Mengukir Takdir

Permenmu



Permenmu

0Shen Xi mendorong kursi roda dan pergi ke ruang ganti untuk mengambil jaket agar bisa Li Yuan pakai. Dia melipat selimut tipisnya dan meletakkan selimut itu di atas pangkuannya, kemudian berjongkok di depannya, "Kakak, regangkan tanganmu."     

Li Yuan merentangkan tangannya dan menatapnya dengan lembut.     

Shen Xi mengeluarkan dua kancing manset seperti pemain sulap. Dia menggenggam salah satu tangan Li Yuan, membuka kancing lengannya, dan berkata sambil tersenyum, "Hadiah ulang tahun untukmu."     

Li Yuan mengangkat alisnya dan menatap mata indah gadis kecil itu sambil memperhatikannya bertindak dengan sangat hati-hati dan lembut untuk membantunya mengenakan kancing manset itu. Hatinya menjadi terharu dan perasaan hangat memenuhi dadanya lalu menyebar ke seluruh tubuh.     

Kancing manset itu cantik dan desainnya sangat unik. Pinggirannya dihiasi dengan zamrud dan desainnya terlihat sangat khas buatan tangan Shen Xi.     

Shen Xi selesai memasangkannya dan berkata, "Permata ini adalah zamrud yang aku buka ketika aku pergi ke toko perhiasan dengan Shen Feng. Bukankah itu indah?"     

Li Yuan mengangguk dan berkata, "Memang indah."     

Shen Xi memintanya untuk meluruskan lengannya. Dia melihat ke sisi kiri dan kanan. DIa terlihat sangat puas. Dia menyentuh kotak kecil di sakunya dengan tangan kecilnya. Hatinya merasa masih ragu-ragu, jadi dia masih tidak berani mengeluarkannya.     

Shen Xi juga mendesain sepasang anting-anting untuk dirinya sendiri. Sehingga, kancing manset dan anting-antingnya akan menjadi satu pasang. Dia merasa tidak boleh memakainya sekarang agar tidak membuat mereka menjadi canggung.     

Namun suatu hari, dia pasti akan meminta Li Yuan memakaikan anting itu di telinganya.     

Cuacanya sangat bagus dan keduanya menyaksikan bintang-bintang bersama. Shen Xi memindahkan kursi menjadi lebih dekat di sampingnya. Dia melirik Li Yuan dengan tenang dan menarik sebuah dari kalung di lehernya.     

Li Yuan bergerak dengan cepat untuk meraih pergelangan tangan gadis kecil itu dengan tangannya. Dia mengepalkan tangannya dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Lepaskan."     

Shen Xi merasa sedih dan ingin menangis. Dia menatapnya dengan tatapan menuduh, "Pelit, aku ingin makan satu saja."     

Li Yuan menepuk tangan gadis kecil itu lagi, "Lepaskan."     

Shen Xi benar-benar akan menangis. Sekarang, dia menggigit bibirnya dengan sedih dan terpaksa melepaskan permen itu. Dia hanya bisa menyaksikan pria itu mengambil permennya dengan marah dan berniat mengabaikannya.     

Aku yang memberi permen itu, jadi kenapa tidak boleh makan satu saja. Saat membuatnya aku bermaksud untuk bisa dimakan bersama, dasar pria pelit!     

Li Yuan dengan hati-hati membuka bungkus permen, mengeluarkan permen buah rasa jeruk dengan jari-jarinya yang panjang, dan mengarahkannya ke mulut Shen Xi dengan kebahagian yang jelas pada suaranya, "Permen untukmu."     

Shen Xi memandangi jari-jari ramping pria itu dan mengerucutkan bibirnya sejenak, tetapi pada akhirnya dia menggigit permen itu dengan patuh. Secara tidak sengaja, bibirnya menyentuh jari pria itu.     

Li Yuan tiba-tiba tertegun. Saat menarik tangannya, masih terasa sentuhan lembut bibir gadis kecil itu di ujung jarinya dan napasnya terhenti untuk sementara waktu.     

Gadis kecil itu menoleh dan memperingatkannya dengan sungguh-sungguh, "Itu permenku."     

Li Yuan tersenyum, "Kamu telah memberikannya kepadaku, ini permenku."     

"Itu permen yang kuberikan padamu juga!"     

"Ini permenku!"     

"Aku memberikannya padamu!"     

"Apakah itu permenmu?"     

"Ini permenmu!"     

Li Yuan terkekeh pelan saat melihat tingkah konyol gadis kecil itu. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengulurkan tangan dan menepuk kepala kecilnya yang lembut, "Kamu benar, ini permenku."     

"Kamu menjebakku!" Shen Xi segera bereaksi setelah menyadarinya.     

Li Yuan menatapnya dan tersenyum, "Kamu bilang itu permenku."     

Shen Xi bergumam, "Gadis yang baik tidak berkelahi dengan seorang pria, itu milikmu, itu milikmu!"     

Li Yuan menatapnya dengan lembut. Senyum yang hangat menembus ke dadanya. Sesaat kemudian dia mengangguk dan menghela napas dengan suara rendah, "Ini semua milikku."     

Permen itu milikku.     

Kamu juga milikku.     

Shen Xi tidak mengerti permainan kata-katanya dan tertawa bersamanya. Manisnya permen tidak sebanding dengan rasa manis di hatinya, "Baiklah, kamu yang berulang tahun hari ini. Aku tidak akan bertengkar denganmu. Aku akan membuat seratus lagi untukmu besok."     

Li Yuan bertanya padanya, "Kamu memberiku ini untuk aku jadikan makanan pokok?"     

"Memangnya tidak boleh menggunakannya untuk pengganti nasi?" Shen Xi menatapnya dengan mata besar. Saat Li Yuan lengah, Shen Xi mengambil satu permen lagi.     

Li Yuan memprotes, "Permenku!"     

Shen Xi membuka bungkus permen, berpura-pura memasukkannya ke dalam mulutnya, dan tiba-tiba menunjuk ke langit, "Kakakku, lihat, ada meteor!"     

Begitu Li Yuan mengangkat kepalanya, dia merasakan gadis kecil itu berdiri dan memasukkan permen ke dalam mulutnya dengan kecepatan kilat. Perasaan manis menyebar di ujung lidahnya diikuti dengan sentuhan ujung jari yang sedikit dingin di bibirnya.     

Li Yuan mengerutkan kening. Pada saat itu, dia melihat mata gadis kecil itu berbinar penuh kebanggaan.     

Gadis kecil itu tertawa gembira, "Ini permenmu!"     

Keduanya duduk berdampingan, Si Permen Kecil mengantuk dan tertidur di pangkuan Li Yuan. Sangat tenang dan hangat.     

Dalam enam bulan terakhir, Shen Xi tidak pernah sebahagia sekarang, dia merasa dirinya ringan dan lapang seolah-olah dia mengambang di awan.     

Suara mobil terdengar dari rumah sebelah dan setelah beberapa saat, ponsel Shen Xi berdering.     

Shen Xi mengeluarkan ponselnya dan berbohong tanpa ragu, "Ayah, ketika aku membuang sampah, Si Permen Kecil melarikan diri. Aku baru saja menangkapnya dan aku akan segera pulang."     

Saat mengetahui bahwa gadis kecil itu akan pergi, Li Yuan merasakan sedikit kekecewaan di hatinya. Kehangatan ini seolah-olah telah mengakar di hatinya dan akhirnya dia berkata, "Cepat pulang, jangan biarkan orang tuamu khawatir."     

Shen Xi mengangkat Si Permen Kecil dan melambai padanya dengan enggan, "Kakak, kalau begitu aku pergi dulu."     

Li Yuan mengantarkannya ke gerbang dan memperhatikan gadis kecil itu memasuki rumahnya. Setelah pintu tertutup, Li Yuan masih terdiam di sana untuk waktu yang lama. Setelah beberapa menit berlalu, dia berbalik untuk pergi.     

Saat Shen Xi kembali ke rumah, dia tiba-tiba teringat bahwa masih ada hadiah yang harus diberikan. Pakaian yang telah dia beli masih ada di rumah!     

Saat Yun Jinping dan Shen Changqing tidak memperhatikan, Shen Xi menaiki tangga sambil membawa barang-barang itu lalu menaruhnya di keranjang bersama sebuah catatan untuk Kun Lun, 'Berikan ini ke Kakak.'      

Kun Lun baru saja kembali dari mengantarkan kue. Saat menerima pesan itu, dia segera mengambilnya dan mengantarnya ke ruang kerja, "Bos, hadiah lain dari Nona Shen."     

Li Yuan sedang melihat kancing manset dan mengagumi kalung permennya, lalu dia mendengar suara Kun Lun, "Masuk!"     

Berapa banyak hadiah yang disiapkan gadis kecil itu untukku? Sudah memberikan kue, mengadakan kejutan, dan memberikan kado. Kenapa masih ada kado ulang tahun yang lain?     

Saat hadiah itu dibawa masuk, ekspresi di mata Li Yuan berubah dan rona merah yang mencurigakan muncul di wajahnya. Saat melihat Kun Lun tersenyum, dia segera berteriak, "Pergi!"     

Kun Lun tidak bisa menahannya lagi. Dia bergegas keluar dan tiba-tiba teringat akan sesuatu, lalu dengan berani menjelaskan, "Bos, tahun ini adalah tahun kelahiranmu dan kamu harus mengenakan pakaian dalam merah untuk mengusir roh jahat."     

Nona Shen sangat luar biasa, dia bahkan memikirkan hal ini!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.