Mengukir Takdir

Semalam Tidak Bisa Tidur



Semalam Tidak Bisa Tidur

0Li Yuan menggelengkan kepalanya dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Kirim saja seseorang untuk mengawasi mereka."     

Gadis kecil itu belum cukup puas. Semua yang akan terjadi pada Keluarga Su bergantung pada apa pun keputusan gadis kecil itu.     

Shen Xi kembali ke rumah dengan membawa Si Permen Kecil.     

Shen Changqing keluar dari dapur sambil membawa sayuran kemudian bertanya padanya, "Bagaimana bisa kucing ini sampai ke tetangga sebelah?"     

Shen Xi tersenyum dan menepuk kepala kucing itu, "Kucing ini punya kaki yang panjang. Ayah tanyakan saja padanya."     

Tidak perlu ditanyakan lagi. Ini pasti karena aku dan Ibu pergi, jadi tidak ada yang bermain dengannya. Kemudian saat mendengar Kakak pulang, dia berlari ke rumah sebelah dan Kakak mengambilnya.     

"Hati-hati saat mau keluar. Segera tutup pintunya, jangan sampai kucing ini lari." Shen Changqing kembali merasakan firasat aneh.     

Kucing ini baru berusia dua bulan. Dengan tubuh kecilnya ini, mana mungkin bisa memanjat dinding. Ah, mungkin karena ada tangga. Kucing bukan hewan biasa. Mereka ini pintar dan lincah!     

Si Permen Kecil sekarang sudah jauh lebih besar dibanding ketika pertama kali datang. Luka-lukanya sudah lama sembuh dan bisa berlari bolak-balik dari lantai atas ke bawah.     

Sebelum Imlek, kucing ini mau tidur di kandangnya dengan patuh.     

Entah apa yang terjadi, selama dua hari ini Si Permen Kecil tidak mau tidur di kandang dan hanya mau tidur di kamar Shen Xi. Benar-benar tidak mau pergi. Ketika mencoba memasukkannya ke dalam kandang kucing, beberapa saat kemudian kucing ini berjalan lagi, mencakar-cakar pintu, dan mengeong dengan keras.     

"Kamu mau pergi atau tidak?" Shen Xi berbaring di tempat tidur dan menatapnya dengan kejam.     

Si Permen Kecil berbaring tanpa rasa takut, berguling-guling, dan mengeong lembut.     

Shen Xi tercengang olehnya dan membungkuk untuk meletakkan kucing itu di sampingnya, "Baiklah, kamu menang."     

Cakar mungil Si Permen Kecil terlihat. Matanya menyipit dan kucing itu mulai mendengkur dengan pelan.     

Setelah Shen Xi menggodanya, dia mengirim pesan ke Li Yuan. Kepalanya bersandar di lututnya, 'Kakak, apakah kamu tidur dengan Si Permen Kecil?'     

Ketika Li Yuan mendengar ponselnya berdering, dia segera mengambilnya dengan senyum merekah. Sorot matanya lembut saat membalas pesan Shen Xi, 'Hmm.'     

'Kucing ini terus berada di ranjangku, apa harus kukirim ke rumahmu agar tidur denganmu saja?'     

'Mungkin dia takut setelah kamu menitipkannya ke orang lain selama beberapa hari. Ketika aku mengambilnya, kucing ini menempel ke mana pun aku pergi dan harus tidur di tempat tidurku pada malam hari.'     

'Bukankah hanya dua hari? Kenapa bisa sampai seperti itu?'     

'Hewan kecil itu sangat pintar. Walau hanya dititipkan selama dua hari, dia sudah berpikir bahwa kita tidak menginginkannya lagi. Mungkin dia masih dihantui rasa cemas.'     

Shen Xi melirik kucing itu sambil mengayunkan kakinya. Dia memegang ponselnya dan tertawa sambil berguling-guling di tempat tidur seperti orang bodoh.     

Eh, eh, Si Permen Kecil tidur dengan Kakak kemudian tidur denganku. Kalau begini, sama saja aku telah tidur bersama Kakak!     

Tiba-tiba ponsel Shen Xi berdering lagi dan satu pesan muncul. 'Apa kamu sudah tidur?'     

Shen Xi merasa sangat senang dalam hatinya lalu memegang ponselnya. 'Aku tidak bisa tidur.'     

Aku ingin mencium dan memelukmu!     

Setelah beberapa saat, sebuah pesan suara masuk. Suara pria itu terdengar dingin, tetapi juga sangat seksi, 'Apakah kamu ingin mendengar cerita atau lagu pengantar tidur?'     

Jantung Shen Xi berdetak kencang dan dia juga mengirim pesan suara, 'Dua-duanya boleh.'     

'Aku tidak pandai bercerita, aku akan nyanyikan lagu pengantar tidur saja!'     

Shen Xi melihat ada panggilan suara masuk dari Li Yuan. Kebahagiaan meluap di hatinya dan setelah mengambil napas beberapa kali, dia menekan tombol angkat dengan wajah serius, "Aku tidak akan bisa tidur jika Kakak bernyanyi dengan buruk."     

Li Yuan tersenyum, "Kamu pasti akan baik-baik saja."     

Shen Xi berbaring sambil mendengarkan suara lembut yang tampaknya memiliki kekuatan magis. Jantungnya yang berdebar perlahan menjadi tenang mengikuti setiap nada yang terdengar.     

Ya Tuhan, suara Kakak sangat bagus. Semoga saja setiap hari aku bisa mendengarkan suara ini di masa depan.     

Shen Xi kegirangan dan segera menutupi wajahnya. Dia tidak berani memikirkannya. Itu terlalu menggairahkan dan benar-benar membuatnya tidak tahan!     

Si Permen Kecil memperhatikannya berguling-guling di tempat tidur dengan heran. Dia memiringkan kepala kecilnya dan masuk ke dalam pelukan Shen Xi.     

Setelah beberapa saat, Li Yuan mendengar suara dengkuran kecil, dan memanggil dengan lembut, "Shen Xi, apakah kamu tidur?"     

Tidak ada jawaban. Gadis kecil itu jelas tertidur.     

Shen Xi tertidur sampai tengah malam. Tiba-tiba dia dibangunkan oleh erangan rasa sakit yang keras. Dia terkejut dan menoleh untuk menemukan sumber suara.     

Di sebelahnya, ponselnya masih menyala dalam keadaan panggilan yang masih terhubung. Suara itu jelas datang dari ponselnya.     

Shen Xi menutup mulutnya dan tidak berani mengatakan sepatah kata pun karena takut didengar oleh Li Yuan. Dia hanya mendengar napas berat dari pria itu. Suaranya jelas menggambarkan perasaan depresi dan rasa sakit yang menghancurkan hatinya hingga berkeping-keping.     

Shen Xi tidak bisa membayangkan rasa sakit seperti apa yang Li Yuan alami saat ini yang membuatnya menangis kesakitan. Entah itu kram, kejang, atau alasan lain.     

Tidak lama kemudian, suara Kun Lun terdengar sangat tenang di sisinya. Kemungkinan dia sudah terbiasa karena ini terjadi setiap malam.     

Saat berikutnya, panggilan itu tiba-tiba terputus.     

Kepala Li Yuan dipenuhi keringat dingin dan mengangkat ponselnya dengan tangan gemetar. Wajahnya sangat pucat.     

Apakah gadis kecil itu mendengar suaraku? Apakah dia mendengarnya?     

Dia sudah tertidur saat ini, seharusnya tidak mendengarku!     

Bagaimana aku bisa lupa? Bagaimana aku bisa tertidur saat mendengarkan napas gadis kecil itu?     

"Bos." Kun Lun masuk dan menyerahkan handuk panas kepadanya, "Anda bersih-bersih dulu, lalu mandi setelah ini."     

Li Yuan sekarang berkeringat dingin dan harus menunggu keringatnya kering sebelum mandi. Kalau tidak, dia akan mudah masuk angin.     

Sejak Bos patah kaki, dia mengalami kejang saraf refleks hampir setiap malam. Dia kesulitan tidur dan beberapa kali terbangun karena tidak bisa menahan rasa sakit.     

Li Yuan tiba-tiba mengangkat kepalanya dan menghela nafas dalam-dalam. Kemudian bertanya seolah-olah pada Kun Lun, sekaligus pada dirinya sendiri, "Dia tidak mendengarnya, kan!"     

Kun Lun tahu bahwa bosnya menelepon Shen Xi sebelum tidur. Dia lalu memandang pria yang sedang merasa tertekan dan merasa bersalah itu kemudian segera menghiburnya, "Saat ini adalah waktu terbaik bagi orang untuk tidur dan orang yang sedang tidur nyenyak tidak akan bangun, bahkan jika ada kereta lewat. Ya, Nona Shen sudah belajar dengan sangat keras dan kelelahan, dia pasti tidur sangat nyenyak."     

Nona Shen yang sedang tidur sangat nyenyak sambil memeluk selimut dengan erat itu pada kenyataannya sedang gemetar tak terkendali. Air matanya jatuh setetes demi setetes dan terisak dengan keras.     

Si Permen Kecil ikut terbangun dan tidak tahu apa yang terjadi, jadi dia hanya bisa mencoba menghiburnya dengan caranya sendiri yaitu dengan menggosokkan kepala kecilnya ke wajah Shen Xi dan menjulurkan lidahnya untuk menjilat air mata yang terjatuh.     

Jantung Shen Xi berdebar kencang. Untuk sesaat, dia sangat ingin berlari ke arah Li Yuan.     

Dia sudah bertekad untuk mencari Kun Lun besok dan mencari tahu apa yang terjadi dengan kaki Li Yuan. Shen Xi penasaran apakah memang penyakitnya tidak ada obatnya atau apakah Li Yuan sendiri yang tidak kooperatif dengan perawatannya.     

Shen Xi terjaga sepanjang malam.     

Li Yuan duduk di kursi roda dan melihat ke arah dinding melalui jendela kamarnya. Tatapannya rumit dan hanya duduk terdiam sampai fajar.     

Mata Shen Xi sedikit bengkak dan tidak berani bertemu dengan Li Yuan. Dia mengirim pesan yang mengatakan bahwa ayahnya akan mengantar dirinya ke sekolah dan segera berlari keluar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.