Mengukir Takdir

Pertunjukan Kembang Api



Pertunjukan Kembang Api

0Shen Feng juga bingung. Mana mungkin pada malam Imlek ada kurir yang mengantarkan barang? Dia kemudian merendahkan suaranya, "Aku tidak tahu bajingan mana ini, bukan itu orang yang gadis ini suka, kan?!"     

Fu Qingxuan memasang tampang berbahaya. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata dengan pasti, "Bukan."     

Orang di depanku ini pasti hanya seseorang yang datang untuk mengantarkan sesuatu. Majikannya lah yang seharusnya menjadi orang yang ingin merebut gadis nakal ini.     

Orang macam apa dia hingga pesuruh yang dia kirim ke sini penuh dengan aura hebat.     

Fang Chu sudah pergi.     

Shen Xi menutup pintu. Hatinya terasa lebih manis daripada madu. Dia berjalan ke rumah dengan tatapan penuh kebahagiaan sambil membawa hadiahnya.     

Shen Feng kembali bertingkah menyebalkan. Dia mengambil hadiahnya dengan cepat dan mengeluarkan isinya. Saat melihat isinya adalah angpau, dia mengerutkan kening dan berkata dengan jijik, "Uang Imlek hanya untuk anak kecil saja."     

Shen Xi memelototinya dengan ganas, merebutnya kembali, dan memeluknya seperti bayi, "Kamu cari mati!"     

Shen Feng memandangnya dan mencibir, "Malam-malam datang ke sini hanya untuk memberikan angpau saja, siapa sebenarnya orang yang kamu kenal itu!"     

Shen Xi menggertakkan giginya, "Ada apa denganmu, Shen Feng, dasar bajingan!"     

Apa yang salah dengan angpau? Walaupun itu hanya angpau, Shen Xi sudah sangat senang. Bukankah Imlek seharusnya memang mendapatkan angpau?     

Fu Qingxuan juga mengerutkan alisnya dan di dalam hatinya penuh keraguan. Cukup merepotkan jika harus mengirim seseorang hanya untuk memberikan hadiah pada saat hari pertama Imlek. Tidak mungkin isinya hanya angpau saja.     

Shen Feng memandang Shen Xi yang memegang angpau itu dengan sangat erat dan segera menyenggol Fu Qingxuan lalu bertanya kepadanya, "Sayang sekali! Menurutmu..."     

Sheng Feng belum selesai berbicara, namun Yun Jinping tiba-tiba menunjuk ke langit dengan terkejut, "Lihat ke sana, kembang api yang begitu indah berbentuk cakar kucing."     

Shen Xi menoleh ke atas dan melihat di langit yang jauh, jauh sekali, ada jejak kaki kucing yang mekar. Jejak kaki kucing itu semakin dekat dan ledakan kembang api menjadi semakin jelas.     

Cakar kecil gemuk membentuk kepala anak kucing yang lucu di udara. Ledakan terakhir membentuk tulisan, 'Selamat Tahun Baru Imlek.'     

Fu Qingxuan menyaksikan pertunjukan kembang api itu. Matanya sedalam kolam yang dingin dan tangan yang tergantung di sisinya perlahan mengencang. Dia tahu sejak awal bahwa tidak mungkin hanya ada angpau. Pasti pertunjukan kembang api itu sudah diatur.     

Shen Feng sangat senang. Ini adalah pertama kalinya dia melihat pertunjukan kembang api yang begitu menarik dan dia berteriak, "Desa kami baik sekali sampai mengatur pertunjukan kembang api yang begitu indah."     

Ini adalah pertama kali dalam hidupnya dia melihat pertunjukan kembang api seperti ini. Semuanya di luar jangkauannya, tetapi dia yakin ini pasti membutuhkan banyak usaha.     

Yun Jinping memandang suaminya dan berkata, "Siapa yang menyalakan kembang api ini? Indah sekali. Ini pertama kalinya aku melihat kembang api seperti ini dalam hidupku."     

Shen Changqing mengangguk dan berkata, "Perlu untuk menghitung lokasi awal munculnya kembang api dan memperkirakan waktu yang dibutuhkan kembang api untuk membentuk pola yang begitu akurat dan indah. Aku belum pernah mendengar bahwa ada pertunjukan kembang api di desa tahun ini!"     

Shen Changqing sendiri juga belum pernah melihat pola kembang api yang begitu rumit meski dalam perayaan pesta skala besar sekali pun.     

Shen Xi mengangkat kepalanya dan melihat ke langit. Matanya berkaca-kaca dan jantungnya terasa seperti akan melompat keluar dari dadanya. Ternyata ini adalah hadiah yang Li Yuan berikan padanya.     

Dia mengenali bentuk kepala anak kucing itu, persis seperti Si Permen Kecil.     

Shen Changqing berpikir sejenak dan bertanya, "Istriku, menurutmu kucing itu mirip dengan Si Permen Kecil?"     

Yun Jinping tersenyum, "Bukankah semua kucing terlihat sama? Di mana kamu melihat kemiripan kembang api itu dengan Si Permen Kecil? Sepertinya kamu hanya sedang merindukan Si Permen Kecil!"     

Du Juan dan Shen Changlin juga melihat kembang api seperti itu untuk pertama kalinya. Mereka menoleh untuk melihat putri mereka yang berdiri di pinggir. Tatapan mereka penuh dengan kasih dan mereka sudah mengambil keputusan tentang hal ini.      

Apapun yang terjadi, mereka harus menyembuhkan mata anaknya meski harus pergi ke Ibu Kota. Ke mana pun anaknya berada, mereka akan pergi ke sana. Entah itu tempat asing atau sudah kenal sebelumnya, mereka akan bekerja keras. Asalkan keluarga mereka bisa bersama-sama, itu yang lebih penting.     

Kembang api sudah menghilang di udara. Sedikit pun jejaknya tidak dapat ditemukan lagi. Orang-orang yang menonton kembang api masih menatap langit dan terus melamun.     

Shen Feng mengetuk kepala Shen Xi, "Jangan melihatnya saja, sudah selesai. Saatnya untuk kembang api kita."     

Setelah suasana di desa sunyi untuk beberapa saat, suara petasan mulai pecah kembali. Jelas, semua orang sama. Mereka terlalu asyik menonton pertunjukan kembang api barusan dan lupa menyalakan kembang api mereka sendiri.     

Malam ini Shen Xi tersenyum bahkan saat sedang tidur. Dalam mimpinya, dia memimpikan kakaknya dan memegang tangannya dengan berani. Saat bangun, dia dengan perasaan senang berguling-guling di tempat tidur.     

Di desa salju hanya turun sebentar dan di pagi hari salju telah mencair.     

Salju turun lebat di Ibu Kota hingga menutupi betis.     

Kun Lun keluar dengan selimut dan melihat ke arah pintu.     

Pria itu mengenakan jaket hitam dengan syal merah di lehernya. Dia menatap bait Imlek di gerbang rumahnya dengan tatapan lembut. Seolah bisa melihat orang yang paling dia cintai melalui bait Imlek itu.     

Dia berjalan mendekat, meletakkan selimut di pangkuannya, dan mengingatkan dengan hormat, "Bos, hari ini adalah hari pertama Imlek, kita harus kembali."     

Saat Nona Shen pergi, dia memasang bait Imlek di pintu rumah. Aku tahu itu pasti hasil karyanya.     

Setelah Bos menelepon Nona Shen kemarin, dia langsung datang ke sini. Sejak sampai, Bos sudah menatap bait Imlek ini untuk waktu yang lama.     

"Oke." Jawab Li Yuan. Matanya yang lembut seperti air akhirnya melirik ke arah pintu. Dia memutar kursi rodanya dan senyum di bibirnya tidak pernah hilang.     

Dia sangat menyukai hadiah yang diberikan Shen Xi padanya.     

Tapi dia tidak tahu apakah gadis kecilnya menyukai hadiah yang dia berikan atau tidak.     

Tadi malam, Shen Xi tidak berani mengirim pesan padanya karena takut mengganggu istirahatnya. Setelah bangun, dia segera mengambil ponsel dan bersiap untuk mengirim pesan. Tanpa diduga, Li Yuan sudah mengirim pesan lebih dulu.     

'Aku sangat menyukai hadiahnya.'     

Shen Xi dengan gembira berguling di kasurnya beberapa kali sebelum menjawab, 'Aku juga suka kembang api.'     

Li Yuan segera membalas lagi, 'Sudah bangun?'     

'Kenapa Kakak bangun pagi-pagi sekali?'     

'Hari ini sangat sibuk.'     

'Sudah makan belum?'     

'Belum, aku akan kembali ke rumah tua.'     

'Kompleks di seberang kompleks kita, tepatnya di sebelah halte bus, ada stan yang menjual kebab dan susu kedelai. Rasanya enak.'     

'Ya.'     

Shen Xi tertegun beberapa saat sambil terus melihat pesan dari pria itu.      

Shen Xi menepuk kepalanya dan tersenyum, Ah, Hari ini adalah hari pertama Imlek.     

Semua orang pulang untuk Imlek.     

Li Yuan mengirim pesan padanya lagi, 'Saat kamu pulang, aku akan mentraktirmu makan.'     

Shen Xi tersanjung, 'Benarkah? Jangan bohong.'     

'Tidak.'     

Dari saat dia menerima hadiah kemarin hingga hari ini, Shen Xi selalu gembira. Dia terlalu senang hingga melupakan kepergian Fu Qingxuan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.