Mengukir Takdir

Jika Berani Menyentuh, Kamu Akan Mati



Jika Berani Menyentuh, Kamu Akan Mati

0"Tentu!" Fu Qingxuan menarik kopernya dan terus memperingatkannya, "Jika kamu berani menyentuh isinya, kamu akan mati."     

Shen Xi memang tidak berniat untuk menyentuh barang orang lain. Jadi dia menghampiri Fu Qingxuan dan mengambil kopernya kembali, "Kamu lebih baik menyimpannya untuk adikmu. Aku tidak akan tinggal di sini."     

Fu Qingxuan memiliki temperamen yang buruk dan sangat suka berdebat dengan orang lain. Begitu sudah mempunyai tekad akan sesuatu, dia tidak akan menyerah. Semakin Shen Xi tidak ingin tinggal di sana, semakin dia ingin memaksanya.     

Shen Xi menarik kopernya lagi.     

Fu Qingxuan meraihnya kembali.     

Mereka berdua saling tarik-menarik selama beberapa saat sebelum saling menatap.     

Shen Xi tidak tahu kenapa bisa sangat naif ketika menghadapinya. Dia mulai kesal dengan kebodohan orang di depannya ini. Shen Xi memelototinya dengan ganas, "Sekarang lebih baik aku pergi."     

"Kamu boleh pergi." Fu Qingxuan mencoba menakutinya, "Tapi tidak ada mobil atau bus di sini. Akhir-akhir ini ada beberapa kasus pembunuhan dan mutilasi di sekitar sini. Semua korbannya adalah gadis seusiamu. Pembunuhnya belum ditemukan. Ditambah lagi binatang buas, misalnya babi hutan sebesar sapi. Kalau bertemu mereka kamu pasti mati."     

Shen Xi mencibir, "Apa kamu pikir aku takut?"     

"Kamu hanya punya dua pilihan." Fu Qingxuan berkata dengan serius, "Menurutlah dan tinggal dengan patuh atau kamu telepon Kakak Kedua. Jika dia setuju kamu pergi, kamu bisa pergi. Jadi, Kakak Kedua tidak akan menyalahkanku setelah itu."     

Jika Shen Xi menelepon Fu Qingye, itu pasti tidak bisa dinegosiasikan. Dia adalah orang yang begitu lembut, jadi tidak akan membiarkannya pergi.     

Terlebih lagi, ketika dia berbicara pada dirinya dengan suara lembut, hatinya akan menjadi lunak dan hancur. Bagaimana mungkin Shen Xi bisa tega menolaknya.     

Pada akhirnya, Shen Xi tidak pergi dan bisa dibilang Fu Qingxuan sudah berhasil menaklukkannya.     

Kebodohan macam apa ini? Awalnya dia sangat menjaga kamar adiknya dan bersikap galak hingga memarahiku.     

Sekarang tiba-tiba memaksaku tinggal. Aku benar-benar ingin membedahnya untuk melihat bagaimana jalan pikir otak yang genius itu.     

Fu Qingxuan bersandar di kusen pintu sambil melipat tangannya di depan dada. Dia mengawasi Shen Xi membongkar koper dan memperingatkannya sekali lagi tentang apa saja yang boleh disentuh dan apa yang tidak boleh disentuh. Dia bahkan mengancam untuk memotong tangan Shen Xi jika berani menyentuhnya.     

Setelah membongkar barang-barangnya, Shen Xi mengeluarkan nasi dan hot pot lalu pergi ke dapur.     

Fu Qingxuan menendang sofa dengan marah dan menatap gadis yang memasuki dapur itu dengan tatapan rumit di matanya.     

Aku gila. Aku pasti sudah gila.     

Aku tidak boleh seperti ini. Aku jelas tidak ingin Shen Xi tinggal di kamar adiknya dan seharusnya membiarkannya pergi.     

Tapi kenapa otakku seperti menjadi tidak normal dan tidak menuruti kemauanku? Benar-benar menyedihkan.     

Sekarang Fu Qingxuan sadar bagaimana Fu Qingye bisa terperangkap dalam perdaya Shen Xi. Itu sama sekali bukan karena Shen Xi, tetapi karena dirinya sendiri yang tidak bisa mengendalikan perasaannya sama sekali.     

Mungkin karena Shen Xi terlihat sangat mirip dengan ibunya. Ketika menggertaknya, dia langsung memikirkan ibunya dan tidak bisa terus bersikap kejam.     

Shen Xi bertanya pada Fu Qingxuan untuk berbasa-basi, "Tuan Muda, apa kamu ingin makan?"     

Fu Qingxuan selalu merasa bahwa ekspresi Shen Xi selalu penuh dengan ejekan. Seolah-olah dia sedang menggodanya, dia menatapnya dengan dingin dan berkata dengan tegas, "Tidak."     

Setelah selesai mengatakan itu, dia menegakkan punggungnya, segera berbalik dengan arogan, dan beranjak pergi.     

Shen Xi sedikit mengerutkan alisnya. Mulutnya cemberut dan bergumam, "Menyebalkan. Kenapa tiba-tiba marah."     

Walaupun mereka berseteru, namun di dalam hatinya tidak begitu. Shen Xi sama sekali tidak benci padanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.