Cinta dari Masa Depan

Seperti Menangis Sepanjang Malam



Seperti Menangis Sepanjang Malam

0Mama Shi menghempaskan lengannya dengan marah dan pergi. Shi Beiyu berdiri di tangga dan sedikit berbalik, dia menatap punggung mama Shi yang pergi, hatinya dipenuhi oleh rasa ketidakberdayaan.      

"Ini sudah lebih dari dua belas tahun, kenapa mereka masih tidak bisa melepaskannya?"     

Zhong Bo yang dari tadi bersembunyi di pojok akhirnya berani keluar ketika melihat mama Shi pergi. Dia menatap Shi Beiyu dan berkata dengan susah payah, "Xiao Beibei~ Kamu terlalu impulsif, bagaimana kamu bisa membuat wanita iblis itu marah? Jika kamu berani membuatnya marah, kamu dan Xiao Siyin akan hidup dengan sangat menyedihkan!"      

Shi Beiyu menyipitkan matanya dan berkata dengan pelan, "Mereka sudah mengetahui keberadaannya, jadi tidak ada gunanya untuk mundur."      

Shi Beiyu mengerti apa yang diinginkan mama Shi, jadi dia cukup rasional dan tegas menyuruh Leng Jiuchen untuk segera mendaftarkan pernikahannya dengan Mu Siyin. Kalau tidak, orang tua di keluarga Shi juga akan mendaftarkannya dengan wanita lain, ketika saat itu tiba… dia akan melompat ke sungai kuning dan tidak akan membersihkannya.      

***     

Mu Siyin tidak ingin pulang ke kediaman keluarga Mu, jadi dia ikut Lu Jingchen pulang ke rumahnya.      

Dia berbaring di kasur dengan pikiran yang sangat kacau. Tapi gambaran wanita bergaun putih yang menggandeng lengan Shi Beiyu terus ada di bayangannya untuk waktu yang lama. Harus dikatakan bahwa mereka sangat serasi ketika sedang berdampingan.      

Tiba-tiba ponselnya berdering. Mu Siyin menunduk dan hatinya berdenyut tak karuan melihat panggilan yang masuk ke ponselnya, Saat ini dia tidak tahu harus berkata apa pada Shi Beiyu, dia hanya ingin diam….     

Keesokan paginya, Mu Siyin terbangun karena bunyi alarm. Dia menatap wajahnya sendiri di kaca dengan mata yang bengkak, dia hanya bisa menghela nafas berat.      

Mu Siyin terlalu banyak menangis sampai dia tidak bisa tidur hingga larut malam. Dia merasa kedua matanya akan tidak berguna. Dia ingin merias wajah, tapi dia sedang berada di tempat Lu Jingchen, jadi dia harus pergi bekerja dengan wajah polos.      

Ketika sampai di perusahaan, Mu Siyin langsung bertemu dengan Direktur Wang.      

Sebenarnya Direktur Wang selalu iri dengan usia muda dan kecantikan Mu Siyin, ia ingin mencari kekasih yang lebih baik dari sebelumnya. Tapi hari ini dia terkejut melihat penampilan Mu Siyin dengan mata yang bengkak.      

"Hei? Kenapa? Kenapa matamu bengkak seperti ini?" Direktur Wang sengaja meninggikan suaranya agar semua orang bisa mendengarnya.      

Dengan suara yang keras seperti itu, semua rekan kerja melongokkan kepala untuk melihat Mu Siyin. Semua orang di sana tahu bahwa Mu Siyin memiliki kekasih yang kaya dan misterius. Sekarang mereka jadi bertanya-tanya, apakah Mu Siyin telah dicampakkan oleh kekasih misteriusnya itu.      

Menurut mereka, bagi pria kaya berganti wanita tidak ada bedanya dengan mengganti pakaian.     

Mu Siyin mengulum bibirnya dan menjawab dengan pelan, "Aku hanya tidak cukup istirahat, jadi tidak perlu membuat keributan semacam itu."      

Direktur Wang mengangkat alisnya, "Tidak cukup istirahat? Tapi aku pikir matamu bengkak, seperti baru saja menangis sepanjang malam, apa ada orang yang merundungmu?"      

Mu Siyin terkekeh dingin, "Terima kasih atas perhatian Direktur Wang, tidak ada orang yang bisa merundungku." Setelah mengatakan itu, dia berjalan menuju tempatnya seperti tidak ada orang di sana.      

Direktur Wang melipat tangannya dan mendengus dingin. "Kemungkinan besar dia dibuang, atau pria itu sudah tidak lagi mencintainya dan mendapatkan kekasih yang baru? Kalau tidak, kenapa dia menangis sampai seperti itu?      

Direktur Wang merasa tenang dan lebih segar setelah memikirkan tentang hal itu~ "Untuk apa memiliki wajah yang begitu cantik, jika tidak bisa mendapatkan hati seorang pria?"     

Setelah setengah hari, berita tentang Mu Siyin yang dibuang oleh kekasihnya menyebar di seluruh perusahaan. Ketika Mu Siyin pergi makan siang, kemanapun dia pergi, dia bisa melihat orang-orang menatapnya, menunjuknya dan kembali berbisik.      

Dia tidak bisa berkata-kata, ada begitu banyak pengeras suara di kantor!      

Semua orang mengira bahwa dia dicampakkan oleh kekasih barunya dan menangis sepanjang malam.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.