Cinta dari Masa Depan

Keberuntungan~



Keberuntungan~

0

Lu Jingchen dan orang-orang lain yyang ada di dalam ruang privat sedang berurusan dengan Yan Ze saat ini. Makna kata Yan Ze sangat jelas, yaitu untuk menjaga mulut atas apa yang mereka ketahui malam ini, dan tidak mengungkapkan sedikit pun ke orang lain. Jika tidak, konsekuensinya akan menjadi risiko mereka sendiri.

Meskipun Yan Ze sendiri tidak tahu secara spesifik kejadiannya, seharusnya kata-kata ini sangat cocok.

Lu Jingchen merasa terkejut ketika ponsel di sakunya tiba-tiba berdering. Ketika dia mengeluarkannya ternyata yang menelponnya adalah Mu Siyin, ini membuatnya lebih terkejut lagi!

Bukankah Yinyin seharusnya bersama Shi Beiyu sekarang?

Kenapa dia…

Meskipun dia merasa bingung, dia masih tetap izin pada Yan Ze lalu dengan cepat berjalan keluar pintu dengan ponselnya di tangan.

"Yinyin, kamu ada dimana?"

"Aku ada di bawah. Kakak sepupu, bisakah kamu pergi sekarang?"

"Kamu tunggu sebentar. Aku akan segera kesana."

Setelah menutup telepon, Lu Jingchen berjalan langsung ke lift. Ketika dia sampai di lantai pertama, dia melihat Mu Siyin bersandar di dinding menunggunya. Dia segera melangkah maju kemudian berkata dengan tergesa-gesa, "Yinyin, kamu dan…"

Mu Siyin tahu apa yang ingin ditanyakan Lu Jingchen, dia menyipitkan matanya untuk menyelanya, "Kakak sepupu, aku tahu apa yang ingin kamu tanyakan. Ayo keluar dari sini dulu lalu bicara di dalam mobil."

Dengan tidak berdaya Lu Jingchen harus menahan kata-katanya kemudian mengikutinya.

Setelah masuk ke dalam mobil, Lu Jingchen tidak bisa menahan lagi untuk bertanya, "Yinyin, katakan dengan jujur, ada apa denganmu dan Shi Beiyu?"

Mu Siyin memainkan jari-jarinya dan agak ragu-ragu untuk sementara waktu. Akhirnya dia menundukkan kepalanya kemudian berkata dengan suara pelan, "Kemarin malam, pada hari ulang tahun Mu Xingyu, dia memberi obat ke minuman yang aku minum. Aku tidak tahu entah bagaimana aku berlari ke kamar Shi Beiyu…"

Lu Jincheng terkejut saat mendengar penjelasan Mu Siyin!

"Kamu, maksudmu, kamu kemarin malam dengan Shi Beiyu, kalian…"

Mu Siyin mengangguk canggung, "Ya."

Lu Jingchen tertegun untuk sementara waktu, dia sungguh tidak bisa mempercayai semua itu.

Bukannya Shi Beiyu terkenal sebagai seorang misoginis?

Bagaimana mungkin…

"Kalau begitu sekarang… apa hubungan kalian?"

Mu Siyin terbatuk ringan, "Apakah kamu tidak mendengar semua yang aku ucapkan? Aku pacarnya."

Lu Jingchen menatap Mu Siyin dengan curiga, "Apa kalian berdua saling mengenal sebelumnya?"

"Tidak saling kenal." Mu Siyin menggelengkan kepalanya dengan yakin.

Lu Jingchen bergumam pelan, "Kalau begitu kamu benar-benar beruntung."

Setelah dia selesai berbicara, dia mengerutkan kening lalu melanjutkan, "Namun, kamu mengatakan bahwa kamu memasuki kamar Shi Beiyu secara tidak sengaja karena Mu Xingyu memberimu obat tadi malam?"

Mu Siyin menyipitkan matanya lalu mengangguk, "Untungnya aku bertemu Shi Beiyu, jika itu orang lain…"

Memikirkannya sekarang, Mu Siyin benar-benar merasa sangat beruntung karena masuk ke kamar Shi Beiyu tanpa sadar.

Mendengar ini, Lu Jingchen mendengus dingin, "Mu Xingyu! Aku sudah katakan sebelumnya bahwa dia bukan orang yang baik, tetapi kamu tidak mendengarkan!"

Mata Mu Siyin menggelap, suaranya pun sedingin es, "Aku buta sebelumnya! Namun, apa yang mereka lakukan padaku, aku akan mengembalikan pada mereka sepuluh kali lipat!!"

"Itu baru benar! Tapi Li Tongzhi lebih licik dari rubah, dan juga ada penyihir tua itu. Kamu harus berhati-hati ketika berhadapan dengan mereka."

"Aku tahu."

Lu Jingchen tiba-tiba tidak mengerti, "Jika itu masalahnya, mengapa kamu ingin membantu Grup Mu? Kamu harusnya membiarkan mereka mendapatkan balasannya dari krisis ini dan membuat mereka menderita. Biarkan mereka merasakannya!"

Adapun terkait keluarga Mu, tidak ada seorang pun di keluarga Lu yang mau memperhatikan mereka. Dua belas tahun yang lalu, karena kematian kakak perempuan Mu Siyin, Mu Siyun, dan ibunya, Lu Shilan, kedua keluarga itu menjadi bermusuhan sehingga mereka tidak berkomunikasi satu sama lain. Jika bukan karena Mu Siyin adalah putri kandung Lu Shilan, Lu Jingchen juga tidak akan sedekat ini dengannya.

Sekarang, akhirnya keluarga Mu telah menerima karma yang seharusnya mereka dapatkan. Tapi kenapa adik sepupunya yang bodoh ini malah bersikeras menyelamatkan keluarga Mu?


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.