Cinta dari Masa Depan

Nanti Malam Akan Kuberikan Padamu



Nanti Malam Akan Kuberikan Padamu

0Mu Siyin merasakan debaran di hatinya, dia memeluk Shi Beiyu dan merespon dengan tidak terkendali. Dalam sekejap suasananya menjadi semakin memanas. Perasaan tersebut dalam dan alami. Saat ini Shi Beiyu hanya ingin menunjukkan cintanya untuk Mu Siyin secara langsung.      

Ketika Mu SIyin menyadari tangan besar Shi Beiyu mendekat, dia dengan pintar segera meraihnya dan menggenggamnya, "Jangan.."      

Saat itu aliran darah Shi Beiyu mendidih, mata ambernya penuh dengan keinginan dan juga harapan. Selama dia bersama dengan orang yang dicintainya, tidak peduli kapan dan di mana, gadis itu selalu bisa membangkitkan hasrat dan gelora api di dalam tubuhnya.      

Mu Siyin yang duduk di pangkuan Shi Beiyu bisa merasakan apa yang dia inginkan. Tapi saat ini mereka berada di dalam mobil dan di depan juga masih ada Yan Ze. Apapun yang diinginkannya tidak boleh terjadi.     

"Yinyin" Suara Shi Beiyu terdengar begitu serak, dia mulai mencium daun telinganya dan berbisik, "Berikan padaku."      

Wajah Mu Siyin berwarna semerah tetesan darah dan dia tidak berani menatap mata Shi Beiyu yang penuh gairah. Dia menutup matanya dan berkata dengan malu-malu, "Sekarang tidak bisa."      

Saat ini jauh di lubuk hati Shi Beiyu seperti sedang digerogoti ratusan semut, dia memeluknya dengan erat dan menenggelamkan kepala di dadanya. Dia berkata dengan bodoh, "Kalau begitu kapan?"      

Mu Siyin merasa malu dan ingin menggali lubang di tanah untuk mengubur diri. Bagaimana bisa dia menjawab pertanyaan ini?      

Shi Beiyu menaikkan pandangan karena tidak mendapatkan jawaban dari Mu Siyin, "Berapa lama kamu ingin membuatku menunggu?"      

Mu Siyin mengangkat tangan untuk menutupi mata pria itu, lalu membenamkan wajahnya di lengannya dan berkata dengan pelan, "Nanti malam akan kuberikan padamu."      

Kata-kata membuat Shi Beiyu tiba-tiba merasakan seribu pohon pir bermekaran!      

Dia begitu bersemangat hingga memeluknya dengan erat, berharap langit akan berubah menjadi gelap secepatnya dan segera memasuki kamar pengantin bersama dengannya.      

"Kali ini kamu harus memegang kata-katamu, jangan membohongiku lagi."      

Mu Siyin pernah mengatakan hal seperti ini sebelumnya, tapi dia mengubahnya ketika malam tiba. Meskipun ada alasan rasional di balik kejadian itu, tapi Shi Beiyu masih dihantui dan mengingatnya dengan sangat jelas.      

Mu Siyin segera mengangkat kepalanya, "Kapan aku membohongimu?"      

Shi Beiyu menatapnya, "Saat terakhir kali itu."      

Mu Siyin terdiam, dia mengedipkan mata lalu melebarkannya, "Bagaimana bisa kamu menyalahkanku? Malam itu…"      

Malam itu tiba-tiba saja ibu Shi Beiyu datang dan mengatakan banyak hal yang membuatnya terkejut serta menyakitkan, bahkan menamparnya. Bagaimana mungkin dia punya hati untuk melakukan itu dengannya!     

Shi Beiyu menumpukan dagunya di atas kepala Mu Siyin, lalu berkata dengan suara rendah, "Hari itu adalah kesalahanku. Kejadian seperti itu tidak akan pernah terjadi lagi."      

Mu Siyin mengulum bibirnya dan mengangguk, "Hm, aku percaya padamu."      

Perkataan 'Aku percaya padamu' dari Mu Siyin membuat hati Shi Beiyu berdebar. Dia tidak bisa menahan diri untuk mencium kepalanya dan berkata lembut, "Hari ini adalah hari Valentine, apa kamu ingin pergi jalan-jalan?"      

Mu Siyin menatapnya, "Hari Valentine ini tidak cocok untuk kita."      

Shi Beiyu mengangguk, "Baik, kalau begitu kamu ingin hadiah apa?"      

Mu Siyin menatapnya lemah, "Bukankah kamu kemarin sudah mengirimkan bunga?"     

"Bunga adalah bunga, dan hadiah adalah hadiah."      

"Hm… tapi aku tidak menginginkan apapun."     

Shi Beiyu sedikit mengulum bibir mendengar jawaban itu, "Tapi aku sudah menyiapkan sesuatu."      

"Hah?" Mu Siyin menatapnya dengan mata membulat.     

"Kamu pasti menyukainya." Shi Beiyu mengatakan itu dengan cara yang misterius.      

"Hadiah apa?" Tanya Mu Siyin sedikit terkejut.      

"Tebak saja." Shi Beiyu sengaja mencoba untuk memainkan trik.      

Mu Siyin berkedip menatapnya, "Perhiasan?"     

Shi Beiyu menggelengkan kepalanya.      

Mu Siyin mengerutkan kening, lalu berhenti sejenak dan berkata dengan ragu, "Mobil sport?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.