Mengukir Takdir

Terlalu Malas



Terlalu Malas

0Saat ini, He Lu membawa semangkuk penuh bubur dan berjalan ke arah meja guru.     

Su Ruowan telah memperhatikan gerak-gerik He Lu. Dia menyadari tatapan mata He Lu saat melihat Guru Xi Xi telah berubah, Dia pasti punya ide buruk.     

Dasar jalang sialan. Ingin menarik perhatian Guru Xi Xi? Mimpi! Harusnya kamu tanya dulu aku setuju atau tidak.     

Shen Xi duduk di mana dia bisa melihat Su Ruowan yang dengan sengaja memutuskan gelang di pergelangan tangannya hingga manik-maniknya berterbaran ke mana-mana.     

Kemudian, Su Ruowan tiba-tiba berlari mengejar manik-manik yang berguling menuju tempat di mana para guru berada.      

He Lu berpikir, Guru Xi Xi sedang duduk di sisi dekat lorong. Begitu sampai di sampingnya, aku akan berpura-pura jatuh dan Guru Xi Xi pasti akan menolongku.     

Dia bangga dengan pemikirannya dan mulai berfantasi tentang rencana sempurna berikutnya.     

Satu langkah.     

Dua langkah.     

Dia mendekati Guru Xi Xi langkah demi langkah.     

Dia menghitung waktunya dengan seksama.     

Tetapi ketika dia sudah hampir sampai ke meja para guru dan tempat dia seharusnya jatuh hanya berjarak satu meter, Su Ruowan tiba-tiba berlari dari samping dan dia tidak punya waktu untuk menghindar. Akhirnya mereka langsung bertabrakan.     

Ketika keduanya bertabrakan, Su Ruowan berjalan mundur dan jatuh ke arah Guru Xi Xi.     

Para trainee melihat Su Ruowan akan jatuh menimpa Guru Yun Xiao dan tidak tahu apakah harus berteriak pada Guru Xi Xi untuk menangkap Su Ruowan atau memperingatkannya untuk menghindar. Mereka lalu melihat Guru Xi Xi menyeka mulutnya dengan anggun, berdiri, dan mengambil langkah ke samping.     

Ya, hanya satu langkah. Sebuah langkah alami bersiap untuk meninggalkan kursi.     

Su Ruowan menghantam kursi dengan keras dan diikuti oleh jeritan kesakitan.     

Saat kursi terguling, terdengar suara dentuman yang lumayan keras.     

Shen Xi sedikit menyipit diiringi kilatan cahaya yang melintas dari matanya. Dia melihat Su Ruowan yang baru saja menggulingkan kursi dan jatuh di lantai. Kondisinya kacau dengan bubur lengket di sekujur tubuhnya.     

Di sebelahnya ada He Lu yang kondisinya tidak jauh berbeda, berlumuran bubur.     

Orang yang pertama menolong adalah Su Muyan yang dengan gugup membantu Su Ruowan berdiri. Ekspresi khawatirnya tidak bisa lagi disembunyikan, "Wanwan, apa kamu baik-baik saja!"     

"Aku baik-baik saja, Kakak Kedua. Tolong lihat He Lu." Mata Su Ruowan sudah merah, tetapi dia masih mengkhawatirkan orang lain.     

Aku tidak menyangka saat aku jatuh, Guru Xi Xi kebetulan berdiri. Jika tidak begitu, mungkin aku sudah berhasil jatuh di dekat Guru Xi Xi.     

Guru lainnya juga segera berdiri untuk melihat bagaimana keadaan trainee yang jatuh. Para guru khawatir apakah mereka terluka atau tidak, dan harus ke dokter atau tidak.     

Sebentar lagi syuting akan mulai. Jika terjadi kecelakaan saat ini, itu tidak akan sebanding dengan kerugiannya.     

Xia Mi dan Fang Yao membantu He Lu. Mereka tidak tahu apakah harus lega karena Guru Xi Xi baik-baik saja atau harus bersimpati dengan kemalangan Su Ruowan.     

Jika terlambat berdiri 0,01 detik saja, mungkin Guru Xi Xi akan dapat menangkapnya.     

Namun, mungkin juga Guru Xi Xi jatuh bersamanya.     

Shen Xi melirik mereka dengan ekspresi dingin dan berkata, "Hati-hati."     

Mereka benar-benar wanita licik dan penuh dengan rencana aneh. Saat melihat gelagat mereka, dia sudah bisa menebaknya.     

He Lu pasti sengaja datang membawa bubur dan berniat sengaja menjatuhkan diri. Rencana paling mudah untuk menarik perhatiannya.     

Tapi Su Ruowan kesal saat menyadari He Lu memiliki rencana seperti itu, jadi dia menabrak He Lu secara langsung.     

Qi Xiu yang berdiri di sebelah Shen Xi meliriknya, Shen Xi benar-benar menghindar tepat waktu. Kalau tidak dia akan ditabrak dan aku tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya kepada Yuan Yu.      

Tidak ada orang lain yang mengetahuinya, tapi dia menyadarinya. Sebelum Su Ruowan menabrak He Lu, dia sudah menyadarinya. Kalau tidak, bagaimana dia bisa memahami waktunya dengan begitu akurat.     

Tidak bisakah gadis-gadis ini mengandalkan kekuatan mereka sendiri dan bekerja keras untuk maju? Berani sekali mereka memikirkan cara-cara aneh ini.     

Aku tidak bisa mempercayainya. Terlalu kebetulan dua orang dewasa dengan mata yang sehat bisa bertabrakan seperti ini.     

"He Lu, maafkan aku, aku tidak bermaksud mencelakakanmu. Gelangku rusak dan aku mengambil manik-maniknya." Su Ruowan segera meminta maaf kepada He Lu dan menunjuk ke manik bundar di tangannya.     

"Tidak masalah, yang penting kamu tidak terluka." He Lu juga sangat murah hati dan bahkan mengambil manik-manik untuknya dan menyerahkannya padanya, tetapi dalam hati dia sangat membenci Su Ruowan.     

Su Ruowan sialan! Kamu bilang tidak melakukannya dengan sengaja? Lalu kenapa gelang yang terus dia pakai setiap saat tiba-tiba baru putus sekarang?     

Kalau mengambil manik-manik, kenapa sampai berlari ke arahku?     

Semua trainee tahu bahwa mereka berdua memiliki hubungan yang baik. Entah benar-benar baik atau tidak tergantung masing-masing orang yang melihatnya. Jika memang mereka memiliki hubungan yang baik, pasti tidak akan terjadi hal seperti itu.     

Hubungan pertemanan mereka palsu dan benar-benar konyol.     

Setelah Su Ruowan meminta maaf kepada He Lu, dia menatap Shen Xi dengan menunduk, "Guru Xi Xi, maafkan aku, aku terlalu ceroboh, aku tidak menabrakmu, 'kan?"     

Shen Xi menjawab singkat, "Tidak."     

Seolah-olah itu semua tidak ada hubungannya dengannya. Dia berbalik lalu pergi dan yang tersisa hanya sikapnya yang dingin.     

Su Ruowan menyiapkan banyak hal untuk dikatakan, tetapi karena reaksi Shen Xi yang dingin, semua kata-kata itu tertahan. Dia merasa sedih dan tidak nyaman. Dadanya hampir meledak karena emosi.     

Ini tidak seperti yang kupikirkan. Bahkan jika aku tidak menabrak Guru Xi Xi, Guru Xi Xi seharusnya tidak kejam seperti itu. Seharusnya dia bertanya apakah aku terluka atau tidak. Setidaknya harus khawatir tentang aku!     

Qi Xiu mengangguk hormat kepada yang lain dan pergi mengejar Shen Xi.     

Para trainee yang sedari tadi menjadi penonton mulai saling berbisik dan memiliki berbagai pendapat berbeda tentang Guru Xi Xi saat ini.     

Para guru yang tenang dan rasional merasa bahwa Guru Xi Xi terlalu kejam. Bahkan guru lain, entah apakah mereka tulus atau tidak, semua khawatir tentang kedua trainee yang terjatuh.     

Semua trainee dengan tegas mendukungnya. Beberapa menilai apa yang Shen Xi lakukan saat ini benar. Mereka merasa bahwa Guru Xi Xi sangat tampan, sangat menarik, misterius, dan fantastis. Mereka benar-benar mencintainya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.