Mengukir Takdir

Memperkeruh



Memperkeruh

0Anak-anak dari kelas roket tidak berani mengatakan sepatah kata pun. Pada saat ini, ada keheningan yang mencekat. Setelah Yu Qiubai berbicara, mereka memandangnya dengan ekspresi mengancam dan kemudian melihat reaksi Su Mushi.     

Sejak Su Mushi mengumumkan putus hubungan dengan Yu Qiubai pada semester lalu, keduanya hampir tidak pernah berinteraksi. Namun, Yu Qiubai tidak peduli tentang apa pun. Dia tetap mendekat ke Su Mushi untuk mengucapkan beberapa patah kata dan ketika mereka bertemu, dia akan memberi salam seolah-olah tidak terjadi apa-apa.     

Anak-anak kelas roket berpikir mungkin Yu Qiubai ingin berdamai dengan Su Mushi. Lagi pula, mereka berteman selama lebih dari sepuluh tahun dan selama itu hubungan mereka begitu baik.     

Namun, sikap Su Mushi sangat tegas. Tidak peduli apa yang dilakukan Yu Qiubai, dia tidak menganggapnya dan mengabaikannya. Su Mushi berpikir Yu Qiubai menyesali perbuatannya dan mulai ingin menyelamatkan persahabatan mereka.     

Tetapi pada saat ini, kata-kata Yu Qiubai jelas memperkeruh suasana. Dia dengan blak-blakan menertawakan Su Mushi dan sikapnya sangat arogan.     

Su Mushi semakin marah. Saat mendengar kata-kata Yu Qiubai, dia hampir memuntahkan semua emosinya. Kebencian melonjak di hatinya. Dia mengabaikannya lalu segera keluar.     

Su Ruowan berlari mengikutinya dan melihat Su Mushi berbicara di telepon di sudut tangga. Suaranya sangat rendah tapi dia masih bisa mendengarnya. Su Mushi mengatakan bahwa orang-orang di perusahaan harus menangani postingan di forum sekolah.     

Su Mushi menutup telepon kemudian berbalik dan melihat Su Ruowan.     

Saat ini, mata Su Ruowan memerah, wajahnya pucat, dan matanya penuh rasa bersalah. Dia tampak lemah dan tak berdaya. Seperti bunga yang terkena hujan deras yang membuat orang yang melihatnya ingin segera menenangkannya.     

Su Ruowan menatapnya dengan ketakutan. Tubuhnya kaku dan suaranya serak, "Kakak Ketiga, maafkan aku."     

Su Mushi tidak tahu bagaimana perasaannya. Saat melihat penampilannya yang menyedihkan dan tak berdaya, hatinya melunak lagi. Semua kebencian perlahan menghilang, lalu dia melihat air mata Su Ruowan mengalir, Su Mushi buru-buru menghapus air mata itu. "Jangan menangis, aku telah menjelaskan masalah ini, pasti akan segera baik-baik saja."     

Su Ruowan menatapnya dengan lemah, kemudian bertanya dengan gugup, "Kakak Ketiga, apa kamu membenciku?"     

Ada bukti kuat untuk masalah ini. Su Mushi bukan orang bodoh. Su Ruowan tidak punya cara untuk membela diri, dia hanya bisa menunjukkan kelemahan. Cara terbaik untuk menghadapi pria adalah dengan air mata.     

Su Mushi tertegun sejenak, melihat air mata kristal jatuh di pipinya, dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Aku tidak akan membiarkan Ayah dan Ibu tahu tentang masalah ini. Kamu tidak boleh melakukan hal semacam ini lagi."     

Masalah ini mudah diselesaikan, selama Song Wenye tidak membuat keributan besar lainnya. Tidak mudah membuat masalah di sekolah ini. Anggap saja postingan itu sebagai lelucon.     

Lagi pula, dalam internet, orang-orang tidak akan membuat keributan terlalu lama.     

Setelah setengah jam, gejolak di forum sekolah mulai mereda. Postingan yang terkait dengan Su Ruowan dan Su Mushi telah dihapus dan sebuah postingan resmi dari sekolah muncul. Pihak sekolah mengimbau agar para siswa tidak mudah percaya atau menyebarkan desas-desus dan mengingatkan agar para siswa berkonsentrasi pada studi mereka.     

Setelah itu, admin forum sekolah mengaktifkan mode bisu untuk semua anggota forum. Siswa yang awalnya menyimak forum sekolah tanpa henti mulai meninggalkan forum dan mulai berdiskusi secara langsung di kelas-kelas.     

Melihat ini, orang-orang di SMA 4 semakin percaya bahwa postingan Song Wenye adalah fakta. Mereka semua tidak bodoh.     

Sekolah hanya takut jika semuanya menjadi semakin besar dan itu akan memengaruhi citra sekolah. Bagaimanapun, Su Mushi adalah bintang di industri hiburan dan figur publik. Su Ruowan juga akan debut. Setelah menimbang pro dan kontra, akhirnya pihak sekolah memilih untuk melindungi mereka.     

Song Wenye kesal melihat ini dan bergegas keluar setelah dia menggebrak meja, "Sial, sekolah sampah ini mencoba melindungi mereka? Jika mereka tidak memberiku penjelasan hari ini, aku tidak akan membiarkannya lolos begitu saja. Apa mereka menganggap aku mudah ditindas?"     

Orang-orang di kelas internasional melihat bahwa Song Wenye akan membuat masalah. Mereka semua segera meraung, menyingsingkan lengan baju mereka, dan mengikuti Song Wenye untuk mencari keadilan.     

Shen Xi perlahan menghentikan mereka dan berkata, "Semua masalah ini pasti akan menjadi jelas."     

Jika semua orang yang mudah tersulut emosi ini memasuki industri hiburan, mereka akan sangat mudah dijatuhkan, dihina, dan diinjak-injak. Bahkan pasti ada orang yang tidak ragu untuk membalas dendam pada mereka!     

Song Wenye berbalik. Matanya penuh api seperti hampir meledak, "Kamu bisa menahannya?"     

"Bukankah kamu sudah membalaskan dendammu? Kita sudah mengungkap sifat mereka. Seluruh sekolah tahu bahwa mereka bermuka dua, reputasi mereka juga sudah hancur."     

Song Wenye marah, "Itu tidak cukup! Lihatlah, sekolah melakukan itu karena berniat menggertak kita. Menurut mereka kita ini lemah, jadi aku akan pergi ke mereka untuk melawan!"     

Shen Xi meliriknya dan hanya bisa mengutuk dalam hati. Dia menghela napas dan bergumam, Apakah ini yang disebut lemah?     

Song Wenye hendak pergi tapi guru sudah datang dari koridor.     

Guru yang datang benar-benar tidak peduli dengan para siswa sombong di kelas internasional. Dia menunjuk mereka dengan ekspresi kaku dan berkata, "Apa yang kamu lakukan? Kalian akan melawan?"     

Seorang guru tetap harus berpenampilan seperti guru, jika takut pada muridnya itu berarti bukan seorang guru.     

SMA 4 sangat menanamkan nilai untuk menghormati guru. Orang-orang di kelas internasional sangat kuat, tetapi mereka masih tahu bagaimana menghormati guru. Hanya saja mereka masih penuh dengan kemarahan dan menginginkan sebuah keadilan.     

Guru memandang mereka, "Aku datang ke sini untuk mencari Song Wenye. Kalian segera kembali ke kelas, bukankah masih ada pelajaran?"     

Anak-anak dari kelas internasional berhenti setelah mendengar ini.     

Guru itu melihat mereka akhirnya berhenti. Dia segera berjalan ke pintu kelas lalu menatap Shen Xi. Nadanya sedikit lebih lembut, "Shen Xi , kamu juga ikut!"     

Shen Xi bangkit dan menghampiri guru itu.     

Sekelompok orang dari kelas internasional menyaksikan gurunya membawa Shen Xi dan Song Wenye. Setelah saling memandang, mereka kembali ke kelas.     

Di kantor kepala sekolah, Su Ruowan dan Su Mushi sudah tiba terlebih dahulu.     

Kepala Sekolah Wei Qiu memiliki aura gelap dan suasana hati yang buruk. Dia sudah siap memberi mereka pelajaran.     

Su Mushi menunduk dan tidak berani menjawab.     

Mata Su Ruowan merah dan tampak seperti akan menangis.     

Saat Shen Xi dan Song Wenye masuk, mereka juga menyadari bahwa kepala sekolah sedang marah.     

Bulu lengan Song Wenye merinding dan merasa ketakutan lalu menarik sudut pakaian Shen Xi. Tatapan matanya memelas.     

Dia juga pernah dimarahi oleh kepala sekolah. Selama dia tertangkap melakukan hal buruk, dia terkadang dipanggil sendiri ke kantor kepala sekolah untuk dimarahi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.