Dear Pak Polisi..

In My Bad Dream



In My Bad Dream

1"Kamu boleh membenci saya jika saya mengingkari janji saya kali ini untuk kamu.." ucap Hanan.     

"Saya tidak bisa menjadi jahat bahkan kepada orang yang telah berbuat jahat kepada saya, Dear pak polisi..." ucap Anin.     

"Apa saya sudah sejahat itu??" ucap Hanan.     

"Menurut bapak bagaimana?" ucap Anin.     

"Maaf.. tapi, saya benar-benar ingin tahu kenapa kamu tidak ingin pergi ke cafe itu?? Ada apa di sana nin??" ucap Hanan.     

"Bapak ingin tahu..??" ucap Anin.     

Hanan pun mengangguk.     

"Baik.. kita pergi ke sana sekarang... akan saya ceritakan alasan mengapa saya benar-benar tidak ingin ke sana.." ucap Anin.     

'Apa yang sebenarnya terjadi?? Ya Allah.. tolong hamba ya Allah..' ucap Hanan dalam hati.     

"Baik.." ucap Hanan mengangguk.     

Hanan pun kembali melajukan mobilnya menuju Estheutic Cafe.     

.....     

Hanan dan Anin telah tiba di Cafe tersebut. Mereka kini tengah berjalan memasuki cafe.     

"Kita duduk di sana.." ucap Anin menunjuk meja tersebut.     

Meja yang ditunjuk Anin adalah meja yang ia dan Hanan duduki ketika berada di cafe itu.     

Hanan pun mengikuti langkah Anin. Mereka pun duduk di kursi itu.     

Pelayan segera menghampiri meja mereka untuk menawarkan menu.     

"Permisi.. mau pesan apa??" ucap pelayan.     

"Hmm avocado juice saja dua.." ucap Hanan.     

"Baik, terima kasih.." ucap pelayan lalu pergi.     

"Di sini... di tempat ini.. tepat sekali saya bermimpi bahwa bapak meninggalkan saya, melukai perasaan saya dengan begitu jahatnya seraya membawa sebuah amplop coklat berisi foto-foto prawedding bapak dengan Devi... bapak benar-benar bukan seperti pak Hanan yang saya kenal ketika berada di dalam mimpi itu.." ucap Anin menceritakan apa yang ia alami di dalam mimpi buruknya pada saat itu.     

"Tapi saya tidak pernah benar-benar memiliki hubungan apa pun dengan Devi, nin.. meskipun saya tidak memberi kamu kabar selama hampir dua tahun, tapi saya tetap tidak pernah berhubungan apa pun dengan Devi.. bahkan sekedar untuk bertegur sapa saja pun tidak pernah nin.." ucap Hanan.     

"Bisa saya lanjutkan??" ucap Anin.     

"Maaf.. silahkan.." ucap Hanan.     

"Di mimpi itu, rasanya seperti benar-benar nyata.. setelah sekian lama bapak tidak menghubungi saya, pada akhirnya bapak pun menghubungi saya. Saya menerima panggilan itu dan bapak dengan datar mengatakan bahwa bapak ingin bertemu dengan saya di cafe ini.. saya datang ke cafe ini dengan perasaan gembira, tapi raut wajah bapak yang saya temui adalah seperti raut wajah penuh kebencian dan amarah. Saya tetap pada perasaan yang sama.. bapak lalu mulai memberikan saya sebuah amplop coklat yang berisi foto-foto prawedding bapak dengan Devi.. saya tidak percaya pada awalnya.. tapi bapak menunjukkan smirk bapak seolah bahagia melihat ketakutan dan keterkejutan di wajah saya.. saya benar-benar sakit hati akan hal itu.. saya lalu ingin pergi dari sana tapi ternyata bapak sudah mengunci cafe ini.. bapak menghalangi saya bahkan bapak merasa tidak cukup menyakiti saya hanya dengan foto-foto itu.. bapak bilang bahwa bapak akan memberikan satu kejutan lagi pada saya, saya benar-benar tidak sanggup dan akhirnya saya bangun dari tidur saya dengan rasa takut yang begitu hebat.. saya benar-benar trauma akan mimpi itu.." ucap Anin menunduk seraya menutupi tangisnya.     

'Ternyata selama ini Anin dihantui oleh mimpi buruk itu.. pantas saja Anin selalu berkata bahwa dia ikhlas jika saya bahagia dengan yang lain.. itu artinya, Anin mengatakan hal itu karena terbawa akan mimpi buruk itu dan dia mengira bahwa selama ini saya tidak menghubungi dia karena Devi.. astaghfirullah..' ucap Hanan dalam hati.     

"Maafkan saya karena saya telah membuat kamu menjadi seperti ini, nin.. maaf.. tolong maafkan saya.. tapi semua itu hanya mimpi, nin.. mimpi buruk yang tidak akan pernah benar-benar menjadi nyata karena saya benar-benar hanya mencintai kamu.. tidak dengan yang lain.. " ucap Hanan.     

"Saya harap seperti itu.." ucap Anin.     

"Sesuai janji saya, saya akan melamar kamu secepatnya karena kamu sudah berhasil menyelesaikan kuliah kamu.. saya akan bangunkan usaha untuk kamu.. seperti apa yang pernah kita ceritakan dahulu.." ucap Hanan.     

"Apa maksud dan tujuan bapak membawa saya ke sini??" ucap Anin.     

"Saya ingin menebus kesalahan saya dan memperbaiki semuanya karena saya tidak ingin kehilangan kamu.. saya ingin kita menikah, nin.." ucap Hanan.     

"Dan apa alasan bapak selama ini tidak menghubungi saya?? Jika alasannya adalah sibuk. maka saya tidak bisa percaya.. karena bapak sendiri yang pernah bilang bahwa sesibuk apa pun bapak nanti, bapak akan tetap memberi kabar pada saya.. tapi apa?? Bapak seolah telah melupakan saya.." ucap Anin.     

"Maaf.. saya akan memberitahu kamu apa alasannya.." ucap Hanan.     

"Beritahu saya sekarang kenapa bapak menggantung perasaan saya??" ucap Anin.     

"Itu semua karena...."     

......     

"Ternyata Anin pergi bersama dengan Hanan... ya Allah dit.. gak seharusnya lo masih mengharapkan hati Anin untuk bisa mencintai lo.. karena sudah jelas bahwa hati Anin hanyalah untuk Hanan.." gumam Radit dengan penuh kekecewaan.     

Sewaktu Anin akan menemui Hanan di depan rumah tadi, Radit secara diam-diam mengikuti Anin dan ia dapat melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Hanan lah yang ingin Anin temui.     

Radit segera kembali ke halaman belakang ketika ia mengetahui siapa yang akan Anin temui.     

"Seharusnya gue cukup sadar diri bahwa Anin lebih pantas menjadi adik gue dari pada pasangan gue.. huuh.. lebih baik gue pulang aja deh dari pada di sini gak jelas mau ngapain.." gumam Radit lalu bangkit dari duduknya dan meninggalkan rumah Anin.     

....     

"Lo kan gak diundang sih Ga.. Gimana lo mau dateng coba??" ucap Ilona.     

"Ya gue datang sama lo lah.. lo kan diundang.." ucap Arga.     

"Enak aja lo.. gue kan mau Dateng bareng doi gue.. males banget dateng sama lo.." ucap Ilona.     

"Kalau lo bantah, lo akan tahu akibatnya!" ucap Arga tajam lalu meninggalkan Ilona.     

Ilona pun menghembuskan nafas berat.     

....     

"Kamu ini bagaimana sih Vio?! Kenapa kamu belum juga menyelesaikan kuliah kamu?! Lihat Anin!! Dia sudah lulus dengan hasil yang sangat memuaskan..!! Dia meraih predikat cumlaude!! Sedangkan kamu apa?! Skripsi juga belum selesai!!" ucap Rio memarahi Vio habis-habisan di apartemen Vio.     

"Pa.. setiap orang itu beda!! Aku dan Anin itu berbeda! Jangan pernah bandingkan aku dengan Anin!! Aku gak suka!! Kalau aku seperti ini sekarang, yang seharusnya disalahkan itu adalah papa!! Karena papa lebih mementingkan wanita itu dari pada aku!! Papa udah gak peduli lagi sama aku karena dia!! Papa sadar gak sih?! Aku capek!" ucap Vio.     

Parrr!!!     

Rio menampar pipi Vio.     

1

"Jangan pernah menyalahkan orang lain atas kesalahan kamu sendiri!! Selama ini papa sudah cukup sabar menghadapi sikap kamu ya!! Papa sudah menuruti semua keinginan kamu, papa penuhi segapa fasilitas kamu! Tapi ini balasan kamu untuk papa?! Iya?! Kalau kamu terus-terusan seperti ini, maaf, sepertinya papa tidak bisa mewariskan harta papa untuk kamu." ucap Rio.     

Deg!!     

.......     

Maafkan Typo...     

Thank You For Reading...     

IG : @Lizakarennita01     

:red_heart::red_heart::red_heart:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.