Cinta dari Masa Depan

Batu Asah Tidak Punya Hati



Batu Asah Tidak Punya Hati

0Shi Beiyu sedikit mengangkat alis dan menatapnya dengan penuh arti, "Aku takut jika aku menghabiskannya, kamu tidak akan bisa menahannya."      

Dalam sekejap Mu Siyin membeku sambil menatapnya dengan wajah merona, "Apa yang kamu pikirkan? Ini bagus untuk ginjalmu, tahu!"      

Mu Siyin mengatakan itu sambil tersipu malu, Shi Beiyu pun akhirnya berhenti menggodanya. Lagi pula, dia sudah berjanji malam ini dan bukan tidak mungkin dia meminum sup ini.      

Setelah makan siang selesai, Shi Beiyu bertanya pada Mu Siyin apakah ada tempat yang ingin dia datangi, lagi pula, hari ini tidak ada pekerjaan.      

Mu Siyin langsung menjawab tanpa berpikir, "Hari ini aku tidak ingin pergi kemana-mana, lagi pula di luar hujan lebat. Memangnya kita bisa pergi ke mana?"      

Shi Beiyu memeriksanya, di luar memang sedang turun hujan lebat, "Kalau begitu… ayo kita pergi ke kamar dan istirahat."      

Mu Siyin mencium bau tidak normal ketika mendengar kata "istirahat". Dia langsung membunyikan alarm di kepalanya, dia berkedip dan menatap Shi Beiyu sambil berkata, "Istirahat apa? Ayo pergi ke balkon dan melihat hujan~"      

Kemudian dia menarik Shi Beiyu untuk pergi ke balkon. "Kenapa Shi Beiyu tidak menyadari apa yang telah dia lakukan?"     

Sejak pagi tadi Mu Siyin terus saja merasa malu, maka Shi Beiyu hanya perlu menunggunya sampai malam nanti. Lagi pula, ini juga merupakan saat yang bagus untuk sedikit mengobrol sambil melihat hujan di sofa balkon.      

Mu Siyin menggandeng lengan Shi Beiyu, mereka melihat hujan yang lebat dari jendela, dia lagi-lagi menghela nafasnya, "Hari ini banyak orang ingin yang ingin berkencan, tapi hujannya begitu lebat, bagaimana mereka akan melakukannya?"     

Shi Beiyu langsung menjawabnya, "Tidak peduli seberapa lebat hujannya, selama dua orang yang saling mencintai bisa bertemu, itu tidak akan jadi masalah meskipun mereka terpisah oleh jarak ribuan mil."      

Mu Siyin tidak bisa menahan tawa, "Itu seperti penggembala sapi dan sang penenun, 'kan?"      

Shi Beiyu tertawa kecil, "Benar."      

Kali ini Mu Siyin sedikit beruntung, karena dia saat ini bersama dengan Shi Beiyu.      

"Oh iya, berapa lama kamu akan membuat Mu Xingyu dan Gu Yifan terus berada di topik teratas?" Tanya Mu Siyin tiba-tiba.     

Pertanyaan itu membuat Shi Beiyu mengerutkan kening, "Kenapa kamu membicarakan mereka?" Dia tidak suka Mu Siyin menyebut apapun yang berhubungan dengan Gu Yifan.      

Mu Siyin mendongak untuk menatapnya, "Bukan begitu, hanya saja, orang-orang di perusahaan terus membicarakan kita karena berita mereka masih menjadi topik utama. Aku malu mendengarnya."      

Shi Beiyu mendengus, "Masih belum."      

Mu Siyin sadar bahwa berita tentang Mu Xingyu dan Gu Yifan masih menjadi topik utama lebih lama lagi.      

"Lupakan, biarkan saja seperti itu. Lagi pula hal itu tidak ada hubungannya denganku. Lebih baik mereka mendapatkan makian lebih lama." Pikir Mu Siyin, dia yang bersandar di dada Shi Beiyu tiba-tiba merasa bosan dan juga sedikit mengantuk…     

Sebenarnya Shi Beiyu sendiri merasa tidak nyaman menyebut nama Gu Yifan di depan Mu Siyin. Dia sedikit mengernyit dan sekali lagi berusaha untuk melakukan malam pertama dengan Mu Siyin. Meskipun dia berpikir bahwa Mu Siyin menyukainya dan di dalam hatinya sudah ada dirinya, tapi dia sedikit tidak yakin ketika memikirkan perkataan omong kosong Mu Siyin yang dia ucapkan malam itu.      

Ya, dia tidak yakin. Dia takut Mu Siyin masih memiliki rahasia yang tidak diketahuinya.      

"Jika kamu pikir bahwa mereka sudah cukup berada pada berita utama, aku bisa menarik berita mereka." Kemudian dia menunggu dan berakhir tidak mendapatkan jawaban dari Mu Siyin. Dengan ragu dia sedikit menundukkan kepala untuk melihat gadis itu, tiba-tiba hatinya terasa lemah…     

Dia tidak tahu sejak kapan Mu Siyin tertidur, lalu dia hanya bisa menghela nafas, "Kamu memang batu asah yang tidak punya hati."      

Dia pun menggendong Mu Siyin. Awalnya Shi Beiyu ingin bangkit untuk membawanya ke kamar, tapi tiba-tiba dia menemukan wajah gadis itu sedikit memerah yang tidak normal. Dia mengerutkan kening dan memeriksanya. Dalam sekejap, kerutan di antara alisnya semakin dalam, ternyata Mu Siyin memang demam.      

Shi Beiyu tidak bisa menahan untuk tidak menyalahkan dirinya sendiri. Tadi saat di dalam mobil dia sudah berjanji untuk mengeringkan rambutnya, tapi bahkan sampai saat ini dia melupakannya.      

Mu Siyin suka hujan-hujanan meskipun tubuhnya lemah, Shi Beiyu benar-benar ingin menampar pantatnya!      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.