Mengukir Takdir

Ulang Tahun



Ulang Tahun

0Pei Xu mengira dia akan menanyakan sesuatu dan menatapnya dengan malas, "Dia bilang nomormu tidak aktif."     

Shen Xi mengambil ponselnya dan pergi ke tempat yang lebih tenang. Dia berdiri di jendela sambil melihat lampu-lampu yang gemerlap di luar, "Halo."     

Fu Qingxuan segera menjawab, "Berkas yang kamu berikan padaku adalah milik Li Yuan."     

Shen Xi sedikit mengerutkan alisnya, "Apakah ada masalah?"     

"Tidak ada masalah dengan berkasnya, tapi ada masalah dengan orang lain. Kakak tidak mengizinkan aku berurusan dengannya. Jika dia tahu, aku akan mati."     

"Bukankah Kakak Kedua mengenalnya?"     

"Lalu kenapa jika saling mengenal? Memangnya mereka tidak bisa menjadi musuh setelah saling mengenal? Kakak Tertua menderita karenanya. Bagaimanapun, aku tidak bisa menerimanya."     

Hubungan antara Kakak Kedua dan Li Yuan hanya sebatas saling mengenal. Beberapa kali mereka bekerja sama dan bertemu, tetapi mereka belum tentu berteman.     

"Apakah tidak ada ruang untuk negosiasi?"     

Sebelumnya, Shen Xi telah berurusan dengan masalah kaki Li Yuan selama beberapa hari. Baru-baru ini, Situ Changyou juga memberi Li Yuan serangkaian pemeriksaan terperinci.     

Shen Xi kemudian mengirim data pemeriksaan itu beserta berbagai sampel ke Fu Qingxuan. Dia sampai memohon pada Fu Qingxuan untuk meninjau ulang apakah ada rencana perawatan yang lebih baik atau tidak.     

Shen Xi bisa membantu dengan akupunktur dan pijat disertai dengan obat-obatan, tetapi dia harus menunggu sampai kondisi fisik dan kondisi kakinya lebih baik sebelum menerapkannya.     

Adapun efeknya, dia belum yakin, jadi dia hanya bisa melakukan upaya pemeriksaan sedikit demi sedikit. Perawatan penyakit kaki Li Yuan sudah terlalu terlambat dan efek pengobatannya akan sangat berkurang.     

Fu Qingxuan bertanya dengan nada menyelidik, "Kalau begitu katakan padaku dulu, apa hubunganmu dengannya? Kenapa kamu ingin membantunya menyembuhkan kakinya."     

"Dia adalah penyelamatku. Jika kamu bingung, kirim kembali semua berkas itu kepadaku!"     

Fu Qingxuan berhenti sejenak sebelum berkata, "Aku dapat membantu memeriksanya, tetapi kamu harus menjanjikan aku sebuah permintaan."     

"Katakan saja!"     

"Kamu jadi asistenku selama liburan musim panas."     

"Oke."     

Fu Qingxuan tidak berharap dia setuju dengan sangat cepat demi Li Yuan dan merasa sedikit perasaan janggal di hatinya, tetapi dia sudah sangat senang jika Shen Xi setuju membantunya, "Kamu jangan menyesal, tanggung jawabnya sangat berat karena aku sudah mau membantumu."     

"Aku tidak akan menyesalinya."     

"Kalau begitu aku akan mengorbankan hidupku untuk mengobati pria itu."     

"Terima kasih."     

Saat Shen Xi kembali ke ruangan, Song Wenye segera menyeretnya untuk menyanyikan sebuah lagu cinta.     

Pei Xu duduk di sofa, dengan kaki panjangnya di atas meja. Jari-jarinya mengetuk meja dan melirik Shen Xi yang sedang bernyanyi dengan tatapan mata yang dalam.     

Li Yuan.     

Kepala Keluarga Li.     

Berapa banyak orang penting yang terhubung dengannya dan kenapa dia memiliki hubungan dengan Li Yuan? Dari telepon dengan Fu Qingxuan tadi, aku mendengar nama Li Yuan.     

Dalam benak Pei Xu, Li Yuan bukan orang baik. Dapat dikatakan bahwa dia adalah jelmaan iblis. Tidak ada seorang pun di Ibu Kota yang tidak takut padanya.     

Pei Xu belum pernah bertemu langsung dengannya, tetapi telah bertemu dengan salah satu asistennya yang bernama Xuan Yuan beberapa waktu lalu. Setelah itu, dia sangat ingin merekrutnya untuk dirinya sendiri.     

Song Wenye menghampirinya untuk minum air.     

Pei Xu menahannya dan bertanya, "Kamu pernah bertemu dengan Ayah Si Permen Kecil? Tahukah kamu siapa nama aslinya?"     

Song Wenye menggelengkan kepalanya. Matanya tiba-tiba menyala dan duduk di sampingnya, "Kamu tahu?"     

Pei Xu menatapnya dengan kesal, "Aku tanya padamu!"     

Jika aku tahu, aku tidak akan bertanya pada gadis menyebalkan ini.     

Saat Song Wenye pertama kali melihat Ayah Si Permen Kecil, dia sangat bahagia dan bahkan berteriak dengan sangat bersemangat mengatakan bahwa dia sangat tampan.     

Kenyataannya, dia tidak berani melihatnya dengan jelas dan hanya meliriknya.     

Song Wenye menatap Pei Xu dengan kesal kemudian berlari sambil menyanyikan lagu cinta bersama Shen Xi. Dia juga ingin tahu nama Ayah Si Permen Kecil, tetapi Shen Xi tidak mengatakan apa pun.     

Setelah hari itu, ketika berada di kelas, Shen Xi jauh lebih sering tersenyum di wajahnya. Perubahan ini tentu membuat sekelompok orang menjadi gila karena Shen Xi akhirnya tersenyum pada mereka.     

Hari dimana Qi Xiu merilis album, 18 Maret, adalah hari Minggu.     

Sedangkan Ulang tahun Li Yuan adalah 15 Maret dan jatuh pada hari Kamis.     

Pagi ini, Shen Xi membeli beberapa permen dan membagikannya ke setiap anggota kelas internasional dan menyisakan bagian untuk Li Yuan.     

Permen buah bercampur dengan permen kertas warna-warni terlihat sangat mempesona, indah, dan meriah.     

Song Wenye memandangnya memegang permen buah sambil membuat kerajinan tangan, kemudian bertanya kepadanya, "Apakah kamu sudah benar-benar serius dengan Ayah Si Permen Kecil? Bukannya ini sama saja seperti permen pernikahan?"     

Shen Xi melakukan pekerjaan tangannya dengan serius dan menjawab dengan sederhana, "Tidak."     

Song Wenye tidak percaya padanya. Saat melihat Shen Xi dari tadi sangat fokus membentuk permen-permen itu menjadi menyerupai kalung, itu bahkan lebih aneh, "Lalu kamu akan memberikan ini pada siapa? Kamu tidak punya anak kecil di rumah!"     

Shen Xi menyipitkan matanya dengan jijik, "Kembalilah ke tempat dudukmu."     

Kerajinan tangan ini tentu saja itu adalah hadiah ulang tahun untuk Kakak. Siapa yang mengatakan bahwa hanya anak-anak yang bisa makan permen, bahkan tidak semua anak-anak suka makan permen.     

Setelah jam pelajaran, Song Wenye menghampiri Shen Xi lagi dan melihat kalung dari permen buah yang indah, matanya berbinar, "Ya Tuhan, ada sihir macam apa di tanganmu ini? Kenapa setiap buatanmu begitu cantik? Indah seperti dirimu."     

Shen Xi menepuk tangan Song Wenye dan memperingatkannya, "Jangan sentuh."     

Song Wenye sepertinya memahami sesuatu dan mendekati wajahnya dengan ekspresi ambigu, "Aku tahu, ini untuk Ayah Si Permen Kecil? Ayah Si Permen Kecil suka permen?"     

Mereka manis sekali!     

Aku sudah bisa membayangkan adegan ketika dua orang rupawan saling menyuapkan permen, benar-benar pemandangan yang sangat manis dan serasi sekali!     

Semua orang di kelas tahu bahwa Shen Xi memiliki seseorang yang dia sukai. Ketika Song Wenye mulai sering menyebut Ayah Si Permen Kecil, mereka mengikutinya. Saat mereka mendengar kata-kata itu, mereka semua berkumpul dan segera bergosip.      

Semuanya tahu bahwa ketika Shen Xi pertama kali menolak orang, dia berkata bahwa dia memiliki seseorang yang dia sukai. Pada awalnya mereka mengira Shen Xi hanya membuat alasan untuk menolak orang itu.     

Baru kemudian mengetahui bahwa memang ada seorang pria dengan julukan 'Ayah Si Permen Kecil' itu. Tidak ada yang tahu siapa Ayah Si Permen Kecil itu dan hanya mendengar dari deskripsi yang diberikan Song Wenye bahwa penampilan dan auranya yang mencengangkan.     

Shen Xi memandang orang-orang di sekitarnya lalu segera menjangkau Song Wenye, "Bawakan aku pedang dengan panjang lima puluh meter."     

Orang-orang yang berkerumun itu menghilang dalam sekejap mata, lalu segera melanjutkan apa yang mereka lakukan tadi.     

Pada sore hari, Shen Xi menyelinap pergi setelah kelas kedua dan pergi ke toko kue untuk membuat kue. Sayangnya, dia melewatkan proses pemanggangan kuenya.     

Kecuali bagian dalamnya, dia mengerjakan sisanya sendiri hingga membuat fondant.     

Staf toko kue memandangnya seolah-olah Shen Xi sedang menampilkan sebuah pertunjukan sulap. Dia menyelesaikan kue yang indah seperti buatan seorang ahli dalam waktu satu jam. Kue itu membuat semua orang enggan berpaling saat menatapnya.     

Kue itu seperti lukisan 3D yang halus, teliti, dan sempurna.     

Semuanya terlihat lucu dan imut. Matahari bersinar di sebuah ruangan melalui jendela dan pria tampan sedang duduk di sofa membaca buku.     

Di belakang pria itu, seorang gadis imut dan anak kucing imut sedang bermain di karpet.     

Setelah mengambil kue, Shen Xi pergi ke toko pakaian dalam di sebelah dan membeli satu setel pakaian dalam pria berwarna merah, kaus kaki, dan pakaian dalam yang terlihat sangat intim.     

Tahun ini adalah ulang tahun kakak yang ke 24, menurut budaya Hua Xia, dia harus memakai baju merah untuk mengusir bencana dan mengusir roh jahat.     

Shen Xi sebenarnya tidak tahu ukurannya. Ketika petugas bertanya, dia langsung menyebutkan ukuran terbesar yang menyebabkan petugas wanita itu terus meliriknya, bahkan memikirkan hal aneh di kepalanya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.