Cinta dari Masa Depan

Kalian yang mencari masalah



Kalian yang mencari masalah

0Mu Siyin menghela nafas berat dan membiarkan Shi Beiyu memeluknya dengan erat. Sepertinya hanya dengan cara seperti itu ketakutan di dalam hatinya bisa berkurang.      

"Mimpi buruk?" Shi Beiyu bertanya dengan suara rendah, dia meletakkan tangannya yang besar di punggung Mu Siyin dengan lembut dan membelai mengikuti nafasnya.      

Bayangan dalam kepala Mu Siyin kini penuh dengan darah di mana-mana. Dia mencoba merasakan nafasnya sendiri sampai dia mengangguk, "Hm, aku… sepertinya memimpikan kecelakaan kakak perempuanku, itu sangat menakutkan."      

Shi Beiyu yang sedang mengusap punggung Mu Siyin berhenti sejenak mendengar itu, lalu dia memeluk Mu Siyin lebih erat dan menenangkannya, "Kamu terlalu banyak berpikir. Kejadian itu sudah terjadi dua belas tahun berlalu. Jangan dipikirkan lagi."     

Mu Siyin mengangguk pelan, "Hm."      

Apa yang dikatakan Shi Beiyu ada benarnya, masalah ini sudah lama berlalu. Kakak perempuannya sudah tidak ada, apa gunanya dia terlibat lagi?     

Shi Beiyu tetap dalam posisinya memeluk Mu Siyin, entah sudah berapa lama sampai Mu Siyin kembali tertidur.      

Namun kali ini Shi Beiyu yang tidak bisa tertidur. Dia masih mengingat kejadian kecelakaan mobil dua belas tahun yang lalu dan tidak akan melupakannya.      

Keesokan paginya-     

Sinar mentari pagi menembus awan menerangi setiap sudut dunia, tak terkecuali kamar hotel Mu Siyin dan Shi Beiyu dan membangunkan mereka yang terlelap.      

Mu Siyin masih merasa tertekan, sebenarnya dia masih tidak tenang ketika tidur. Dia terbangun dengan mengerutkan kening ketika cahaya matahari pagi menimpa wajahnya melalui celah di jendela.     

Shi Beiyu melihatnya membuka mata dan berkata dengan suara pelan, "Sudah bangun?"      

Pandangan Mu Siyin perlahan mulai jernih, dia menatap Shi Beiyu dan berkata dengan suara serak, "Kapan kamu bangun?"      

Shi Beiyu mengatupkan bibirnya, "Lima menit yang lalu."      

Mu Siyin menyipitkan mata dan berbisik, "Ini jam berapa, aku masih harus pergi bekerja."      

Shi Beiyu mengulurkan tangannya untuk mengusap rambut panjangnya yang berantakan dan berkata dengan lembut, "Kamu bisa tidak masuk."      

Mu Siyin mengerutkan kening dan menatapnya, "Aku baru saja masuk kerja, jika sekarang aku tidak masuk, itu akan terlihat buruk."      

"Kamu yakin tidak ingin libur sehari?" Tanya Shi Beiyu sambil mengangkat alis, dia takut Mu Siyin kelelahan dan mudah tersinggung di tempat kerja karena mendapatkan terlalu banyak tekanan.      

Mu Siyin kehilangan senyumnya, "Aku tidak akan mati karena sakit, untuk apa mengambil libur? Aku mau bangun!"      

Shi Beiyu sedikit curiga. "Apa dia benar-benar tidak apa-apa?"     

"Apa yang kamu lihat? Apa kamu juga tidak bekerja?"      

Shi Beiyu tidak bisa menahannya, awalnya dia ingin mengajaknya keluar untuk bersantai, tapi Mu Siyin memaksakan diri untuk bekerja, "Kalau begitu… lain hari saja."     

"Hm."      

Mereka sarapan bersama dan tidak menyinggung masalah semalam lagi. Mungkin karena Mu Siyin juga menyadari bahwa masalah itu sudah berlalu begitu lama, tak peduli seberapa rumitnya masalah itu, dia tidak akan bisa merubah apapun. Lebih baik belajar melepaskannya agar tidak menjadi alasan renggangnya hubungannya dengan Shi Beiyu.      

Shi Beiyu mengantar Mu Siyin ke perusahaan, kemudian ponselnya terus bergetar tepat setelah dia menyalakannya dan memutar kemudi. Dia sedikit terkejut ketika melihat ke layar ponsel itu, ternyata kakeknya terus menghubunginya. Shi Beiyu menghela nafas lelah, dia pikir bahwa ibunya telah memberi tahu tentang Mu Siyin pada kakeknya.      

Tidak lama kemudian dia mengulurkan tangannya dan mengangkat panggilan itu, "Kakek."      

"Aku tidak peduli kamu sedang ada di mana, cepat kembali dan temui aku!" Suara kakek Shi terdengar berwibawa dan menyiratkan kemarahan, terdengar juga suara nafas yang cukup kuat dan nada yang tidak bisa dibantah.      

Shi Beiyu berkata pelan, "Aku akan pergi ke perusahaan, jika ada yang ingin dibicarakan, tunggu aku sampai selesai baru kita bisa membicarakannya."     

"Kamu… apa kamu ingin mematahkan tulang tuaku menjadi berkeping-keping?"      

"Aku tidak bermaksud berlaku kasar dengan kalian, kalian yang mencari masalah, aku juga tidak bisa menahannya."      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.