Cinta dari Masa Depan

Sebesar Kepala Babi



Sebesar Kepala Babi

0Ekspresi Mu Siyin berubah dan matanya melebar karena terkejut setelah mendengar berita dari Ji Yang, "Benarkah?"      

Ji Yang mengangguk, "Benar, tapi Qiuci hanya bisa tinggal di Kyoto untuk beberapa hari karena masih harus pergi ke tempat pertunjukkan lainnya."      

Mu Siyin menghembuskan nafas pelan, "Dia benar-benar orang yang sangat sibuk."      

"Entahlah, siapa yang membuatnya menjadi orang terkenal~"      

"Hm, baiklah. Aku mengerti."      

"Hm, aku hanya ingin memberitahumu bahwa saat dia datang, kamu harus meluangkan waktumu di malam hari dan tidak boleh terus bersama dengan kekasih barumu itu."      

Mu Siyin terkejut, "Hei! Kenapa aku tidak pernah mendengarkanmu mengatakan hal seperti ini? Sejak kapan aku terus bersama dengannya?"      

Ji Yang mendengus, "Bagaimana tidak terus bersama? Saat kamu masih bersama dengan Gu Yifan dulu, aku bisa mengajakmu keluar sewaktu-waktu, tapi sekarang? Dia menjadi yang pertama, aku bahkan bukan yang menjadi nomor dua."      

Mu Siyin tidak bisa berkata-kata, "Sersan Ji, kamu menganiaya aku."      

"Aku tidak menganiaya kamu! Kamu harus bisa membuat janji temu denganku besok!"      

Mu Siyin langsung mengangguk, "Baiklah."      

Ji Yang terdiam sesaat, lalu dia berkata dengan curiga, "Ini sungguhan atau tidak?"      

"Sungguh!"      

"Baiklah! Kalau begitu besok kamu makan dan tidur denganku!"      

"Baik."      

Ji Yang terkejut karena merasa sedikit dimanjakan, "Mu Siyin sedang tidak seperti biasanya?"     

"Yinyin, kamu dan Shi Beiyu tidak ada masalah, 'kan?"      

Mu Siyin terdiam sebentar, "Tidak ada, kenapa?"      

"Bukankah dia selalu mengirim orang setiap hari untuk menjemputmu? Jika kamu tiba-tiba bersama denganku, aku pikir sedikit aneh."      

Mu Siyin tidak berdaya, "Kamu ingin membuat janji denganku atau tidak?"      

"Mau, mau lah!"      

****     

Keesokan paginya, Mu Siyin mandi dan turun ke bawah.      

Para pelayan sedang menyajikan sarapan, Mu Xingyu dan Li Tongzhi sudah bangun dan duduk di meja makan sedang membicarakan sesuatu, mereka terlihat sangat bahagia.     

Mu Siyin mendengar Mu Xingyu dengan sengaja menaikkan suaranya ketika menyadari kedatangannya, "Ibu, kamu melarangku untuk bertanya pada Yifan. Aku bertanya padanya tadi malam, dia bilang bahwa dia tidak memberikan cincin berlian pada siapapun. Ada beberapa orang yang sedang membanggakan dirinya sendiri!      

Li Tongzhi terlihat terkejut, "Benarkah?"      

"Iya."      

"Jadi sepertinya ada orang yang cemburu dan sengaja untuk membuatmu marah?"      

"Benar! Itu adalah rasa iri, dengki dan benci!"      

Mu Siyin duduk di seberang, dia menatap mereka yang sedang berkolaborasi dengan diam, tapi tidak untuk waktu yang lama. "Ada beberapa orang akan mati jika mereka tidak pergi ke industri hiburan!"      

Mu Xingyu mendengus dingin ketika mendengar itu, "Aku pikir kamu sedang membicarakan dirimu sendiri? Sangat terlihat jelas kamu hanya membual tentang omong kosong!"      

Mu Siyin berdecak, "Beberapa orang punya otak sebesar kepala babi dan terus pamer dengan kekayaan hartanya. Aku tidak tahu apakah itu bodoh atau pura-pura bodoh!"      

Mu Xingyu menggebrak meja dan berkata dengan marah, "Siapa yang kamu bilang otak sebesar kepala babi?!"      

Mu Siyin menaikkan alisnya dan terkekeh, "Siapapun yang duduk di tempat yang tepat, dialah orangnya."      

"Mu Siyin, kamu jalang!" Mu Xingyu sangat marah. Dengan tergesa-gesa dia mengambil susu panas di depannya dan menyiramkannya pada Mu Siyin.      

Mu Siyin selalu waspada terhadap gerak-gerik Mu Xingyu. Selain itu, dia selalu menggunakan trik yang menyakitkan. Dia segera bergeser ke samping ketika melihat tangan Mu Xingyu menyentuh gelas susu.      

Dengan suara "haa", Mu Xingyu menyiram susu panas itu begitu saja, dan sepertinya memang mengenai seseorang.      

Mu Xingyu dan Li Tongzhi langsung tercengang!!     

Mu Siyin berbalik dengan curiga… dia melihat Mu Heyuan berada tidak jauh darinya, dan secara tidak sadar dia langsung membuka mulut karena terkejut…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.