Mengukir Takdir

Penurut dan Lucu



Penurut dan Lucu

0Fu Qingli terkena perforasi lambung akut yang disebabkan oleh minuman alkohol dan memerlukan rawat inap.     

Shen Xi pergi untuk membayar biaya perawatan. Saat Shen Xi kembali, dokter memberi tahu apa yang perlu diperhatikan.     

"Wenye, pulanglah dulu, aku akan mengawasinya." Shen Xi merasa bahwa dia pasti berutang pada Fu Qingli di kehidupan sebelumnya.     

Sebelumnya Fu Qingli belum pingsan, tetapi saat akan berjalan menghampirinya, dia tiba-tiba terjatuh.     

"Aku akan menemanimu." Song Wenye menatapnya dengan prihatin, "Bisakah kamu sendirian?"     

"Harus bisa, rumah sakit dengan jelas menetapkan bahwa seorang pasien hanya boleh memiliki satu pendamping. Perawat akan mengusir jika ada orang lain," kata Shen Xi.     

"Kalau begitu aku akan membelikanmu makan malam dan aku akan pulang setelah kita makan." Song Wenye ingin menemaninya, tetapi jika rumah sakit sudah menetapkan peraturan, dia harus menaatinya.     

Saat keluar, dia melirik pria di tempat tidur itu dan masih belum percaya bahwa pria yang sangat tampan itu ternyata dari Keluarga Fu. Lebih tepatnya kakak dari Fu Qingye yang bernama Fu Qingli.     

Gen Keluarga Fu ini luar biasa. Ketiga anak laki-laki mereka memiliki kepribadian dan penampilan yang berbeda, tetapi yang satu tetap terlihat lebih tampan dari yang lain.     

Kakak Tertua dari Keluarga Fu mempunyai aura seorang raja. Bahkan saat berbaring diam saja sudah membuat orang tidak berani mendekatinya.     

Song Wenye menatapnya dengan kekaguman untuk ketampanannya dan dia tidak berani memikirkan sesuatu yang tidak sopan karena takut akan dimarahi olehnya.     

"Wenye..." Awalnya Shen XI ingin menyuruhnya untuk langsung pulang. Dia baru memanggil namanya dan belum melanjutkan perkataannya, tapi Song Wenye sudah lari terbirit-birit.     

Song Wenye bergerak cepat seperti kelinci yang melarikan diri tanpa jejak, jadi dia tidak memberi waktu Shen Xi untuk berbicara.     

Di bangsal kamar kelas tiga, selain pasien, ada anggota keluarga yang merawat dan saling berbicara dengan cukup keras.     

Shen Xi menutup tirai yang memisahkan antar ranjang, memindahkan bangku, dan duduk di samping Fu Qingli. Dia menatap pria pucat di tempat tidur itu.     

Bahkan dalam keadaan koma, masih terasa aura mulia yang membuat tidak ada seorang pun berani mendekat.     

Fu Qingli benar-benar hebat. Tidak mengherankan bagi orang yang bertanggung jawab atas keluarga Fu, dia bisa menderita perforasi lambung akut. Orang biasa akan berguling-guling kesakitan dan dia masih bisa berjalan seperti orang normal.     

Kalau memang sangat kuat dan memiliki kemampuan, jangan sampai pingsan kesakitan! Sekarang keadaan koma seperti ini, apakah dia tidak khawatir dipermalukan atau ditertawakan olehku?     

Tidak butuh waktu lama, Shen Xi melihat Song Wenye kembali dengan beberapa kantong plastik, "Bukankah aku sudah menyuruhmu pulang?"     

Song Wenye tertawa. Setelah meletakkan makanan di atas meja, dia berbalik untuk mencari kursi dan berkata sambil tersenyum, "Sudah disepakati bahwa kita akan makan malam bersama hari ini."     

Mereka terlalu sibuk membawa Fu Qingli ke rumah sakit, sampai-sampai mereka tidak sempat makan malam dan sekarang sudah jam setengah sebelas malam.     

Shen Xi menatapnya, "Kalau begitu kamu bisa pergi setelah makan malam!"     

"Oke." Song Wenye mengangguk patuh dan mengeluarkan semua makanan.     

Song Wenye membeli kue goreng, mie goreng, sate, teh susu, beberapa botol minuman dan sekantong makanan ringan.     

Ada banyak jenis makanan untuk dibeli di dekat rumah sakit, tetapi rasanya ini semua sudah cukup untuk mengisi perut. Dua gadis yang kelaparan ini makan bersama dengan sangat lahap.     

Setelah selesai makan, Song Wenye mengumpulkan sampah.     

Shen Xi dipanggil oleh perawat.     

Song Wenye sudah selesai membuang sampah dan menunggunya kembali sambil bersandar di meja. Dia menatap pria di tempat tidur dengan tatapan yang masih kagum.     

Shen Xi sangat beruntung. Tiga bersaudara dari Keluarga Fu memiliki hubungan yang dekat dengannya dan ada Ayah Si Permen Kecil di sampingnya.     

Sial, membuat iri saja.     

Shen Xi datang dengan membawa obat dan memandang Song Wenye, "Jangan mampir ke tempat lain untuk bermain-main. Pulang saja dan istirahat. Kamu ada kelas besok."     

"Aku tahu, kenapa kamu begitu cerewet." Song Wenye sedikit kesal. Dia lalu menunjuk ke tempat tidur, "Kapan dia akan bangun?"     

"Tidak tahu, dia perlu minum obatnya dulu saat dia sudah bangun." Shen Xi berkata dengan tenang dan meletakkan obat di atas meja.     

"Kalau begitu aku pergi dulu." Song Wenye segera berbalik, "Kamu juga tidurlah sebentar. Karena tidak ada operasi, itu pasti tidak terlalu serius."     

Shen Xi mengangguk, "Telepon aku saat kamu sudah sampai di rumah."     

"Aku tahu." Song Wenye tersenyum padanya, menunjukkan giginya yang seputih kristal, dan menunjuk ke tas di atas meja, "Ada beberapa botol air dan beberapa biskuit di dalamnya. Makanlah saat kamu lapar."     

Shen Xi mengantar Song Wenye hingga ke pintu. Saat kembali, salah seorang anggota keluarga di ranjang sebelah meminta tolong padanya untuk mematikan lampu, jadi dia mematikan lampu dan segera duduk di kursi yang ada di sebelah ranjang.     

Shen Xi merasa bahwa dirinya adalah malaikat paling baik dengan dua sayap putih bersih dan cahaya suci, tapi Fu Qingli sangat membencinya. Dia bahkan mau menjaganya di tengah malam.     

Fu Qingli tidak membawa ponsel. Dia pasti turun dari mobil dan berusaha berjalan ke rumah sakit. Dia lupa membawa ponselnya dan tidak bisa menghubungi bawahannya, jadi Shen Xi yang akhirnya membayar biaya rawat inap dan menjaganya.     

Shen Xi ingin menelepon Fu Qingye dan Fu Qingxuan untuk memberi informasi ini, tetapi dia takut mereka akan khawatir, Lupakan saja, dia tidak akan mati dalam semalam, anggap saja kali ini perbuatan baik untuknya.     

Shen Xi duduk cukup lama dan sudah sangat mengantuk. Setelah beberapa saat, dia akhirnya tertidur.     

Fu Qingli membuka matanya dan mengerutkan kening dengan jijik saat melihat lampu pijar di langit-langit dan mencium bau aneh desinfektan di hidungnya.     

Selimut yang menutupi tubuhnya juga bau. Secara reflek dia ingin mengangkatnya, tetapi saat menariknya, gerakannya tiba-tiba tertahan.     

Shen Xi.     

Ya.     

Dia.     

Pada saat terakhir sebelum aku pingsan, aku melihat gadis ini.     

Shen Xi meletakkan tangannya di sisinya. Kepalanya bertumpu pada tangannya. Melalui cahaya yang redup, dia bisa melihat seperti apa wajah Shen Xi saat ini.     

Ini adalah pertama kalinya dia memandang gadis ini begitu dekat.     

Ketika Shen Xi tertidur, dia tidak memiliki aura mengancam dan menjadi semakin mirip seperti ibunya.     

Punggungnya kembang kempis seiring dengan napasnya yang panjang dan teratur.      

Kulitnya terlihat sangat halus. Hidungnya yang mancung membuat orang ingin memegangnya.     

Bentuk bibirnya sangat indah. Warna bibirnya kemerahan dan cukup tebal. Mungkin karena hidungnya tidak bisa bernapas dengan lancar, bibirnya sedikit terbuka dan tertutup dari waktu ke waktu. Seolah-olah dia bisa menghirup banyak oksigen di saat bersamaan.     

Aura dingin di mata Fu Qingli menghilang sedikit demi sedikit dan kelembutan menyebar di hatinya. Bahkan lapisan es di hatinya itu pun perlahan meleleh. Dia hanya menatapnya dalam keadaan samar-samar.     

Ini pertama kalinya aku melihat gadis kecil yang begitu imut. Ternyata gadis ini terlihat seperti ini saat tertidur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.