Cinta dari Masa Depan

Kamu adalah milikku…



Kamu adalah milikku…

0Shi Beiyu bergumam dingin, "Lalu kamu mengapa bertemu dengan adiknya saat siang hari?"      
0

Mu Siyin terkejut, "Dia mengetahui semuanya? Berapa banyak mata-mata yang dia pasang di sekitarku? Tapi, ini bukan waktunya untuk membahas itu."     

Mu Siyin berjalan mendekat dan mengambil inisiatif untuk duduk di sampingnya. Dia memeluk lengan kekar Shi Beiyu dan berkata lirih, "Gu Yiling yang menghubungiku untuk mengajakku bertemu, aku hanya ingin tahu trik apa yang dia mainkan, lalu aku meluangkan waktu di siang hari untuk bertemu dengannya."      

Wajah tampan Shi Beiyu yang dingin mulai bergerak ketika Mu Siyin memeluk lengannya. Dia menyipitkan mata phoenixnya dan menatap gadis itu, "Kalau begitu untuk apa di mencarimu?"      

Mu Siyin mendengus pelan, "Dua hari ini Keluarga Gu sedang tidak baik. Mendengar bahwa aku yang menyelamatkan Keluarga Mu, mereka juga ingin meminta bantuanku. Tapi aku tidak peduli dengannya!"      

Mu Siyin dengan cerdik menghindari topik pembicaraan tentang Gu Yifan. Meskipun saat ini Shi Beiyu terlihat tenang, tapi menurut pemahamannya tentang Shi Beiyu, sekarang pria itu adalah seekor singa yang sedang marah, hanya saja belum meledak. Jadi dia harus menenangkan emosinya sebelum meledak.      

"Lalu?" Shi Beiyu menatapnya dan berkata dengan lembut.      

Mu Siyin mengedipkan mata, "Lalu aku mengejeknya, bertepuk tangan, lalu pergi."      

Kemarahan di hati Shi Beiyu sedikit mereda mendengar itu. Dia mengulurkan tangannya dan dengan paksa memenjarakan Mu Siyin dalam pelukannya. Dia menatap Mu Siyin dengan sepasang mata phoenix yang dalam dan tidak berdasar. Suaranya dingin tapi memikat, "Lain kali jangan pernah bertemu siapapun dari Keluarga Gu!"      

Mendengar ini, Mu Siyin mengangguk dengan cepat, "Hm, aku tidak suka bertemu dengan mereka!"      

Shi Beiyu semakin mendekatkan tubuh pada Mu Siyin, matanya memancarkan sikap posesif, "Kamu adalah milikku…"      

Tanpa menunggu reaksi dari Mu Siyin belum sempat bereaksi, dia sudah menundukkan kepalanya lalu menciumnya. Jantung Mu Siyin berdetak tak karuan, sarafnya menegang dan mencoba untuk membalasnya.      

Responnya membuat ciuman Shi Beiyu menjadi semakin ganas, liar dan kuat, dia menghisap bibir dan lidah Mu Siyin yang membuat tubuh gadis itu melayang seketika.      

Shi Beiyu memeluk Mu Siyin seperti harta yang berharga, dia menciumnya dengan penuh gairah. Dari bibir, ke telinga, lalu ke tulang selangka dan terus turun…     

Mu Siyin merasa bahwa jantungnya seperti akan melompat keluar dari dadanya. Ketika bibir Shi Beiyu sampai di depannya, dia tidak bisa menahan untuk memeluknya dengan erat.      

Namun, Shi Beiyu tiba-tiba menghentikannya- sekarang dia menarik pakaian Mu Siyin ke samping, memperlihatkan bahu yang kecil dan bulat. Di sana terlihat ada garis berwarna biru dan ungu yang sangat tidak konsisten. Jika dilihat dengan baik-baik, bisa ditemukan bahwa itu adalah bekas sidik jari. Itu adalah sidik jari Gu Yifan yang menekan bahunya dengan keras saat marah. Pandangan mata Shi Beiyu berubah menjadi dingin untuk sesaat.      

Dengan sedikit kesadaran, Mu Siyin melihat ke bawah dan menemukan memar di bahunya. Dia dengan tergesa mengangkat tangannya dan menarik pakaiannya untuk menutupi itu.      

"Kamu…"      

Dia baru saja mengeluarkan sepatah kata, Shi Beiyu langsung mengambil pergelangan tangannya lagi. Di saat itu, dia benar-benar menyesal tidak membunuh Gu Yifan!     

Pergelangan tangan Mu Siyin juga berwarna biru, bisa dibayangkan seberapa banyak kekuatan yang digunakan oleh Gu Yifan saat itu.      

Mu Siyin menarik kembali tangannya dan berbisik, "Tidak apa, ini tidak sakit."      

Kulitnya sangat sensitif, di waktu biasa kulitnya akan berwarna biru keunguan ketika dia sedikit saja terbentur. Sedangkan di kejadian tadi Gu Yifan menyeretnya cukup jauh ketika dia marah.     

"Tunggu."      

Shi Beiyu dengan dingin melepaskannya dan berjalan keluar. Setelah beberapa saat dia kembali dengan membawa obat oles.      

Mu Siyin sangat tersentuh. Meskipun dia suka menjaga raut wajah dinginnya, tapi dia masih sangat perhatian padanya~      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.