Mengukir Takdir

Dasar Bodoh



Dasar Bodoh

0"Aku tidak percaya." Fu Qingxuan mencibir. Dia memandang Shen Xi yang sedang makan seperti kucing yang kelaparan. Cara makannya seperti nikmat sekali dan tidak membahas masalah ini terus menerus. Hanya saja Fu Qingxuan merasa jijik saat melihat dia makan sambil berdiri, "Duduklah dan makan dengan baik."     

Shen Xi melihat Fu Qingxuan juga mengambil sumpit lalu duduk dengan mantap. Shen Xi lalu bertanya kepadanya, "Kamu sendiri yang membuat semua hidangan ini?"     

Fu Qingxuan tidak mengakuinya, "Bagaimana mungkin, apa aku punya banyak waktu? Koki yang kupanggil secara khusus memasak semua ini."     

"Koki ini pandai memasak. Tetapi tidak seenak masakan ibuku."     

"Ibumu bisa memasak dengan enak?"     

Shen Xi mengangguk dan tersenyum arogan, "Ibuku bisa memasak apa saja dengan enak."     

Fu Qingxuan memandang gadis di depannya dan akhirnya merasa bahwa Shen Xi memiliki kelincahan, kelucuan, dan kepolosan seorang gadis pada umumnya. Dia bercerita tentang ibunya dengan penuh kebanggaan dan matanya bersinar seperti bintang kecil.     

Dia sangat mencintai ibunya.     

Fu Qingxuan tidak sempat makan. Setelah memasak, dia buru-buru pergi ke rumah Keluarga Huo untuk menjemputnya. Ternyata, dia harus menunggu lama dari pagi hingga matahari terbenam sampai akhirnya Shen Xi keluar.     

Apa yang Shen Xi makan di rumah Keluarga Huo terlalu hambar. Dia lebih suka makan dengan rasa yang sedikit lebih kuat dan hidangan di depannya tepat untuk selera makannya.     

Fu Qingxuan memandangnya dan sudut bibirnya tersenyum bahagia. Gadis nakal itu makan dengan lahap dan membuat orang yang melihatnya merasa semakin bernafsu untuk makan.     

Setelah makan malam, Shen Xi mencuci piring.     

Fu Qingxuan berdiri di sampingnya untuk mengawasinya dan agak kesal setelah melihat hasil pekerjaannya. Dia menunjuk ke arah mangkuk yang baru saja dia cuci, "Apa kamu bisa mencuci piring, busa di atasnya belum dibilas."     

Shen Xi melihat ada mesin pencuci piring di sebelahnya dan merasa bahwa Fu Qingxuan dengan sengaja menyiksanya. Shen Xi hanya bisa menahan emosinya dan mencuci piring lagi.     

Fu Qingxuan sedang melihat piring dengan kaca pembesar dan kemudian berkata, "Lihat juga piring ini, ada titik hitam kecil di atasnya. Bagaimana caramu bekerja?"     

Shen Xi membawa piring ke wastafel dan terus menahan diri.     

Fu Qingxuan melihat Shen Xi seperti akan marah dan menahan tawanya. Dia akhirnya lega bisa membalas dendam ini. Dia tiba-tiba meraih telinga kecil Shen Xi dan berbisik, "Bekerjalah dengan baik."     

Shen Xi berbalik dan memelototinya, "Memangnya kamu bisa mencuci lebih bersih dariku?"     

Fu Qingxuan menjawab dengan nada sombong, "Tentu saja."     

Shen Xi menjauh untuk memberinya tempat dan mempersilakan, "Kalau begitu, kamu saja yang melakukannya."     

Fu Qingxuan menyingsingkan lengan bajunya, "Aku akan melakukannya, aku akan membiarkanmu melihat, bagaimana cara mencuci piring yang benar. Belajarlah dariku."     

Shen Xi tersenyum sinis, Orang bodoh ini terjebak olehku. Memang sama sekali tidak tahan dengan sedikit sindiran pun!     

Fu Qingxuan pun mencuci piring.     

Shen Xi menarik kursi tinggi dan mengambil sebuah apel. Dia lalu duduk di bangku sambil mengayunkan kakinya dengan gembira. Setelah menggigit apel Shen Xi memerintahkan, "Lakukan dengan baik!"     

Fu Qingxuan merasa ada yang salah.     

Sepertinya dia baru sadar saat semua piring dicuci.     

Fu Qingxuan menoleh untuk melihat Shen Xi dengan perasaan bangga, "Lihatlah."     

Shen Xi melompat turun dan mondar-mandir. Sambil berdiri berjinjit dia menepuk kepala pemuda itu. Di dalam hati Shen Xi menahan tawanya dan memuji, "Tidak buruk, lain kali kamu saja yang mencucinya."     

Tubuh Fu Qingxuan tertegun sesaat saat merasakan telapak tangan lembut dan hangat milik gadis itu terasa seperti arus listrik yang mengalir ke tubuhnya secara tiba-tiba. Dia lalu menatap wajah kecil Shen Xi yang cantik yang sudah dihiasi oleh senyum licik yang mengejek. Akhirnya Fu Qingxuan sadar apa yang salah dan segera marah, "Kamu mempermainkanku!"     

Shen Xi berbalik dan berlari sambil mengejeknya, "Fu Qingxuan, dasar bodoh!"     

Fu Qingxuan menjadi marah dan mengangkat kakinya untuk mengejarnya, "Shen Xi, jangan lari!"     

Shen Xi menemukan hal yang paling menyenangkan sekarang, yaitu menggoda Fu Qingxuan.     

Selama ini Fu Qingxuan dilindungi dengan baik oleh keluarganya. Dia tidak pernah tersiksa seperti ini. Benar-benar putih bersih seperti kertas putih. Dia acuh tak acuh terhadap dunia dan memiliki lingkungan yang selalu mendukungnya.     

Keduanya kini terlihat sangat kekanak-kanakan. Mereka saling mengejar dan berlari di sekitar ruang tamu selama beberapa putaran. Akhirnya, Shen Xi melarikan diri ke kamar tidur dan menutup pintu.     

Fu Qingxuan berteriak, "Buka pintunya."     

"Tidak mau."     

"Buka atau tidak?"     

Shen Xi menguap dan mempermainkan nada suaranya yang penuh dengan ejekan, "Aku akan tidur, selamat malam, Tuan Muda."     

Fu Qingxuan terus mengetuk pintu kamar Shen Xi, "Jangan panggil aku Tuan Muda!"     

Shen Xi tersenyum, "Siapa namamu? Tuan Muda Fu?"     

Fu Qingxuan kesal, "Panggil aku Kakak!"     

Shen Xi berteriak, "Jangan mimpi!"     

Fu Qingxuan sangat kesal.     

Setelah Shen Xi menyikat giginya, dia tidak mendengar ada suara lagi di luar. Dia berjalan dengan perlahan, menempelkan telinganya ke pintu, dan mendengarkan dengan seksama. Tetap saja tidak ada suara, jadi dia membuka pintu dengan percaya diri.     

Siapa sangka setelah dia keluar, pintunya terkunci.     

Fu Qingxuan akhirnya menunggunya dan pergi ke kamar tidur, "Gadis nakal, lihat bagaimana aku membereskanmu."     

Shen Xi melangkahkan kakinya dan berlari.     

"Apa kamu mencoba berlari lagi?"     

Shen Xi terus berlari.     

Fu Qingxuan mengikuti di belakang.     

Setelah berlari untuk waktu yang lama, mereka akhirnya kelelahan. Mereka terbaring bersebelahan di lantai bawah. Setelah saling memandang, mereka merasa malu dan kemudian tertawa terbahak-bahak.     

"Tuan Muda, kamu sangat kekanak-kanakan." Shen Xi mengejeknya.     

Fu Qingxuan mendengus kesal, "Kamu juga."     

Sebelumnya, dia tidak pernah seperti ini. Dia tidak pernah begitu dekat dengan gadis mana pun. Tidak ada gadis yang berani membuatnya marah dan tidak ada gadis yang bisa membuatnya bahagia. Tapi Shen Xi berhasil membuatnya marah sekaligus membuatnya sangat khawatir.     

Ketika bersamanya, dia merasa tenang, bahagia, dan sifat kekanak-kanakannya keluar. Dia bisa mengekspresikan semua emosinya dengan mudah.     

Shen Xi tersenyum dan menghela napas lega. Setiap saraf dan sel di tubuhnya segera menjadi rileks. Ini belum pernah terjadi sebelumnya.     

Sejak terlahir kembali, dia tidak pernah merasakan hari seperti sekarang. Tanpa beban, tertawa keras, dan berbuat sesuka hati.     

Tampaknya setelah melihat Fu Qingxuan, pemuda nakal dan lincah, tiba-tiba Shen Xi bisa bertingkah kekanak-kanakan di depannya tanpa ragu.     

Fu Qingxuan tidak marah padanya hanya merasa bahwa dia ditipu dan malu. Dia terengah-engah dan menatap gadis yang berbaring di sampingnya dan bertanya padanya, "Kamu bilang kamar tidur adikku paling bagus. Apa yang paling bagus?"     

Shen Xi berbaring telentang dengan menopang kepalanya, "Rak buku dan meja yang ada di sana."     

Shen Xi suka warna dan desainnya yang sangat indah.     

Fu Qingxuan menatapnya, "Apa yang terlihat bagus? Rak buku dan meja jelek. Ternyata ada gadis yang menyukai warna tak bernyawa seperti itu. Apa seleramu seperti itu."     

Shen Xi tidak tahu mengapa dia marah lagi, jadi segera menjelaskan, "Gayanya klasik. Desainnya sangat kuat dan warnanya elegan. Apa itu gaya yang ketinggalan zaman?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.