Mengukir Takdir

Waktu Berlalu Lebih Lama



Waktu Berlalu Lebih Lama

0Shen Xi berpikir bahwa dirinya sendiri juga ingin hidup bahagia di dunia ini dengan Li Yuan saja, tetapi kenyataannya hanya empat hari saja sudah kelelahan. Dia meliriknya ke samping dan tidak berniat menjawab pertanyaan itu, "Kembali sana ke tempat dudukmu."     

Song Wenye menganggap perkataannya ini sebagai jawaban, Song Wenye tampak sudah mengerti lalu segera menggodanya, "Tidak ada gunanya kamu menyangkal. Aku sudah melihat semuanya, jet pribadi, Ayah Si Permen Kecil!"     

Si Permen Kecil adalah selebriti internet. Orang lain mungkin tidak mengetahuinya, tetapi dia mengetahui ini dengan sangat jelas bahwa Shen Xi adalah Ibu Si Permen Kecil.     

Shen Xi sudah masuk sekolah dan anak-anak kelas internasional merasa sangat senang.     

Song Wenye selalu pergi ke kelas roket setiap hari untuk mencari Chen Bingbing dan teman-temannya yang memasang taruhan album. Namun, mereka keras kepala dan bersikeras bahwa saat ini masih belum waktunya dan menolak untuk mengakui kekalahan.     

Saat istirahat kedua, Song Wenye menyapa Chu Ying dan sekelompok teman lainnya kemudian pergi ke kelas roket untuk menagih taruhan mereka. Setelah kembali, dia terlihat bahagia.     

Shen Xi melihat wajahnya yang sombong dan mengangkat alisnya sedikit, "Sepertinya waktunya sudah datang."     

"Ya, aku tidak akan berada di sekolah minggu depan. Aku khawatir Yingying dan yang lainnya tidak berani memintanya. Mereka tidak akan bisa melawan Chen Bingbing. Kalau seperti ini kan aku jadi tenang." Song Wenye tertawa dan membawa sebuah cek ke hadapan Shen Xi. Nadanya acuh tak acuh dan sangat bangga, "Meskipun kita tidak kekurangan uang dari hasil penjualan 70.000 album, anggap saja ini sebagai bonus."     

"Mereka tidak melawan?"     

"Ada aku di sini. Memangnya Chen Bingbing berani? Tentu aku akan melawannya!"     

Shen Xi hanya terdiam mendengarkan kata-katanya, "Kamu baru pergi ke perusahaan dua hari yang lalu, apa tidak belajar cara mengatur ekspresi, ucapan, dan sopan santun?"     

Cara berbicara Song Wenye seperti gangster. Ketika berpartisipasi dalam pertunjukan nanti dan ada seseorang yang berniat jahat ingin mencoreng namanya, orang itu tidak akan mengalami kesulitan dalam mencari keburukannya.     

Tapi untungnya, dia juga berkuasa di SMA 4. Tempat berkumpulnya anak-anak orang kaya dan berkuasa di Ibu Kota. Anak-anak SMA 4 memiliki rasa kebersamaan yang kuat. Mereka tidak akan pernah menyebarkan hal-hal yang mempengaruhi reputasi sekolahnya.     

Song Wenye khawatir tentang ini, "Ya, aku adalah dewi yang kejam dan aku harus mempertahankan kepribadianku yang keren dan dingin di depan orang-orang, sehingga lebih mudah untuk menarik penggemar."     

Dia awalnya tidak setuju, tetapi setelah memikirkannya dengan hati-hati, dia bisa mengasah kemampuan aktingnya di depan orang lain. Dia bisa meniru siapa pun yang dia inginkan, jadi dia meniru Shen Xi.     

Shen Xi tidak tahu dia memiliki ide ini dalam pikirannya, tetapi dia sangat senang bahwa Song Wenye mematuhi apa yang dikatakan oleh perusahaan.     

Sebelum pulang sekolah, Pei Xu sengaja datang datang ke sekolah untuk menjemput Shen Xi.     

Sejak insiden balap mobil, Pei Xu akhirnya keluar dari bayang-bayang traumanya dan tidak mengalami masalah apa pun saat mengemudi.     

Shen Xi dan Pei Xu segera menuju ke rumah sakit.     

Orang tua Ning Sinian sedang menjaga putra mereka di bangsal. Sekarang, mereka tidak berani meminta terlalu banyak, seperti berharap putranya bisa bangun.     

Dokter yang merawat putranya adalah Dokter Tang, ahli medis top di Hua Xia. Pagi hari tadi, dokter itu membawa sekelompok ahli dari rumah sakit untuk memberikan konsultasi kepada Ning Sinian.     

Namun, para dokter di rumah sakit ini, termasuk Dokter Tang tidak berani memberikan jaminan bahwa putranya akan bangun dan tubuhnya bisa pulih.     

Orang tua keluarga Ning sangat berharap.     

Ayah Ning memandang Ibu Ning dengan cemas, "Kamu telepon untuk menanyakan di mana Pei Xu berada. Apa dia juga mengajak Dokter Shen?"     

"Kenapa bukan kamu yang menelepon saja? Sudah lama sekali, dia tidak pergi, kan?" Ibu Ning juga orang yang sangat peduli dengan martabatnya, "Dokter Shen mengatakan bahwa dia pasti akan datang, kita tunggu saja."     

Walaupun berkata seperti itu, Ibu Shen lebih cemas daripada siapa pun. Setelah dokter ahli mengungkapkan bahwa fungsi fisik putranya kemungkinan kecil bisa pulih, dia berharap Dokter Shen akan datang lebih awal.     

Namun, di dalam hatinya dia sangat malu untuk menelepon Pei Xu. Dia sadar bagaimana mereka telah memperlakukan Pei Xu selama ini.     

Dulu, mereka selalu menyimpan dendam terhadap Pei Xu dan membencinya karena masalah Ning Sinian. Mereka bahkan tidak mau melihat wajahnya, apalagi membiarkannya melihat putra mereka.     

"Tunggu, tunggu lagi." Ayah Ning memandangi pintu bangsal lalu berlari ke jendela untuk melihat ke bawah. Dia lalu mondar-mandir sambil menggosok tangannya dengan cemas.     

Saat pintu terbuka, Ayah Ning dan Ibu Ning bergegas mendekat. Saat mereka melihat bahwa orang yang datang adalah Shen Xi, mereka tertegun dan tidak tahu harus berkata apa.     

Pada akhirnya, Shen Xi mengangguk kepada mereka terlebih dahulu dan menyapa.     

Ayah Ning menatapnya dengan penuh semangat dan menyambutnya untuk masuk, "Dokter Shen, silakan, silakan."     

Ibu Ning ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak tahu harus berkata apa untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Shen Xi. Dia hanya memandangnya dengan rasa terima kasih dan menyapa, "Dokter Shen."     

Shen Xi telah mendengar tentang situasi Ning Sinian dari Pei Xu. Dian ingin memeriksanya secara langsung dan melihat bahwa kondisi fisiknya membaik. Setelah mengambil laporan konsultasi dokter dan lembar pemeriksaan fisik, dia berkata, "Proses pemulihannya tidak buruk."     

Ayah Ning dan Ibu Ning menahan napas mereka ketika berdiri di samping Shen Xi karena takut akan mengganggunya. Saat mendengar kata-kata Shen Xi, mereka benar-benar lega.     

"Dokter Shen." Kata-kata Ibu Ning sedikit tercekat dan air mata mengalir di wajahnya. Tatapannya menunjukkan sebuah harapan, "Sinian, dia... apa dia bisa bangun?"     

Mereka tidak menginginkan apa-apa lagi, selain Sinian bisa sadar kembali, bahkan jika memang harus hidup sebagai orang cacat pun sudah semacam penghiburan bagi mereka.     

Namun, manusia selalu rakus. Setelah mengetahui kesehatan Sinian membaik, mereka tidak puas. Bahkan jika muncul satu dari sepuluh ribu harapan, mereka berharap dia bisa bangun.     

"Aku tidak bisa memberi kalian jaminan 100% tentang ini." Shen Xi adalah seorang dokter dan kata-katanya tegas, "Namun, fungsi fisiknya perlahan akan kembali normal."     

Shen Xi masih sangat percaya diri dengan obatnya, tetapi tidak berani mengatakan dengan pasti apakah Ning Sinian akan bangun. Jika tidak ada masalah, Sinian mungkin saja bisa bangun.     

Ketika orang tua Keluarga Ning mendengar ini, air mata mereka mengalir lebih deras dan mereka sangat bersemangat. Hati mereka sangat gembira hingga mereka tidak tahu harus berkata apa.     

Setelah Ibu Ning mengucapkan terima kasih, dia memeluk Ayah Ning dan menangis. Dia tidak ingin Shen Xi melihatnya, jadi dia diam-diam menyeka air matanya.     

Kalimat itu… kalimat itu saja sudah cukup.     

Sinian, bagaimanapun masih memiliki harapan.     

Ayah Ning bijaksana dan masih bisa menstabilkan perasaannya lalu memandang Shen Xi dengan tegas, "Dokter Shen, apa yang harus kita lakukan selanjutnya?"     

"Harus rutin meminum obat, selalu lihat perkembangannya, lalu bicarakan lagi."     

Ayah Ning berterima kasih padanya. Ada beberapa hal yang tidak bisa ia ungkapkan dengan baik, tetapi dia akan mengingat kebaikan ini seumur hidup.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.