Mengukir Takdir

Kamu Membenciku



Kamu Membenciku

0Yun Jinping sangat malu. Tetapi saat melihat tekad Fu Qingli yang kuat, dia hanya bisa pasrah dan membiarkan Fu Qingli mengikutinya.     

Dia sangat memahami putrinya. Sikap putrinya terlihat aneh saat bersama dengan Fu Qingli. Tampaknya ada sesuatu yang terjadi di antara mereka.     

Ini adalah pertama kalinya bagi Shen Xi pergi ke supermarket dengan Fu Qingli. Dengan penampilan dan aura Fu Qingli yang menawan, saat ia berjalan, semua orang menatapnya dan terpesona olehnya.     

Pada area keperluan sehari-hari, ada rak makanan ringan di kedua sisi. Sekarang pukul 5.30 sore dan sudah ada banyak orang.     

Shen Xi tahu pasti Fu Qingli punya maksud tertentu sehingga mengikutinya.      

Pria ini sepertinya ingin mengujiku, maka aku akan ikut bermain dengannya.     

Yun Jinping melihat putrinya membeli lebih banyak barang. Seolah-olah berniat untuk membeli semua snack yang ada di rak. Tapi yang tampak adalah Shen Xi seperti ingin melemparkan semua barang yang dia ambil ke arah Fu Qingli.     

Fu Qingli tidak menunjukkan reaksi apapun. Dia tetap tenang dan mengambil apa pun yang Shen Xi lemparkan. Pria sepertinya selalu menebarkan aura luar biasa ke mana pun dia pergi. Walaupun sambil membawa kantong plastik di kedua tangannya, dia tetap seperti dewa yang berkunjung ke dunia. Selalu tampak tidak sesuai dengan lingkungan di sekitarnya.     

Banyak pemilik stan makanan di luar supermarket mengenal Yun Jinping karena Yun Jinping sudah lama tinggal di sini dan selalu membeli barang dagangan mereka.     

"Ini menantumu?" Pemilik toko bunga yang berusia sekitar empat puluh tahun bertanya pada Yun Jinping.     

Pria ini tinggi dan tampan. Sekilas melihat saja sudah tahu bahwa dia berasal dari keluarga yang hebat. Tangannya penuh dengan kantong plastik. Semua jenis makanan dan seikat bunga dijejalkan ke dalam pelukannya oleh gadis itu.     

Dia hanya berdiri di sana, tapi orang-orang tidak bisa mengalihkan pandangan darinya. Dia sangat tampan, seperti keluar dari lukisan.     

Yun Jinping mengambil kembalian uangnya dan berkata dengan hangat, "Bukan."     

Mana berani dia memaksa anaknya untuk menjadi bagian dari Keluarga Fu. Putrinya masih muda dan belum cukup umur untuk berpacaran.     

Tapi dia juga merasa putrinya memperlakukan Fu Qingli berbeda dari yang lain. Yun Jiping tahu bahwa Shen Xi memiliki prasangka buruk terhadap Fu Qingli dan sengaja mempermalukannya.     

Pemilik toko bunga tersenyum dan segera paham, "Sulit untuk menemukan pria yang tampan dan baik hati! Aku pikir dia cukup baik dan sangat cocok dengan putrimu."     

Yun Jinping berdeham pelan, "Jangan bicara omong kosong, putriku belum dewasa!"     

"Kenapa menurutmu aku bicara omong kosong, pria yang baik harus dicari sesegera mungkin. Toh, putrimu nanti juga akan menjadi dewasa." Pemilik toko bunga memberinya nasihat seolah-olah pernah mengalaminya.     

Yun Jinping sedikit tersinggung dengan apa yang dia katakan.     

Setelah melihat bahwa Yun Jinping akan marah, pemilik toko bunga dengan cepat mengubah topik pembicaraan, "Putrimu sudah pergi."     

Sebenarnya kata-kataku tidak ada yang salah. Kebanyakan orang pasti menginginkan pria tampan seperti itu. Kenapa Yun Jinping malah merasa tidak bahagia?     

Saat seorang anak perempuan tumbuh dewasa, pasti ingin menikah. Orang tua mana yang tidak ingin anak perempuannya menikah dengan pria dengan latar belakang keluarga yang baik.     

Sepanjang perjalanan, Fu Qingli terlihat sangat menawan. Tubuhnya tinggi dan tegap. Wajahnya tampan dipadukan dengan jas yang ia kenakan. Kesan yang penuh dengan kemewahan, bahkan kantong plastik di tangannya tampak berkilauan.     

Shen Xi makan manisan dan meliriknya dari sudut matanya. Sampai sekarang ia masih tidak bisa menebak apa yang ingin dia lakukan hingga harus ikut pergi berbelanja dengan mereka di supermarket.     

Fu Qingli berjalan di belakangnya seperti ajudannya.     

Shen Xi mengikat rambut panjangnya menjadi gelungan bola dan berjalan dengan zig zag. Saat bergoyang, kepalanya juga bergoyang, seperti penguin kecil.     

"Hei, apakah kamu bisa makan ini?" Shen Xi menoleh dan bertanya padanya sambil menunjuk ke arah penjual sayur rebus di samping mereka.     

Fu Qingli meliriknya, tidak tahu apa yang mereka jual.     

Shen Xi berjalan mendekat, "Paman, aku mau dua kaki babi, satu kaki tanpa tulang, dan beri aku setengah porsi kaki ayam tanpa tulang. Terima kasih."     

Fu Qingli melirik benda-benda di tangannya dan kemudian menatapnya. Shen Xi menggigit manisan labu dan menghadap ke arahnya. Pipinya yang putih dan lembut menggelembung seperti hamster kecil.     

Shen Xi dengan senang hati memakan manisan di mulutnya, lalu melemparkan tongkat bambu langsung ke tempat sampah. Dia kemudian melirik semua kantong plastik di tangan Fu Qingli dan menatapnya. Shen Xi terlihat berpikir sejenak, akhirnya memakai sarung tangan untuk mulai makan kaki ayam tanpa tulangnya.     

Fu Qingli mengerutkan alis.     

Kebiasaan macam apa ini, Shen Xi makan di sepanjang jalan dan makan banyak sekali.     

Shen Xi berjalan sambil terus membeli banyak makanan. Untuk tiba di pintu masuk supermarket saja membutuhkan waktu lebih dari sepuluh menit.     

Shen Xi melepas sarung tangan dan membuangnya, lalu melirik Fu Qingli, "Pergi ke sana untuk menyimpan barang-barangnya!"     

Fu Qingli tertegun.     

Yun Jinping tidak tahan lagi, "Tuan Fu, aku akan melakukannya, beri padaku semuanya!"     

Fu Qingli melirik gadis kecil sombong di seberangnya dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Bibi, tunggu di sini, aku akan pergi bersamanya."     

Shen Xi menunjuk ke suatu tempat, "Lewat sini."     

Yun Jinping menyaksikan keduanya berjalan beriringan dengan tatapan bingung. Putrinya bukanlah anak yang tidak patuh dan selalu sopan kepada orang lain, tapi dia merasa hari ini Shen Xi begitu aneh.     

Shen Xi telah membeli begitu banyak barang. Dia membuka dua kotak loker dan kesusahan meletakkan makanannya di loker yang berada di atas.     

Kantong di tangannya tiba-tiba direbut oleh seseorang. Shen Xi mengangkat kepalanya dan bertemu dengan rahang pria itu. Matanya tiba-tiba suram dan suaranya sangat dingin, "Tuan Fu, kamu membenciku."      

Ini bukan pertanyaan, tapi pernyataan.     

Fu Qingli tidak menyangka Shen Xi berbicara langsung pada intinya. Tangan yang meletakkan kantong itu berhenti sejenak, begitu juga jantungnya yang ikut berhenti sejenak.      

Membencinya? Apakah aku membencinya?     

Shen Xi langsung ke intinya dan segera mencibir, "Katakan saja dengan jujur, apa yang ingin kamu lakukan?"     

Fu Qingli tidak tahu sebenarnya apa yang dia sendiri inginkan dan bingung kenapa sampai mengikutinya ke sini. Setelah memikirkannya, dia menundukkan kepalanya dan tatapan matanya sangat dingin, "Aku ingin tahu, bagaimana Nona Shen menipu kedua adikku?"     

"Tentu saja aku pintar, imut, baik, dan murah hati." Shen Xi menutup mulutnya yang sedang tersenyum liar, "Jadi jangan coba-coba mengujiku. Hati-hati saja. Sama seperti adikmu, kamu bisa-bisa terobsesi denganku."     

Fu Qingli mencibir, auranya terlihat mematikan, "Kamu bisa membuatku terobsesi padamu?"     

Shen Xi berhenti tertawa, raut wajahnya sangat dingin, dan segera menyindir, "Tuan Fu meremehkanku? Atau terlalu memandang rendah adik-adikmu? Aku wanita yang licik yang dapat menipu orang."     

Bukankah itu yang dia pikirkan dalam hatinya? Dia pikir Shen Xi adalah wanita licik dan sengaja menggoda dua adiknya, jadi dia perlu datang untuk melihat orang seperti apa Shen Xi itu.     

"Nona Shen terlalu percaya diri." Ini adalah pertama kalinya Fu Qingli bertemu wanita yang memuji dirinya sendiri, terutama di depannya. Dengan beraninya bersikap begitu sombong.     

"Memang begitu, aku selalu sangat percaya diri." Shen Xi tersenyum, tetapi tidak ada senyum di matanya. Auranya tidak kalah dari Fu Qingli, "Jika kamu tidak percaya padaku, pergilah dan tanya kedua adikmu. Fu Qingye memaksaku menjadi penata riasnya. Fu Qingxuan bersikeras untuk pulang bersamaku demi merayakan Imlek bersama."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.