Dear Pak Polisi..

Teka Teki Pertemuan



Teka Teki Pertemuan

0Anin dan Wilbert lalu memasuki apartemen Hanan.     
0

"Assalamualaikum.." ucap Anin ketika memasuki apartemen Hanan.     

Pemandangan yang pertama kali Anin lihat adalah Seseorang yang tengah duduk di sebuah kursi kerja yang dekat dengan jendela dengan posisi membelakangi Anin Wil.     

"Waalaikumsalam.." ucap Hanan tanpa menoleh pada sumber suara.     

Langkah kaki Anin dan Wil semakin mendekat ke arah di mana Hanan berada.     

Tap... Tap ... Tap....     

"Pak Hanan..." ucap Anin ketika dirinya hampir sampai pada posisi di mana Hanan duduk.     

Yaps.. dia berhasil berdiri di samping kiri Hanan.     

Namun, Anindya terkejut kala melihat Hanan.     

Ia lalu membelalakkan matanya tak percaya, seolah bertanya pada Wil.     

Wil hanya menunjukkan ekspresi yang tak bisa dibaca.     

.......     

"Ga... katanya kemarin si Anin hampir diperkosa ya sama si Rafka??" ucap Ilona bertanya pada Arga ketika dirimya memasuki ruang kerja Arga.     

Brak!!     

Arga menggebrak meja kerjanya karena terkejut mendengar apa yang Ilona baru saja ucapkan.     

"Apa?! Rafka hampir saja memperkosa Anindya?? Bagaimana bisa??" ucap Arga terkejut.     

"Gue gak tahu gimana persis kejadiannya... Pokoknya gue dapat informasi begitu dari mata-mata kita.." ucap Ilona.     

"Terus bagaimana dengan kondisi Anin saat ini??" ucap Arga.     

"Gue sih gak tahu... tapi katanya ada seorang laki-laki misterius yang berusaha menyelamatkan dia pada malam itu.. dan lelaki misterius itu berhasil menyelamatkan Anin lalu membawa Anin pergi dari rumah itu.." ucap Ilona.     

"Sialan!! Berani banget si Rafka mau merebut Anin dengan cara yang kotor seperti itu! Sebusuk-busuknya gue, ternyata dia jauh lebih busuk! Shit!! Gue akan kasih dia pelajaran dan gue akan membuat hidup dia menderita selama dia masih terus mengganggu Anin!" ucap Arga.     

"Lakukan dengan cara pelan-pelan agar tidak begitu ketara.. Rafka itu licik.. dia gak sebodoh yang kita kira.. karena bisa aja, lo terjebak dalam rencana lo sendiri." ucap Ilona.     

"Gue tahu.. tapi gue akan tetap kasih dia pelajaran supaya dia bisa sadar bahwa apa yang dia lakukan pada Anindya itu adalah kebodohan!" ucap Arga.     

Ilona pun mengangguk paham.     

"Iya terserah lo aja gimana.." ucap Ilona.     

......     

"Sialan!! Gue benar-benar masih emosi kalau udah ingat kejadian kemarin.. di mana pak Radit bisa-bisanya mempermalukan gue di depan nyokap nya! Dan ini semua itu karena Anin! Anin memang benar-benar biang dari setiap permasalahan yang gue dapatkan.. gue gak akan pernah biarin lo bahagia di atas penderitaan gue terus, Anin!" monolog Vio dengan sangat emosi.     

Brak!!     

Vio bahkan menggebrak meja di dekatnya.     

"Argh!! Kalau gini caranya, gue kapan dong lulus kuliahnya?? Dosen killer itu juga gak mau acc judul gue.. kenapa sih susah banget kayaknya?!" geram Vio.     

"Vio!" Rio tiba-tiba memasuki apartemen miliknya.     

"Papa?!" ucap Vio tersentak kaget.     

"Mana skripsi kamu??! Sudah sampai tahap berapa kamu?! Apa judul skripsi kamu yang berhasil diacc oleh dosen kamu?!" ucap Rio.     

"A-e.. hmm.. i-itu.. kok papa datang ke sini gak bilang-bilang dulu sih sama aku.??" ucap Vio seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.     

"Katakan pada papa dengan sejujurnya!!" bentak Rio.     

"Iya pa iya.. dosen nya belum mengacc judul skripsi aku.." ucap Vio menunduk.     

Brak!!!     

Rio langsung menggebrak meja.     

"Benar ya dengan apa yang Dena katakan!! Kalau selama ini ternyata papa terlalu memanjakan kamu sampai kamu menjadi seperti ini!! Kuliah tidak selesai-selesai, tapi uang papa justru habis untuk kamu foya-foya!" ucap Rio.     

"Papa?! Kenapa papa berbicara seperti itu sama aku?! Dena yang jauh lebih banyak menghabiskan uang papa tapi kenapa aku yang selalu disalahkan?! Kenapa papa menjadi tidak adil sama aku sekarang?! Kenapa?! Kenapa papa lebih sayang sama dia dari pada aku?! Anak kandung papa sendiri?! Hiks... Aku juga capek pa.. siapa sih yang gak mau lulus kuliah tepat waktu?! Siapa pa?!" ucap Vio emosi.     

"Karena kamu sudah tidak bisa diatur sekarang.. kamu selalu saja melawan papa, Vio.." ucap Rio.     

"Aku punya alasan di balik semua itu, pa.." ucap Vio.     

"Papa sudah capek.. papa malu karena semua rekan bisnis papa menganggap bahwa kamu itu bodoh karena kuliah kamu tak kunjung selesai padahal program studi yang kamu ambil adalah program studi yang sangat mudah.." ucap Rio.     

"Terserah papa.. kalau aku tahu hidup aku akan sehancur ini karena papa aku sendiri, lebih baik pada saat itu aku mati aja pa!! Papa memang gak pernah mikirin perasaan aku!! Papa berubah sejak papa mengenal Dena! Papa bahkan jauh lebih menyayangi dia dari pada aku yang sudah jelas-jelas adalah anak kandung papa sendiri.. ketika papa tua nanti, bukan Dena yang akan mengurus papa.. tapi aku pa.. karena setelah papa sakit-sakitan nanti dan Dena sudah mendapat semua harta papa, papa akan dicampakkan olehnya.. harusnya papa sadar akan hal itu!" ucap Vio.     

"Papa tidak peduli dengan apa pun yang kamu katakan.. papa hanya mau kamu lulus tahun ini juga! Lewat dari itu, papa tidak akan pernah lagi peduli terhadap kamu!" ucap Rio.     

"Terserah papa!! Tapi kalau sampai terjadi sesuatu yang buruk pada papa nanti, jangan pernah pala mencari aku!!" ucap Vio.     

"Oke!! Papa gak butuh kamu!" ucap Rio lalu pergi dari apartemen Vio.     

......     

Asni tengah menyirami tanaman di halaman depan rumahnya.     

Ketika Asni tengah menyirami tanaman di halaman depan rumahnya, tiba-tiba Rafka datang dan memeluk Asni dari belakang.     

"Rafka!" sentak Asni ketika dirinya terkejut karena Rafka yang dengan tiba-tiba memeluk dirinya dari belakang.     

"Ma..." rengek Rafka.     

"Kamu kenapa sih??" ucap Asni.     

"Kenapa Anin belum pulang sampai detik ini?" ucap Rafka.     

"Ya mana mama tahu.. dia pergi juga kan karena kamu! Karena kesalahan kamu.." ucap Asni.     

"Tapi aku menyesal ma.. aku kangen sama dia.." ucap Rafka.     

"Rafka kamu jangan seperti ini dong... ini tuh kita lagi di halaman.. nanti kalau ada yang melihat atau papa kamu pulang bagaimana?? Nanti mereka berpikir yang tidak-tidak soal mama dan kamu.. tolong jangan seperti ini, Raf.." ucap Asni.     

'Itu yang gue mau...' ucap Rafka di dalam hatinya dengan senyum miring.     

"Ya udah kita ngobrol di dalam ya ma.." ucap Rafka.     

"Kamu mau ngapain sih?? Mama masih sibuk ini.." ucap Asni.     

"Ayo ma.. sebentar saja.." ucap Rafka.     

'Kenapa Rafka menjadi aneh seperti ini ya??' ucap Asni di dalam hatinya.     

"Ma.. ayolah.." ucap Rafka membujuk Asni.     

"Iya iya oke.. sebentar mama matikan kran airnya dulu.." ucap Asni.     

Rafka pun lalu memundurkan dirinya dan membiarkan Asni untuk mematikan kran air tersebut.     

Setelah itu, mereka lalu masuk ke dalam rumah.     

"Oh iya ma.. kita ngobrol di balkon kamarku saja ya.. kebetulan tadi aku ada buat dessert.." ucap Rafka.     

"Kamu bisa membuat dessert?" tanya Asni tak percaya.     

"Iyalah.. aku kan sering belajar buat dessert jadi kalau aku pengen, ya tinggal buat aja.." ucap Rafka.     

"Baiklah.. ayo mama ingin mencoba dessert buatan kamu.." ucap Asni.     

............     

Maafkan Typo...     

Thank You for Reading...     

Please support this novel...     

:red_heart::red_heart::red_heart:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.