Mengukir Takdir

Lapar



Lapar

0Di luar, hujan semakin deras. Malam semakin gelap.     

Shen Xi sudah kenyang karena semangkuk hot pot untuk makan malam tadi. Saat tengah malam, dia terbangun karena haus. Dia segera bangkit dan pergi ke dapur untuk minum air.     

Siapa sangka saat berjalan menuju ke dapur, tiba-tiba ada sesuatu yang terbang di depannya. Dia kemudian mendengar suara ledakan. Benda itu hancur di depan matanya dan serpihannya terciprat ke arahnya. Ternyata itu adalah sebuah mangkuk porselen.     

Shen Xi langsung tersadar. Jika dia tidak menghindar dengan cepat, mangkuk porselen itu bisa saja mengenai wajahnya. Shen Xi segera berteriak, "Fu! Qing! Xuan!"     

Fu Qingxuan sedang mengobrak-abrik seluruh isi lemari untuk mencari barang-barang. Dia tidak menyalakan lampu dan tidak menyangka bahwa Shen Xi akan datang tiba-tiba. Melihat Shen Xi yang menatapnya galak dengan mata indahnya, hati Fu Qingxuan luluh dan tanpa sadar berkata, "Maaf."     

Shen Xi tertegun sejenak.     

Fu Qingxuan melangkah maju dan memegang bahunya dengan gugup. Tampak sekilas kekhawatiran di sorot matanya, "Aku tidak tahu kamu akan masuk. Apa kamu terluka? Tunjukkan padaku."     

"Tidak masalah." Shen Xi mengerutkan alisnya dan segera menyingkirkan tangan Fu Qingxuan. Dia menatap Fu Qingxuan dengan jijik, "Kamu tidak perlu khawatir padaku. Ini sudah sangat malam, kenapa kamu menyelinap ke sini?"     

Fu Qingxuan menjawab dengan pelan, "Aku sedikit lapar setelah membaca buku."     

Shen Xi melirik ke luar jendela. Entah jam berapa sekarang, tapi kalau dia sudah tidur, ini pasti sudah sangat larut malam.     

Sepertinya ini sekitar pukul dua dini hari.     

Fu Qingxuan terbangun dan mencari sesuatu untuk mengisi perutnya. Dia ingat bahwa saat dia sedang membaca, Shen Xi mengetuk pintu dan berkata bahwa dia akan meletakkan hot pot instan di dapur. Jadi sekarang dia mencarinya.     

"Aku saja!" Shen Xi memandangnya dan bertanya, "Memangnya kamu bisa?"     

Tuan Muda di depannya ini sudah pasti tidak pernah melakukan pekerjaan rumah.     

Fu Qingxuan pamer, "Aku bisa memasak dengan enak."     

Shen Xi, "Memasak berbeda dengan ini."     

Fu Qingxuan tidak berbohong. Dia merasa tidak ada bedanya jika dia mencoba memasak hot pot instan itu.     

Shen Xi memperhatikannya mengeluarkan semua kubis dan roti daging di dalam hot pot dan memasukkannya lagi, "Kamu hati-hati sekali."     

"Aku seorang dokter." Fu Qingxuan memiliki gangguan obsesif-kompulsif. Walaupun di dalam iklan wadah plastik diklaim tidak berbahaya, setelah dipanaskan, wadah itu masih akan mengeluarkan sejumlah kecil racun yang tidak baik untuk tubuh. Dia menoleh dan menatapnya, "Kamu adalah seorang gadis. Bagaimana kamu bisa menjalani kehidupan yang sangat kasar."     

Fu Qingxuan melihat lemari itu penuh dengan berbagai jenis produk makanan cepat saji yang dibawanya.      

Apa dia berencana untuk tinggal di sini selama seminggu dengan memakan makanan yang tidak sehat seperti itu?     

"Kamu saja yang hidup terlalu hati-hati." Shen Xi berkata dengan sinis. Saat ini dia duduk di meja makan dan tidak bisa menahan diri untuk tidak menatap Fu Qingxuan.     

Fu Qingxuan terlihat serius ketika memasak. Tidak heran banyak orang bilang bahwa pria yang sedang serius pasti sangat tampan. Ketika Fu Qingxuan sedang membaca buku atau memasak, dia terlihat sangat menarik.     

Setelah hot pot dimasak, Fu Qingxuan juga memasukkan banyak bahan segar, seperti jamur dan daging.     

Walaupun tidak ada seorang pun di rumah, ada pelayan khusus yang akan datang untuk mengganti bahan-bahan di lemari es setiap hari untuk berjaga-jaga jika ada yang mendadak pulang ke rumah itu.     

Bahan-bahan yang dia gunakan masih sangat segar.     

Shen Xi tidak tahan dengan rasa ingin tahu di dalam hatinya. Akhirnya dia bertanya, "Apa Kakak Kedua bisa memasak?"     

Fu Qingxuan menggelengkan kepalanya, "Tidak, bahkan anjing pun tidak mau makan masakannya."     

Shen Xi sebenarnya hanya ingin melihat seperti apa pemandangan menawan dewa itu ketika sedang memasak. Saat mendengar kata-katanya, dia tiba-tiba teringat akan kemampuan dirinya sendiri saat berada di dapur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.