatir, aku tidak akan mengampuninya." Su Mushi sangat marah. Ketika melihat adik perempuannya menangis, dia semakin ingin membunuh Pei Xu. Dia segera berpikir bagaimana cara mengalahkannya.     

Kali ini, Su Mushi akan melepaskannya, tapi cepat atau lambat, dia akan membalaskan perlakuannya ini seratus kali lipat lebih kejam sehingga Pei Xu tahu bahwa dirinya bukan seseorang yang mudah diganggu.     

Semua anggota kelas roket, termasuk Su Mushi dan Su Ruowan, setuju bahwa Shen Xi tidak akan pernah memenuhi syarat untuk berjalan di karpet merah dan merasa dendam ini memang harus dibalaskan!     

Gong Zhi awalnya menyuruh Chen Nan untuk menjemputnya langsung di sekolah, tetapi Shen Xi tidak menyetujuinya karena bisa menjadi masalah. Dia lebih memilih untuk naik taksi dari gerbang sekolah dan langsung pergi ke hotel.     

First Snow Hotel sudah diakui secara internasional sebagai hotel bintang lima dengan layanan paling nyaman dan terbaik. Bangunannya terdiri dari 188 lantai dan menjadi gedung tertinggi di Ibu Kota. Hotel ini memiliki restoran yang sepenuhnya dikelilingi dinding kaca sehingga memberikan pemandangan Ibu Kota dengan sudut pandang 360 derajat.     

Shen Xi turun dari taksi dan langsung pergi ke auditorium. Sebelum melangkah lebih jauh, matanya tiba-tiba tertegun. Ternyata dunia ini memang benar-benar sempit!     

Ketika tadi pagi Shen Xi sedang menunggu bus, dia tiba-tiba mendengar suara burung gagak. Mungkin itu adalah pertanda bahwa dia akan bertemu orang ini di sini.     

Li Jingran dan manajernya, Li He, baru saja memasuki restoran. Li Jingran lalu duduk di ruang tunggu karena Li He masih mengurus reservasinya. Matanya melihat ke arah Shen Xi.     

Gadis sialan ini, bagaimana dia bisa datang ke sini, hotel bintang lima top dunia bukanlah sesuatu yang bisa dia masuki seenaknya.     

Shen Xi bahkan tidak memandangnya dan langsung duduk di sofa yang berada di seberang Li Jingran. Dia langsung mengeluarkan ponselnya untuk bermain game, seolah-olah tidak menganggap keberadaan Li Jingran sama sekali.     

Li Jingran kesal dengan sikapnya yang acuh tak acuh. Shen Xi dengan berani mengabaikannya dan segera menggertaknya, "Apa yang kamu lakukan di sini?"     

Shen Xi menatapnya dengan aneh dan meliriknya dengan tatapan mengejek. Dia kemudian menundukkan kepalanya untuk terus bermain game dan tetap mengabaikan Li Jingran.     

Sikap Shen Xi yang seperti ini paling dibenci Li Jingran. Li Jingran sangat ingin merobek wajah Shen Xi yang tenang, "Shen Xi, aku sedang berbicara denganmu! Kenapa sikapmu tidak sopan seperti ini?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.