Mengukir Takdir

Kelas F yang Gagal



Kelas F yang Gagal

0Sikap itu sangat cocok dengan Guru Yun Xiao.     

Hari berikutnya, para anggota kelas F masih terlihat lesu.      

Nasib kami selanjutnya sudah bisa ditebak. Setelah melewati babak penilaian kedua, kami akan dibagi ke kelas berikutnya.     

Setelah itu ada babak kualifikasi dan kami akan menjadi kelompok pertama yang tereliminasi. orang yang patut disalahkan dari semua ini adalah Guru Yun Xiao.     

Jika guru yang bertanggung jawab di kelas kami diubah menjadi orang lain, kami masih bisa mengumpulkan semangat untuk memutar balik keadaan dan bertarung.     

Tapi sekarang dengan guru ini, kami bahkan tidak memiliki satu pun kekuatan untuk bertarung.     

Belum lagi, tadi malam, teman-teman di asrama memamerkan betapa bagusnya guru kelas mereka. Guru mereka sangat bertanggung jawab, menyemangati, dan memberikan arahan. Sama sekali tidak mengatakan kata-kata yang memutus semangat.     

Sepanjang malam anggota kelas F tidak bisa tidur nyenyak. Pikiran mereka penuh dengan kekhawatiran hingga bermimpi buruk akan tereleminasi dan harus mengemasi tas mereka untuk pergi.     

Saat sarapan, kelas F tidak berani duduk bersama teman asramanya. Mereka mencari sesama anggota kelas F. Hal yang paling menakutkan adalah mendengar orang lain mendiskusikan isi pelatihan hari ini dan membanggakan guru mereka masing-masing. Bagi mereka, itu adalah sebuah siksaan yang merangsang jiwa mereka yang sudah terlalu putus asa.     

Setelah menemani Ye Weiyang tadi malam, Han Yan menjadi lebih dekat dengannya.     

Han Yan adalah orang yang sangat perhatian dan selalu memikirkan temannya. Dia tahu bahwa Ye Weiyang belum makan dan sekarang dia mengajaknya pergi bersama.     

"Yangyang, di sini." Song Wenye dan yang lainnya tiba beberapa saat sebelumnya, melambai ke Ye Weiyang, dan segera melihatnya datang dengan seorang teman.     

Setelah menyapa, mereka mulai makan secara terpisah.     

Namun, Song Wenye banyak berbicara. Setelah berbicara, dia mulai merasa marah pada Ye Weiyang lagi. Dia berbicara tentang Yun Xiao dengan suara rendah hampir tidak bisa didengar, "Tugas apa yang diberikan Guru Yun Xiao kepadamu hari ini?"     

Ye Weiyang menggelengkan kepalanya, "Aku tidak tahu."     

Song Wenye masih memikirkan Guru Yun Xiao dan merasa tidak puas di dalam hatinya, tapi tidak marah seperti sebelumnya, "Mungkinkah dia akan menyuruh kalian berlatih sendiri lagi? Guru Yun Xiao keterlaluan sekali. Tidak ada guru yang keterlaluan seperti dia. Bisa-bisanya meremehkan nasib seseorang."     

Di belakangnya, Guru Yun Xiao berjalan perlahan dengan membawa makanan.     

Liu Qianyu segera mengedipkan matanya kepada Song Wenye.     

Tong Kejun diam-diam menendang betisnya.     

Wajah Ye Weiyang terlihat malu. Dia ragu-ragu untuk berbicara dan wajahnya memerah.     

Song Wenye memandang mereka dengan aneh dan terus meluapkan kebenciannya, "Apa yang kalian lakukan, apakah aku salah? Bukankah dia hanya berpura-pura mengerti dan menyesatkan murid-muridnya? Orang seperti ini tidak layak menjadi guru, kalian takut padanya, aku tidak…"     

"Halo, Guru Yun Xiao." Ye Weiyang tiba-tiba berdiri dan memotong perkataan Song Wenye. Dia menatap orang di depannya dengan malu dan tidak tahu harus berkata apa.     

Beberapa orang lain juga berdiri dengan sopan untuk menyapa.     

Hanya Song Wenye yang mencibir setelah melihatnya, tetapi setelah ditarik oleh Ji Jingyan, dia berdiri dan menyapanya dengan dingin berniat untuk mengungkapkan ketidakpuasannya dengan tindakannya.     

Shen Xi mengangguk sedikit pada mereka dan tidak menanggapi ejekan Song Wenye, lalu lewat dengan acuh tak acuh.     

Song Wenye mengepalkan tangannya. Matanya penuh api, Lihatlah dia, sikapnya menyebalkan sekali!     

Shen Xi berjalan menjauh. Dari sudut matanya, dia melihat Song Wenye menatap tajam ke arahnya, lalu menghela napas tak berdaya.     

Tidak peduli kapan saja di mana saja, Song Wenye tidak bisa mengubah sifatnya ini!     

"Guru Yun Xiao." Gu Yang memanggilnya.     

Shen Xi melihat Gu Yang sedang duduk di sebuah meja untuk enam orang, tetapi hanya Gu Yang sendiri yang duduk di sana, lalu Shen Xi mengangguk padanya.     

Gu Yang sedang sarapan, tetapi rasanya tidak enak karena ada yang mengganjal di hatinya. Dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Guru Yun Xiao, tugas apa yang telah kamu atur untuk para siswa hari ini?"     

Shen Xi hanya menjawab, "Menari."     

Gu Yang merasa bahwa makanan yang dia makan benar-benar tidak bisa dimakan lagi.     

Gu Yang bertanggung jawab atas situasi keseluruhan dan tentu saja juga bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan para guru. Semua guru baik-baik saja kecuali Yun Xiao, dia sakit kepala saat memikirkannya, "Aku punya lebih banyak waktu hari ini, jadi aku dapat membantumu merencanakannya."     

Gu Yang merasa sudah mengatakannya dengan sangat jelas dan tidak mengatakan akan membantunya memimpin kelas F. Dia hanya bisa berharap Yun Xiao dapat memahami seluruh usahanya yang melelahkan!     

"Terima kasih." Shen Xi menjawab dan melanjutkan sarapan dengan perlahan.     

Gu Yang merasa bahwa dia mengerti dan akhirnya menghela napas lega. Jika seperti kemarin, dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.     

"Jika aku terus tidak peduli, Guru Gu Yang akan lebih lelah," jawab Shen Xi.     

Gu Yang akhirnya mendengar kalimat yang dia tunggu-tunggu. Air mata kegembiraan memenuhi matanya dan dia segera mengangguk, "Jangan khawatir, Guru Yun Xiao. Itu yang harus aku lakukan."     

Setelah itu, keduanya hanya terdiam.     

"Guru Yun Xiao, Guru Gu Yang." Su Muyan datang dengan membawa makanannya, duduk di hadapan Shen Xi, dan berpura-pura khawatir sambil bertanya kepadanya, "Guru Yun Xiao, apa rencana kelasmu hari ini? Terus menonton videonya?"     

Kalimat terakhir jelas merupakan sindiran.     

Shen Xi mengabaikannya dan berkata dengan tenang, "Menari."     

Su Muyan tersenyum dan tidak berbicara dengannya lagi. Dia berdeham pelan dan mencibir dalam hatinya, Dasar tukang pura-pura, lihat saja berapa lama dia bisa berpura-pura.     

Segera, beberapa guru lain datang satu demi satu. Orang yang paling menjadi perhatian mereka tentu adalah Guru Yun Xiao karena mereka benar-benar ingin melihat apa yang akan dilakukannya hari ini.     

Tim produksi telah berdiskusi dengan mereka secara pribadi. Jika Guru Yun Xiao masih tidak melakukan apa-apa hari ini, tim produksi meminta tolong pada mereka untuk membantu dan merawat trainee di kelas F.     

Setelah sarapan, saatnya mulai berlatih.     

Ada lift di setiap ujung koridor ruang latihan. Beberapa trainee yang bosan sengaja naik lift di dekat kelas F dan melewati pintu. Semua berniat untuk melihat kelas F dan Guru Yun Xiao.     

Trainee terburuk kebetulan punya guru terburuk. Tampaknya di babak penilaian berikutnya, kami tidak perlu banyak usaha untuk mempertahankan posisi kami saat ini. Mereka pasti akan langsung pulang!     

Kelas D dan kelas C adalah yang paling bahagia. Mereka tidak perlu khawatir orang lain akan melampaui mereka dan mengambil alih tempat mereka. Dalam hati, mereka berdoa agar Guru Yun Xiao akan terus melatih kelas F.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.