Mengukir Takdir

Takut Dia Akan Bodoh



Takut Dia Akan Bodoh

0Shen Xi berniat untuk makan hot pot bersama dan sudah membawa sumpit. Fu Qingxuan tidak mengusirnya lagi. Mungkin karena sudah malam dan hanya mereka berdua yang ada di rumah.     

Atau mungkin Fu Qingxuan merasa bersalah karena hampir melemparnya dengan mangkuk barusan.      

Fu Qingxuan melihat hasil masakannya yang terlihat sangat enak. Tiba-tiba Shen Xi merebutnya lalu dengan heran Fu Qingxuan segera bertanya padanya, "Bukannya wanita tidak makan malam?"     

Ibu dan Bibi Fu tidak pernah makan malam.     

Terutama Bibi Fu. Setelah jam enam malam, dia tidak makan apa-apa lagi. Bibi Fu berkata pada Fu Qingxuan bahwa peri cantik harus membatasi pola makannya demi menjaga bentuk tubuh.     

"Apa kamu punya kesalahpahaman tentang perempuan?" Shen Xi makan dengan gembira dan bergumam tidak jelas, "Kalian bisa makan, kenapa kita tidak bisa makan."     

Fu Qingxuan mengerutkan alisnya, "Kalau aku tidak makan di malam hari, kamu juga tidak makan di malam hari?"     

Shen Xi membalas, "Apa lapar lagi setelah makan itu dilarang? Kalau begitu, jika kamu sudah sarapan, kamu tidak perlu makan siang dan makan malam lagi. Dan juga, walau kamu makan sekali, apa kamu bisa bertahan seumur hidup?"     

Fu Qingxuan tersedak saat menyadari bahwa apa yang dia katakan adalah kekeliruan. Dia tidak bisa memikirkan cara untuk menyangkalnya.     

Baiklah, baiklah, kamu menang.     

Fu Qingxuan hanya membiarkan Shen Xi memakan makanannya saat ini dan dia tidak marah sama sekali. Kali ini dia akan bersikap baik pada Shen Xi.     

Shen Xi bertanya padanya, "Apa kamu selalu membaca buku?"     

Fu Qingxuan menjawab dengan singkat, "Ya."     

Shen Xi bertanya lagi, "Lalu kamu akan keluar mencari makanan ketika lapar?"     

"Aku sudah selesai membaca buku itu." Jawab Fu Qingxuan.     

"Oh!" Shen Xi tertegun.     

Benar-benar kutu buku, sampai sulit tidur dan lupa makan. Bahkan tidak sadar bahwa perutnya sedang lapar saat membaca buku. Benar-benar hebat.     

Keduanya terdiam, masing-masing memakan makanan mereka sendiri, tetapi suasananya sangat harmonis dan hangat.     

Karena pekerjaan Fu Qingxuan, dia sangat terobsesi dengan kebersihan. Tidak peduli siapa yang makan bersamanya, dia harus menggunakan sumpit bersih untuk mengambil lauk.     

Sebelum makan, dia memperingatkannya dengan serius bahwa jika mau makan hot pot bersamanya, harus menggunakan sumpit bersih.     

Ketika sedang makan di rumah, Shen Xi tidak memiliki kebiasaan ini, dia akan selalu lupa dan tanpa sadar menggunakan sumpitnya untuk mengambil lauk.     

Fu Qingxuan tidak tahu apakah dirinya sudah tersihir olehnya. Dia sendiri pun kadang-kadang lupa tidak menggunakan sumpit bersih dan langsung menggunakan sumpitnya untuk mengambil makanan. Setelah memikirkannya, dia diam-diam menatapnya dengan hati nurani yang bersalah, tetapi Fu Qingxuan tidak menunjukkan rasa jijik.     

Fu Qingxuan merasa bahwa dirinya pasti sudah gila, Gadis nakal ini sangat jahat. Tubuhnya dipenuhi duri dan sekarang bahkan merebut makanannya.     

Tapi kenapa Fu Qingxuan tidak bisa memarahinya?     

Keesokan harinya saat langit masih gelap, Shen Xi sudah bangun.     

Guru memberitahunya bahwa Tuan Huo mengharuskan dirinya untuk sampai di sana tepat pukul enam. Jika terlambat satu menit saja, lebih baik tidak usah datang sama sekali.     

Ketika Shen Xi bangun untuk minum air, masih jam dua pagi. Setelah makan hot pot dengan Fu Qingxuan, dia kembali ke kamar untuk memejamkan mata sebentar dan mengatur alarm untuk jam empat.     

Dia memeriksa jalan. Rumah Tuan Huo tidak jauh dari sini, hanya membutuhkan waktu setengah jam untuk ke sana.     

Fu Qingxuan tidur dengan nyenyak. Di tengah tidurnya ia mendengar ada pergerakan di luar. Dia buru-buru bangun tanpa mengganti piyamanya dan hanya mengenakan jaket dan topi. Dia lalu segera mengikuti Shen Xi.     

Hujan sudah berhenti dan kabut sedikit tebal.     

Fu Qingxuan mengemudikan mobil dan mengikuti di belakang Shen Xi.     

Untungnya, kabut pagi hari ini cukup tebal, jadi dia bisa menyembunyikan keberadaannya.     

Shen Xi bukan orang bodoh. Dia menyadarinya dan menertawakan kelakuan Fu Qingxuan.     

Fu Qingxuan mengikutinya bukan karena khawatir Shen Xi akan tersesat. Dia hanya takut Shen Xi akan bertemu orang jahat di jalan.     

Fu Qingxuan hanya takut dia bertingkah bodoh. Jika sesuatu benar-benar terjadi, Fu Qingye tidak akan mengampuninya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.