Cinta dari Masa Depan

Sudah Tidak Marah?



Sudah Tidak Marah?

0Mu Siyin mendongak dan melihat payung hitam di atasnya, hatinya berdetak sedikit lebih cepat. Wajah dingin dan indah Shi Beiyu masuk ke dalam pandangannya. Pada saat itu dia terkejut hingga tidak bisa berkata-kata.      

Shi Beiyu mengangkat tangan untuk membelai rambutnya dengan pelan, dia mengerutkan kening lalu berkata, "Hujan, jadi jangan terlalu lama di sini."      

Mu Siyin terkejut, "Kenapa kamu datang ke sini?"      

Shi Beiyu mengalihkan pandangannya pada batu nisan, lalu menatap wanita yang sedang tersenyum itu. Dia berkata pelan dengan pandangan yang sulit dibaca, "Aku datang untuk menemui kakakmu."      

Mu Siyin mengerutkan kening semakin dalam, "Tapi… bukankah hari ini ayahmu juga…."      

"Aku baru saja datang dari peringatan pemakaman keluarga Shi."      

Mu Siyin mengerti. "Ternyata seperti itu."     

Shi Beiyu mulai menyalahkan Mu Siyin ketika melihat gadis itu basah kuyup, "Kamu membawa payung, kenapa tidak memakainya?"      

Mu Siyin menundukkan kepalanya dan berkata dengan pelan, "Aku lupa."      

Shi Beiyu berkata dengan lemah, "Memang hanya gerimis."      

Mendengar nada suara Shi Beiyu yang lucu, Mu Siyin tidak bisa menahan diri untuk menatapnya, "Hujannya tidak deras, jadi tidak masalah jika terjebak hujan."      

"Semua yang kamu katakan terasa masuk akal, tapi ketika kamu demam, maka kamu akan tahu seberapa sakitnya itu."      

"Aku belum lama basah seperti ini, jadi tidak masalah."      

Shi Beiyu menarik napas, "Karena kamu sudah mengunjunginya, kalau begitu ayo pulang."      

Mungkin saja Mu Siyin akan berada di sana lebih lama. Namun, karena Shi Beiyu sudah datang, pastinya dia tidak akan berada di sana lebih lama.      

"Hm, baiklah."      

Yan Ze yang mengemudikan mobil tersebut menunggu mereka di luar pemakaman. Dia melihat Shi Beiyu menggandeng tangan Mu Siyin seperti elang yang memegang payung untuk melindungi seekor ayam itu membuatnya menggelengkan kepala dan menghela napas lagi. Sungguh betapa dahsyatnya kekuatan cinta, bahkan bisa mengubah tuan muda mereka menjadi orang lain dengan cara seperti ini.      

Ketika masuk ke dalam mobil, Shi Beiyu mengambil handuk untuk membantu Mu Siyin menyeka rambutnya dengan lembut.      

"Saat sampai di rumah, keringkan lagi." Ucap Shi Beiyu membuat hati Mu Siyin terasa hangat.      

Dalam beberapa tahun terakhir, hari ini adalah hari paling sepi dan menyedihkan, bahkan melebihi kehidupan sebelumnya. Tapi sekarang berbeda, dengan adanya Shi Beiyu di sisinya, dia tidak lagi merasakan kesepian.      

Mu Siyin mengambil inisiatif untuk bersandar pada lengan SHi Beiyu dan memeluknya setelah memikirkan tentang hal itu. Tiba-tiba dia merasa bahwa lengan Shi Beiyu terasa seperti milik ibunya, membuatnya merasa nyaman dan hangat.      

Saat itu juga, tubuh Shi Beiyu membeku karena terkejut dengan sikap Mu Siyin.      

Beberapa hari terakhir ini Mu Siyin selalu berlaku kurang lembut padanya. Tapi hari ini, dia tiba-tiba mengambil inisiatif… dan itu membuatnya sedikit tersanjung.      

"Yinyin…"      

Mu Siyin berdehem lalu menatapnya, "Ada apa?"      

Bibir Shi Beiyu bergerak untuk berkata pelan, "Sudah tidak marah?"      

Mu Siyin terdiam sejenak mendengar pertanyaan itu. Dia tidak marah, tapi hanya merasa tidak nyaman ketika mengingat kejadian malam itu. Setelah memikirkan ini, dia menurunkan pandangannya dan berkata pelan, "Aku tidak marah."      

Shi Beiyu merasa sedikit curiga, "Benarkah?"      

"Ya."      

Shi Beiyu memeluknya dan mengambil inisiatif untuk menjelaskan padanya, "Aku tidak punya hubungan apapun dengannya. Malam itu, aku hanya…"      

Mu Siyin segera mendongak dan meletakkan jarinya di bibir Shi Beiyu, "Aku tahu bahwa mereka yang memaksamu. Aku tidak menyalahkanmu."      

Shi Beiyu mengangkat tangannya untuk menggenggam tangan Mu Siyin, lalu dia berbisik, "Sungguh?"      

"Sungguh."      

Perasaan tidak nyaman yang sudah Shi Beiyu tahan selama beberapa hari ini menjadi lebih baik ketika melihat anggukan lembut Mu Siyin.     

"Yinyin."      

"Ya?"      

Tanpa mengatakan apapun Shi Beiyu segera menunduk untuk membungkam bibirnya. Tapi mereka berdua terkejut ketika bibir mereka saling bersentuhan.      

Shi Beiyu yang tidak bisa menyentuh Mu Siyin selama beberapa hari, sekarang mulai menggila, ciuman tersebut menjadi semakin kasar dan ganas…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.