Dear Pak Polisi..

Unwanted Relationship



Unwanted Relationship

0Hanan pun membaca pesan dari Anin.     

"Oh ternyata Anin di rumah aja hari ini.. Tapi kayaknya gak mungkin deh Arga gak ngajak Anin ke luar hari ini.. Ini kan weekend.. Aneh sih kalau memang benar Arga gak ajak Anin keluar.." gumam Hanan.     

Ia pun lalu mengetik sesuatu di handphonenya dan membalas pesan dari Anin.     

"Oh begitu.. Iya iya rin.. Arga gak ajak kamu ke luar memangnya rin??"-Hanan.     

Send.     

Setelah mengirim pesan itu, Hanan pun lanjut berolahraga di ruang olahraga di apartemennya.     

.......     

Anin pun segera berlari ke luar dari kamarnya untuk menemui Arga di depan rumah, tepatnya di depan gerbang.     

Ia berlari dengan cepat sambil menuruni anak tangga.     

"Gawat!! Ihhh Arga pakai segala datang lagi ke sini.. Ngapain sih ah?!" gerutu Anin kesal.     

Saat Anin melewati ruang tv, ada Rafka di sana yang sedang menonton acara televisi.     

"Anin??" ucap Rafka bangkit dari duduknya.     

Mendengar panggilan dari Rafka, Anin pun langsung menghentikan langkahnya.     

Ia memutar tubuhnya ke arah Rafka.     

"Kenapa??" ucap Anin.     

"Kamu mau ke mana?? Kok buru-buru banget gitu??" ucap Rafka.     

"Hmm?? Itu.. Hmm.. Gak apa-apa.. Aku ke depan dulu.." ucap Anin terburu-buru lalu langsung bergegas ke luar rumah untuk menemui Arga.     

"Aneh... Anin kenapa ya??" gumam Rafka.     

Rafka pun kembali duduk di sofa.     

....     

Di sisi lain, Anin pun membuka gerbang dan menemui Arga. Ia lalu menutup kembali gerbang rumahnya.     

Arga sudah berdiri di depan mobilnya menunggu kehadiran Anin. Arga memasukkan kedua tangannya ke dalam saku dengan posisi berdiri kaki disilangkan, tak lupa bertengger kaca mata hitam di matanya.     

"Arga!! Kamu ngapain sih ke sini?!" ucap Anin panik.     

Arga lalu menarik satu tangannya dari saku celananya dan memperbaiki posisi berdirinya.     

"Kamu tanya ke aku seperti itu?? Gak salah?!" ucap Arga masih dengan nada biasa.     

"Apa sih maksud kamu?!" ucap Anin kesal.     

"Ke mana aja kamu seharian kemarin ha?? Kamu tuh ya kayak orang gak punya tanggung jawab! Bisa gitu kamu ya seharian gak ada hubungi aku dan malah asyik-asyikan bareng si brengsek itu!!" ucap Arga mulai terpancing emosinya.     

"Apa sih maksud kamu Ga?? Jangan mengada-ngada kamu ya.." ucap Anin.     

"Aku sama sekali enggak mengada-ngada Anin!! Aku udah tahu semuanya!! Bisa kamu ya santai-santai seperti itu di saat kita sedang berantem?! Bisa-bisanya ya kamu nin sesantai itu menanggapi masalah yang ada di hubungan kita.. Heran aku sama kamu!!" ucap Arga semakin emosi.     

Anin tersenyum getir.     

"Terserah kamu mau ngomong apa tentang aku... Toh pada nyatanya kamu emang selalu negative thinking sama aku.. Jadi percuma juga kan kalau aku jelasin ke kamu?? Ya udah terserah kamu.. Kamu kan hanya melihat dari satu sisi jadi kamu gak akan pernah tahu apa yang aku rasakan Ga.." ucap Anin.     

"Siapa yang ada di rumah??" ucap Arga.     

"Kenapa kamu tiba-tiba tanya soal itu??" ucap Anin.     

"Siapa?!" bentak Arga.     

"Kenapa sih Ga?!" ucap Anin kesal.     

"Aku tanya siapa yang ada di rumah, Anin?! Jawab aku?!" bentak Arga seraya melepas kaca matanya dari matanya.     

"Gak ada.." ucap Anin berbohong.     

"Jangan bohong kamu!! Siapa yang ada di dalam rumah?!" ucap Arga.     

"Hm.. Hm.. Ma-ma.. Mama.. Iya Mama.." ucap Anin.     

Arga tersenyum miring.     

"Bohong lagi kamu ya!! Tadi kamu bilang gak ada orang di rumah, lalu sekarang kamu bilang bahwa ada Mama kamu di rumah.. Nanti siapa lagi yang kamu bilang ada di rumah? Rafka?? Iya?!!" ucap Arga membentak di akhir.     

"Aku memang selalu salah ya di mata kamu! Terserah!!" ucap Anin meninggalkan Arga namun Arga segera mencekal tangan Anin.     

"Aku akan memberi pelajaran pada dia karena sudah membuat kamu lupa sama aku!!" ucap Arga.     

"Jangan gila kamu ya!! Jangan macam-macam Arga!!" ucap Anin.     

"Kenapa?! Kenapa Anin?? Kamu takut??" ucap Arga dengan senyum miring.     

"Tolong jangan cari masalah di rumah aku, Ga.. Tolong.." ucap Anin memohon.     

"Aku gak puas kalau aku belum kasih pelajaran ke dia!" ucap Arga.     

"Kalau kamu tetap nekad untuk memberi pelajaran ke bang Rafka, aku mau kita-" ucapan Anin langsung dipotong oleh Arga.     

"Sekali lagi kamu lanjutkan kalimat itu, aku gak akan segan-segan untuk memberi pelajaran yang lebih dari apa yang aku rencanakan untuk dia! Ingat nin, aku gak pernah main-main dengan ucapan aku!" ucap Arga.     

"Kamu ngancem aku??" ucap Anin dengan mata yang berkaca-kaca. Namun Anin segera mengusapnya.     

"Ini bukan sekedar ancaman, tapi peringatan bahwa kamu gak bisa lepas dari aku Anin! Kamu harus sadar diri! Bahwa Aku kehilangan mimpi aku itu semua karena kamu!! Seharusnya kamu paham akan hal itu! Bahkan aku sampai depresi pada saat itu! Seharusnya kamu sadar diri akan apa yang sudah kamu lakukan ke aku di masa lalu!" ucap Arga.     

"Tapi itu semua bukan sepenuhnya kesalahan aku Ga.." ucap Anin.     

"Itu juga salah kamu karena kamu lebih percaya pada teman-teman kamu yang brengsek itu dari pada aku, kekasih kamu sendiri pada saat itu!" ucap Arga.     

"Aku minta maaf Ga.. Aku kan udah minta maaf sama kamu.. Kenapa kamu masih aja ungkit soal itu sih Ga??" ucap Anin.     

"Supaya kamu sadar!! Bahwa kamu gak seharusnya seperti itu lagi Anin!! Supaya kamu bisa lebih menghargai hubungan ini! Sudah cukup semuanya hancur karena teman-teman sialan kamu itu! Aku gak mau lagi semuanya hancur untuk saat ini!" ucap Arga.     

"Apa gak ada cara lain Ga selain cara ini??" ucap Anin.     

"Ada.." ucap Arga dengan senyum miring.     

"Maksud kamu??" ucap Anin.     

"Iya!! Aku punya cara lain selain cara ini yaitu dengan menghabisi nyawa Rafka dan polisi sialan itu!!" ucap Arga.     

"Kamu apa-apaan sih,Ga?! Jangan pernah kamu libatkan mereka di dalam masalah kita Ga.." ucap Anin.     

"Kalau kamu gak mau mereka terlibat di dalam masalah ini, seharusnya kamu sadar diri untuk tidak lagi dekat atau bahkan sekedar komunikasi dengan mereka!! Bukan sebaliknya!! Kamu pikir, aku gak tahu apa yang kamu lakukan di luar sana?! Aku tahu semuanya Anin! Aku tahu!!" ucap Arga.     

Anin hanya menunduk cemas.     

"Sekarang, kamu siap-siap dan kita akan pergi.!" ucap Arga.     

"Mau pergi ke mana Ga??" ucap Anin.     

"Pantai." ucap Arga.     

"Tapi aku lagi gak mood untuk pergi ke mana-mana Ga.." ucap Anin.     

"Dan aku gak peduli akan hal itu Anin.." ucap Arga.     

"Kamu berubah Ga.. Kamu banyak berubah.." ucap Anin menangis tanpa suara.     

Ia pun lalu beranjak dari hadapan Arga.     

"Sepuluh menit aku tunggu di sini!! Jika kamu tak kunjung selesai dan ke luar, maka jangan salahkan aku, jika aku melakukan sesuatu!" ucap Arga berteriak pada Anin.     

Anin hanya diam tak menanggapi ucapan Arga. Ia lebih memilih untuk melangkahkan kakinya memasuki rumah.     

...........     

Thank you for reading....     

Please share dan support..     

:red_heart::red_heart::red_heart:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.