Mengukir Takdir

Terlambat Satu Langkah



Terlambat Satu Langkah

0Mobil yang melaju dengan cepat itu adalah mobil nomor 4. Mereka bisa melihatnya dengan jelas. Mereka berpikir, Mungkinkah pengemudi ingin menyembunyikan kelebihan dan ketenarannya demi menjadi legenda untuk generasi mendatang?     

Song Wenye terpana dan menatap Lin Ge dengan kesal, "Apa yang terjadi?"     

Lin Ge menggelengkan kepalanya dengan panik. Dia tidak mungkin bisa tahu apa yang sedang terjadi.     

Mobil yang lewat tadi adalah mobil Kak Shen Xi dan Tuan Xu. Saat mereka sudah melewati garis finish, mereka seharusnya berhenti. Jika tidak ada sesuatu yang terjadi, mereka yang seharusnya menjadi juara dalam kompetisi ini.     

Song Wenye memiliki firasat buruk. Saat mendengar kerumunan bersorak dan berteriak dengan liar, dia melihat sebuah mobil merah juga terus melaju.     

Mobil merah itu sama seperti mobil biru. Dia melintasi garis finish tanpa melambat, tanpa berhenti, dan menghilang begitu saja.     

"Sialan!" Song Wenye marah, tapi kekhawatiran dengan jelas terlihat di matanya. Dia meraih pagar pembatas dan melompat ke lintasan, "Ada sesuatu yang terjadi."     

Mobil merah itu milik Fu Qingli, Kakak Tertua dari Keluarga Fu.     

Fu Qingli tampak mengerikan tadi. Dia merebut mobil seseorang dan bergegas pergi.     

Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi pada saat itu, tetapi sekarang aku tahu. Pasti Fu Qingli tahu bahwa Shen Xi dan Tuan Xu akan mengalami kecelakaan, jadi dia langsung mengejar mereka.     

Dia sudah tahu bahwa mereka akan mengalami kecelakaan dan seseorang pasti telah melakukan sesuatu pada mobil itu.     

Xu Wei!     

Xu Wei cari mati!     

Song Wenye mengambil sepeda motor dan mengendarainya. Dia berniat mengejar mereka, tetapi sebelum sempat masuk ke lintasan, dia mendengar satu deru mesin lagi di sampingnya.     

Sebuah mobil sport putih melewatinya seperti kilatan petir, melewati garis finish, dan dengan cepat menghilang di depan matanya.     

Astaga!     

Fu Qingxuan!     

Orang di dalam supercar putih itu adalah Fu Qingxuan!     

Song Wenye tidak pikir panjang lagi. Dia langsung menyalakan sepeda motor. Kecepatannya ditingkatkan hingga maksimal dan berdoa dalam hatinya agar tidak terjadi apa-apa.     

Jangankan penggemar, bahkan wasit pun bingung saat melihat sang juara, runner-up, dan juara ketiga muncul, tapi mereka semua menghilang sebelum sempat merayakan kemenangan.     

Dengan melihat pada tayangan yang direkam oleh drone, mereka dapat melihat dengan jelas mobil biru bergesekan beberapa kali dengan lereng di sebelah kirinya.     

Kecepatan mobil terlalu cepat dan setiap terjadi gesekan percikan api muncul di udara. Mata para penonton melotot ketakutan.     

Mobil biru sedikit melambat akibat gesekan itu.     

Mobil merah masih memacu gasnya dan tidak butuh waktu lama untuk bisa mengejar mobil biru.     

Di dalam mobil merah, Fu Qingli tampang tenang dan seluruh tubuhnya memancarkan aura dingin yang menusuk hati. Matanya yang dalam dan dingin menatap mobil biru dari kejauhan.     

Dia tampak tenang dan menakutkan. Hanya tangan yang memegang kemudi yang menunjukkan perasannya yang sebenarnya.     

Dia melihat ke mobil di depannya yang mulai mencoba menyelamatkan diri mereka. Dengan ugal-ugalan, mereka menggesekkan mobil ke lereng di samping mereka dan mencoba memperlambat kecepatan mobil.     

Langit benar-benar gelap dan karena hujan jarak pandang tidak terlalu bagus. Lampu di sisi jalan menjadi sedikit buram.     

Fu Qingli bisa dengan jelas melihat percikan di udara pada saat mobil bergesekan dengan lereng. Setiap percikan api muncul terasa sangat mengejutkan.     

Seribu meter.     

Lima ratus meter.     

Dua ratus meter.     

Dia semakin dekat dengan Shen Xi. Matanya yang dalam terlihat sangat tenang. Dia menahan napasnya.     

Hanya ada satu kesempatan, Fu Qingli harus menghitung jarak dan menyesuaikan kecepatan. Ketika kecepatan mobil mereka melambat, dia harus bergegas untuk menghadang di depan mobil mereka.     

Itu adalah upaya yang sangat berisiko, tetapi selain itu, dia tidak bisa memikirkan cara lain untuk membantu Shen Xi menghentikan mobil.     

Kecepatan mobil biru sedikit demi sedikit berkurang.     

Di depan, ada tebing tegak dengan dinding batu yang sangat datar dan sangat cocok untuk memperlambat kecepatan mobil. Di ujung tebing itu ada sebuah batu besar.     

Shen Xi cemberut. Sambil memegang kemudi, dia mengingatkan, "Tuan Xu, bersiaplah, aku akan mulai."     

Pei Xu menoleh dan melihat Shen Xi tersenyum. DIa pun mengangguk dengan percaya diri, "Aku siap."     

Di belakang, mobil Fu Qingli sudah menyusul. Dia terus mengikuti di belakang mereka dan dia telah merencanakan segalanya di dalam hatinya. Saat melihat tebing tegak itu, matanya yang dingin bersinar terang.     

Tampaknya gadis itu sudah berencana untuk memperlambat mobil dan berhenti di sini. Dia tidak begitu bodoh, tetapi meskipun demikian, kecepatannya mungkin tidak bisa diperlambat semudah itu.     

Jika dia tidak bisa melambat di sini, di depan ada jalan menurun yang panjang, dan kemiringannya sangat curam. Itu hanya akan membuat mobil melaju lebih kencang lagi dan kehilangan kendali.     

Seperti yang Fu Qingli duga, mobil di depannya sudah mulai bergerak, mobil itu menempel di tebing vertikal dan mulai bergerak maju.     

Saat melihat pemandangan itu, dia mau tidak mau harus bahwa Shen Xi benar-benar seorang master dan keterampilan mengemudinya memang sangat luar biasa.     

Jarak antara mobil dan tebing dijaga dengan tepat. Jika terlalu dekat akan melukai orang di dalam mobil dan jika terlalu jauh tidak akan mencapai efek memperlambat mobil.     

Untuk perkiraan waktunya sekitar satu menit lagi.     

Fu Qingli menghitung diam-diam di dalam hatinya dan saat dia menghitung sampai 0, dia menginjak gas dan bergegas menyalip, tetapi tepat saat dia akan memutar setir ada sebuah ledakan keras.     

Mobil di depan menabrak batu besar di ujung tebing.     

Fu Qingli sangat ketakutan hingga wajahnya pucat. Hatinya dipenuhi kepanikan dan keputusasaan yang belum pernah ia alami. Pada saat ini, pikirannya kosong.     

Rasa sakit yang luar biasa di hatinya membuatnya kaku sejenak. Sesaat kemudian dia tidak bisa berhenti gemetar. Dia merasa bahwa darah di seluruh tubuhnya mengembun dan hidungnya penuh dengan bola es.     

Dia tidak tahu apakah harus menghentikan mobilnya atau keluar dari mobil, apalagi bagaimana dia berjalan melewatinya.     

Dia telah merencanakan semuanya dengan jelas agar bisa menyelamatkan setiap orang dan dapat menghentikan mobilnya.     

Tapi semua yang direncanakan manusia akan kalah dengan kehendak Tuhan. Dia masih terlambat satu langkah!     

Bagian depan mobil biru telah rusak parah. Pecahan kaca jatuh ke tanah dan bodi mobilnya juga hancur. Pemandangan itu tampak sangat tragis.     

Fu Qingli berjalan ke pintu mobil. Bau darah yang kuat langsung memenuhi hidungnya dan membuat matanya merah. Melalui jendela mobil yang pecah, dia hanya bisa melihat sepasang tangan berdarah di bawah airbag yang rusak.     

Fu Qingli segera menghancurkan kaca dengan pukulan, masuk pintu mobil dari dalam, dan merobek airbag dengan panik. Dia menyadari bahwa itu bukan Shen Xi, tetapi anak laki-laki yang bersamanya.     

Pei Xu menggunakan tubuhnya untuk melindungi Shen Xi di pelukannya. Setengah dari sisi wajahnya yang menghadap ke luar terlihat dipenuhi dengan darah. Lengan yang berdarah itu juga miliknya.     

Fu Qingli berusaha keras untuk menenangkan dirinya. Dia segera mengulurkan tangannya untuk memeriksa arteri karotid Pei Xu. Setelah merasakan adanya detak nadi, dia menghela nafas lega. Kemudian Fu Qingli mengulurkan tangannya untuk menarik tubuh Pei Xu dan memeriksa kondisi Shen Xi.      

Tiba-tiba, Fu Qingli terkejut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.