Cinta dari Masa Depan

Bukankah enak memakanku?



Bukankah enak memakanku?

0Shi Beiyu menarik napas lega melihat Mu Siyin yang berhenti mengkhawatirkan masalah yang baru saja terjadi.      

"Maafkan aku, aku meminta maaf atas namanya." Shi Beiyu menggenggam tangannya dan menciumnya dengan lembut.      

Mu Siyin menurunkan pandangannya dan sedikit mengerutkan alisnya, dia merasa ada yang tidak beres, tapi dia tidak terlihat seperti berbohong pada Shi Beiyu. "Dia adalah ibumu. Bahkan jika kamu tidak meminta maaf atas namanya, apa yang bisa aku lakukan padanya."      

Suara Mu Siyin sedikit tercekat, awalnya dia tidak sabar untuk bertemu dengan ibu Shi Beiyu, tapi sekarang dia merasa tidak menyukai ibunya sama sekali, dan dia hanya mengenal Shi Beiyu di dalam seluruh hidupnya. Dia benar-benar tidak tahu bagaimana caranya bergaul dengan ibunya ke depannya.      

Dengan kata lain, pertanyaannya adalah apa yang harus dia lakukan ketika ibu Shi Beiyu sama sekali tidak menyetujuinya bersama dengan putranya? Mu Siyin merasa kepalanya akan meledak.     

Shi Beiyu melihat raut wajah Mu Siyin yang kebingungan, dia pun mengulurkan tangannya dan mengangkatnya dari sofa.      

Mu Siyin terkejut, dia memeluk leher Shi Beiyu tanpa sadar dan mengerutkan keningnya, "Apa yang kamu lakukan? Kamu membuatku takut."      

Shi Beiyu berbisik, "Melakukan apa yang sudah kamu janjikan."      

Saat ini Mu Siyin tidak peduli lagi dengan kebingungannya. Dia menatap Shi Beiyu dengan sangat cemas, "Tapi…"      

Dia ingin mencari alasan, tapi dia tidak menemukan alasan saat dia menatapnya.      

"Tapi apa?" Shi Beiyu sedikit menaikkan alisnya.      

Mu Siyin mengerutkan wajahnya lalu menaikkan tangannya untuk menutupi perutnya, "Aku lapar."      

Shi Beiyu menatapnya dengan penasaran.     

"Hari ini aku bekerja sepanjang hari, aku belum makan apapun malam ini." Kata Mu Siyin yang takut Shi Beiyu tidak mempercayainya.     

Shi Beiyu mengedipkan mata phoenix-nya lalu menata Mu Siyin, "Bukankah lebih enak memakanku?"      

Wajah Mu Siyin memerah, dia menatap Shi Beiyu, "Wajahku sakit."      

Shi Beiyu sangat tidak berdaya, dia hanya menghela nafas ringan, "Aku akan menyuruh orang mengantarkan makanan yang kamu inginkan."      

Mu Siyin tahu bahwa Shi Beiyu saat ini pasti sangat kecewa, tapi sekarang dia juga sangat kesal dan gelisah serta mudah tersinggung. Dia tidak ingin melakukan hal-hal intim dengan Shi Beiyu dalam keadaan seperti ini. Dia harus menenangkan diri dan mengatur suasana hatinya.      

Sebenarnya saat ini Mu Siyin benar-benar tidak berselera, dia mengatakan lapar hanya sebagai alasan, ketika makanan itu datang pun dia hanya sedikit mencicipi dan tidak memakannya lagi.     

Shi Beiyu yang menyadari itu pun memahaminya, dia langsung memeluk Mu Siyin dan membawanya ke tempat tidur. "Istirahatlah dengan tenang dan jangan terlalu banyak berpikir." Katanya dengan suara serak, kemudian dia mengecup dahi Mu Siyin dengan halus lalu menutup mata.     

Mu Siyin sedikit membuka mata untuk mengintip pria yang memeluknya, hatinya merasa lega dan dia tertidur.      

Malam ini, Mu Siyin bermimpi. Dalam mimpi itu dia bertemu dengan kakaknya, Mu Siyun.     

Mu Siyin melihat kakaknya terbaring di tanah berlumuran darah. Telinga, hidung dan mulutnya mengeluarkan darah dan menyatu dengan rambut panjangnya yang merah menyala, mempesona sekaligus menakutkan.      

"Yinyin…. selamatkan dia…"      

Mu Siyin melihat kakaknya yang sekarat, Mu Siyun sedang mengulurkan tangannya yang berlumuran darah padanya dan berbisik kesakitan. "Selamatkan dia…"      

"Ah!!"      

Mu Siyin tiba-tiba terbangun dari mimpinya, wajah kecilnya pucat karena ketakutan dan dahinya penuh dengan keringat.      

Shi Beiyu yang mendengar teriakannya segera membuka mata dan mengulurkan tangannya lalu segera memeluknya dengan kaku, dia mencoba menenangkan Mu Siyin dengan lembut, "Sayang, jangan takut. Aku di sini."      

Mu Siyin bergetar dan menggigil, selama bertahun-tahun terkadang dia memimpikan kakak perempuannya, tapi dia tidak pernah memimpikan kejadian berdarah dan menakutkan seperti malam ini…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.