Mengukir Takdir

Sekali Disentuh, Langsung Marah



Sekali Disentuh, Langsung Marah

0Fu Qingxuan akhirnya lega dan mulai mencari alasan supaya dirinya tidak terlalu malu, "Jangan salah paham, aku bukannya sedang mengasihanimu. Justru aku tidak menyukaimu sama sekali, aku hanya takut jika kamu diserang oleh seorang pembunuh di jalan atau dimakan oleh binatang buas. Kakak Kedua benar-benar akan membalas dendam padaku."     

Shen Xi tidak menjawab.     

Fu Qingxuan melanjutkan, "Tidak perlu bersikap baik padaku, aku juga tidak akan baik padamu. Jangan mengira bahwa aku akan mudah ditipu seperti Kakak Keduaku. Aku tegaskan lagi, aku tidak akan pernah menyukaimu."     

Saat mendengarkan dia terus mengoceh, Shen Xi merasa bahwa dia sedikit kekanak-kanakan dan lucu.     

Awalnya Shen Xi berpikir bahwa orang-orang di Keluarga Fu semuanya sama dewasa dan stabilnya seperti Fu Qingye. Bagaimana bisa orang ini sangat berbanding terbalik? Padahal saat melihat fotonya, orang ini terlihat sangat serius. Dia seperti orang yang genius dalam bidang medis dan tipe orang yang hebat.     

Fu Qingxuan menyeret dua koper besar dan berjalan ke gerbang rumah. Tiba-tiba dia teringat sesuatu dan menatap ganas ke arahnya, "Ini kopermu. Kenapa aku yang harus membawanya?"     

Shen Xi melihat ekspresi idiot di wajahnya. Mereka sudah tiba di rumah dan baru sadar bahwa dia membawa koper itu.     

Ada beberapa anak tangga sebelum sampai di teras.     

Shen Xi hendak menaiki tangga dengan membawa kopernya.     

Fu Qingxuan berdiri mengawasinya seolah-olah sedang menonton drama dan tidak berbicara sama sekali. Dia menunggu Shen Xi untuk meminta bantuannya.      

Gadis nakal itu memiliki begitu banyak barang bawaan. Pasti tidak bisa membawanya dan akan meminta tolong padanya.     

Di sekitar mereka sangat gelap dan Shen Xi tidak bisa melihat ekspresi Fu Qingxuan dengan jelas. Tentu saja dia juga tidak tahu apa yang Fu Qingxuan pikirkan.     

Fu Qingxuan memperhatikannya kesulitan membawa kedua koper itu dan sekali lagi merasa cemas. Dia lalu mengabaikan niatnya untuk tetap diam dan menunjuk ke jalan masuk yang datar di sebelahnya lalu berkata, "Bodoh, kenapa kamu tidak pergi lewat sana?"     

Gadis ini terlihat sangat bodoh. Ukuran koper itu sebesar tubuhnya dan dia malah membawa satu di masing-masing tangannya. Apa dia menganggap dirinya itu pria yang kuat?     

Shen Xi mengabaikannya. Dia terus melangkahkan kakinya karena sudah hampir sampai di atas.     

Siapa sangka saat berikutnya, koper itu direbut dan dibawa oleh Fu Qingxuan.     

Setelah Fu Qingxuan naik dengan membawa dua koper itu, dia memandang Shen Xi yang hanya berdiri terdiam, "Apa yang kamu lihat. Cepat naik. Aku tidak berniat membantumu. Hanya saja saat melihat lengan dan kakimu yang kurus, aku tidak tega. Jika lenganmu sampai patah hanya karena membawa koper, Kakak Kedua akan marah besar."     

Setelah selesai mengatakan itu, Fu Qingxuan segera pergi.     

Setelah berjalan beberapa langkah, tetap tidak ada yang mengikuti di belakangnya.     

"Apa yang kamu lakukan?" Fu Qingxuan mengerutkan alisnya.     

Shen Xi menunjuk ke koper sambil tersenyum, "Lengan dan kakiku kurus. Jika aku mengangkatnya, Tuan Fu akan..."     

"Jangan mengancamku menggunakan nama Kakak Kedua." Fu Qingxuan memelototinya dengan tajam, "Aku tidak takut dengan ancamanmu. Aku akan urus urusanku sendiri."     

Shen Xi memperhatikannya memasuki kamar dengan ekspresi marah. Dia lalu tersenyum dengan antusias.     

Bocah sialan ini cukup menarik. Dengan menyentuhnya saja bisa membuatnya marah!     

Fu Qingxuan berdeham dan memperingatkannya, "Kamu boleh tinggal di sini, tapi tidak boleh menyentuh apa pun yang ada di dalam."     

Shen Xi menarik koper dan melewatinya. Sambil menatap Fu Qingxuan tajam, Shen Xi berkata, "Terima kasih atas kebaikanmu. Sesuai perkataanmu sebelumnya, aku tidak bisa tinggal di kamar adikmu."     

"Tidak tahu diri." Fu Qingxuan marah saat melihatnya mendorong pintu kamar sebelah. Dia segera menghampiri Shen Xi untuk mengambil kopernya, "Aku memperbolehkanmu tinggal di sini saja. Selain di kamar ini, kamu tidak boleh di kamar lain."     

Shen Xi memutar matanya ke atas, Fu Qingxuan ini mungkin benar-benar idiot.      

Dia menatapnya dengan geli, "Itu kamar adikmu. Apa kamu yakin aku hanya bisa tinggal di sana?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.