Cinta dari Masa Depan

Masih Marah Denganku?



Masih Marah Denganku?

0Mu Siyin semakin tidak tahan mendengar orang-orang disekitarnya yang sedang berdiskusi, akhirnya dia berkemas dan pergi.      

Mu Siyin mengeluarkan jam ketika sampai di depan meja resepsionis, kebetulan Direktur Wang juga berada di sana, saat ini dia sedang berada dalam suasana hati yang baik, dia menaikkan alis ketika melihat raut wajah Mu Siyin yang sedang tertekan, "Mu Siyin, kamu terlihat tertekan hari ini, apa kamu membutuhkan ijinku untuk cuti selama dua hari dan beristirahat?"      

Mu Siyin mengeluarkan kartu lalu menatapnya dengan bibir terangkat, "Aku harus mendapatkan ijinmu?"      

Direktur Wang mengangguk, "Tentu saja, tidak peduli berapa hari kamu cuti, aku pasti akan menyetujuinya."      

Mu Siyin berkedip, mengangguk dan berkata, "Baiklah kalau begitu, aku mengambil izin cuti hari Valentine China saja. Terima kasih, Direktur Wang. Aku pergi dulu."      

Direktur Wang tercengang, dia mengerutkan kening menatap Mu Siyin yang berbalik dan pergi, dia membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu, tapi akhirnya dia tidak melakukannya.     

Beberapa saat kemudian dia berbalik dan menatap resepsionis yang memperhatikan mereka, "Dia… apa yang dia maksud? Dia ijin cuti di hari Valentine China? Bukankah dia sudah putus dengan kekasihnya itu?"      

"Atau dia hanya berpura-pura tertekan untuk mendapatkan ijin cuti? Tidak mungkin. Tadi pagi dia datang dengan mata yang bengkak seperti habis menangis!"     

Resepsionis itu berpikir sejenak lalu berkata, "Atau begini… di hari Valentine China, ada orang yang menunjukkan cinta dan menyebarkan kasih sayang di mana-mana. Jadi dia tidak ingin diganggu dan ingin mengambil cuti untuk bersembunyi di rumah."      

Direktur Wang segera mengangguk begitu mendengar itu, "Xiao Rui, kamu sangat pandai. Itu pasti tidak salah!"      

Mu Siyin tidak peduli dengan apa yang dipikirkan oleh Direktur Wang dan semua rekan kerjanya, hari Valentine China jatuh pada hari jum'at. Dia sedang memikirkan bagaimana meminta cuti pada wanita tua itu, tapi Direktur Wang sendiri yang justru menawarkan. Jadi kenapa dia tidak mengambilnya saja?      

Sesampainya di luar pintu perusahaan, Mu Siyin secara tidak sadar melihat sisi pinggir jalan, di sana dia melihat sebuah mobil yang sangat dikenalnya.      

Jendela mobil itu diturunkan dan terlihat wajah pengawal yang selalu diperintahkan Shi Beiyu untuk menjemputnya, "Nona Mu, silakan masuk ke mobil."      

Mu Siyin berdiri di tempatnya dengan tas di tangan, dia tidak yakin apakah Shi Beiyu ada di dalam mobil itu atau tidak. Dia terdiam sejenak dan mulai bertanya, "Apa Tuan Muda kalian yang memerintahkan?"      

Pengawal itu mengangguk, "Ya."      

Mu Siyin menghela nafas lega dan berpikir bahwa Shi Beiyu tidak mungkin ada di sana. "Aku… malam ini ada urusan dan akan pulang ke kediaman Mu, jadi aku tidak akan datang ke tempatnya. Kamu kembali saja."      

Mu Siyin ingin menenangkan diri dan mencoba mengatur emosi untuk satu malam sebelum bertemu dengan Shi Beiyu.     

"Kalau begitu saya akan mengantar Anda."      

Mu Siyin tidak sadar menolak, "Tidak perlu, kamu kembali saja."      

Pengawal itu terdiam, "Saat ini sulit untuk mendapatkan taksi, jadi biarkan saya mengantar Anda."      

Mu Siyin menatap kejauhan. Lalu lintas sedang sibuk, akhirnya dia hanya bisa mengangguk, "Baiklah kalau begitu."      

Dia melangkah maju dan mengulurkan tangan untuk membuka pintu mobil. Setelah membungkukkan tubuh dan masuk, dia mengangkat wajah dan langsung bertatapan dengan mata kuning Phoenix milik Shi Beiyu. Mu Siyin membeku dalam sekejap.     

Shi Beiyu mengulurkan tangan besarnya dan menarik Mu Siyin masuk kemudian menempatkannya di pangkuan dengan gerakan mendominasi dan juga terampil.      

Sontak Mu Siyin merasa gugup dan duduk di posisi yang tidak nyaman. "Kamu… kenapa kamu ada di sini." Mu Siyin merasa telah dibohongi.      

Baru saja dia merasa bahwa Shi Beiyu tidak di sana!      

Shi Beiyu sengaja meminta pengawal itu membohongi Mu Siyin untuk membuatnya naik ke mobil. Kalau tidak, Mu Siyin akan mengabaikannya dan pergi.      

"Aku datang menjemputmu pulang kerja." Dia menundukkan kepalanya dan menenggelamkan pada celah leher Mu Siyin, dia mencium aroma rambut dan kulitnya yang manis, kemudian menciumnya dengan tidak terkendali.      

Mu Siyin gemetar dan mundur untuk bersembunyi. Shi Beiyu mendongak lalu menatapnya tidak berdaya, "Masih marah denganku?"      

Hati Mu Siyin terasa sedikit tidak nyaman mendengar pertanyaan itu. Dia tidak punya hak untuk marah. Dia berpikir sejenak lalu menggelengkan kepala pelan, "Tidak."      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.