Sidang Moment
Sidang Moment
Radit menjabat tangan Anin seraya mengucapkan selamat.
"Congratulation, nin... finally you can finish your education and officially be S.Pd ... congrats!!" ucap Radit mengucapkan selamat kepada Anin.
Anin menerima jabatan tangan itu dan tersenyum penuh haru.
"Alhamdulillah pak... terima kasih atas semuanya.. terima kasih atas setiap bantuan dan dukungan dari bapak selama ini... tanpa bantuan dari bapak, saya gak akan mungkin bisa secepat ini meraih gelar ini.. terima kasih pak.." ucap Anin tersenyum haru.
Radit pun ikut tersenyum.
"Iya sama-sama Anin.. itu semua sudah menjadi tanggung jawab saya sebagai dosen kamu... saya punya sesuatu untuk kamu..." ucap Radit.
"Apa itu pak??" ucap Anin penasaran.
Radit pun mengeluarkan sebuah bouquet berisi coklat dan memberikannya pada Anin.
"This is for you.. sebagai hadiah selamat dari saya untuk kamu.." ucap Radit bangkit dari duduknya dan tersenyum.
Anin pun menerimanya.
"Thank you pak.. thank you so much.. bapak tahu aja kalau saya belakangan ini suka stress karena skripsi dan jadi sering banget makan cokelat heheh.." ucap Anin.
"Hahah iya sama-sama nin... dan ini ada satu lagi.." ucap Radit memberikan sebuah boneka teddy bear berwarna merah dengan ukuran jumbo.
"Ya Allah.. besar banget pak.. makasih banyak bapak.. bapak baik banget sama saya..." ucap Anin.
"Sama-sama Anin... saya mau ajak kamu pergi ke suatu tempat untuk merayakan keberhasilan kamu ini.. ayo..." ucap Radit.
Anin pun mengangguk lalu mereka berdua keluar dari ruangan itu. Dan ternyata, di luar ruangan itu sudah ada Devan yang berdiri dengan membawa bouquet snack berukuran besar.
"Happy Graduation girl..." ucap Devan tersenyum pada Anin.
Anin pun ikut tersenyum.
"Ya Allah.. kak Devan datang juga??" ucap Anin tersenyum haru.
Devan pun mengangguk.
"Of course.. kamu kan juga datang pada saat kakak sidang waktu itu.. jadi kakak juga harus datang dong di sidang kamu.. ini untuk kamu.." ucap Devan memberikan bouquet snack dengan ukuran jumbo tersebut.
"Ya Allah..." ucap Anin terharu.
"Sini bonekanya biar saya pegangin nin.." ucap Radit.
Anin pun memberikan boneka tersebut kepada Radit dan menerima bouquet snack dari Devan.
"Thank you kak.." ucap Anin.
"You're welcome nin.." ucap Devan.
"Hmmm masih ada urusan lagi, Dev??" Ucap Radit.
"Hmm pak... boleh gak fotoin saya dengan Anin??" ucap Devan.
Radit mengangguk dan tersenyum.
"Tentu.. ayo mau foto di mana??" ucap Radit.
'Alhamdulillah... sekarang pak Radit sudah benar-benar berubah menjadi lebih baik.. bahkan dia baik banget.. gak posesif padahal aku tahu bahwa sebenarnya pak Radit sedang memendam perasaannya.. sementara pak Hanan?? Bahkan di hari spesial aku pun dia gak ada kabar... kamu di mana pak??' ucap Anin dalam hati.
"Di booth pak.." ucap Devan.
Radit pun mengangguk lalu mereka pun melangkah menuju booth foto tersebut.
Beberapa mahasiswa-mahasiswi yang melihat Anin berada di antara dua lelaki tampan yang merupakan most wanted di kampus itu merasa iri pada Anin.
"Enak banget sih dia ada di antara dua cowok ganteng.."
"Iya.. cowok populer lagi.. yang satu dosen idaman, yang satu mantan ketua BEM kampus yang paling hits.. ahhh beruntung banget.."
Anin tersenyum sekilas mendengar penuturan mereka.
Lalu dirinya pun mengambil foto dengan Devan yang mana difotokan oleh Radit.
Setelah Devan dan Anin puas berpose dengan beberapa gaya, Devan pun lalu menghampiri Radit.
"Bapak kalau mau pose sama Anin, biar saya ambilin pak.. gimana??" ucap Devan.
"Hahah tidak usah Dev.. kamu saja.." ucap Radit.
"Jangan gitu dong pak.. kita harus saling membantu.. saya tahu kok kalau bapak juga mencintai Anin.. kita perjuangkan hati Anin dengan cara yang baik.." ucap Devan.
Radit tersenyum.
"Saya pikir kamu ingin merebut Anin dari saya wkwk.." ucap Radit.
"Enggaklah pak.. cinta kan gak bisa dipaksa.. kita sama-sama bersaing untuk mendapatkan hati Anin.. tapi bersaimglah secara sehat.. Ayo pak kalau memang bapak ingin foto dengan Anin.. biar saya yang fotoin..d ucap Devan.
Radit pun mengangguk.
"Terima kasih Dev.." ucap Radit.
Devan pun mengangguk.
"Iya pak sama-sama.." ucap Devan.
Radit lalu berjalan menghampiri Anin di booth.
"Kamu tidak keberatan kan nin jika berfoto dengan saya??" ucap Radit.
Anin tersenyum .
"Sama sekali tidak keberatan, pak.." ucap Anin.
Mereka pun lalu berfoto.
......
Andre baru saja membuka postingan pada status whatsapp milik Anin. Di sana, ia melihat foto Anin bersama dengan Radit dan Devan.
Anin memegang dua bouquet yaitu bouquet coklat dan bouquet snack. Sedangkan Radit, dirinya memegang sebuah boneka teddy bear besar.
"Nan, hari ini Anin sidang skripsi nih... lo gak berniat untuk menghampiri dia ke kampusnya?? Kan kebetulan juga kita lagi di Bandung.. kampusnya Anin dari apartemen lo itu dekat kan??" ucap Andre seraya melihat postingan Anin.
"Gue tahu... gue rasa, Anin sudah tidak lagi membutuhkan gue di sisinya.. dan gue rasa, lelaki dengan kemeja navy itu lebih pantas untuk Anin dari pada gue.." ucap Hanan lesu.
Yang dimaksud Hanan adalah Devan.
"Kenapa lo bisa berasumsi seperti itu nan?? Bukannya Radit juga dekat banget ya sama Anin??" ucap Andre.
"Radit memang dekat dengan Anin, tapi dia sepertinya jauh lebih pintar dalam mengambil hati Anin.. mungkin Anin sebentar lagi akan dilamar sama dia.." ucap Hanan.
"Lo kenapa sih?? Negative thinking terus sama Anin?? Hanan yang gue kenal adalah si pejuang bukan pengecut atau pecundang seperti ini.. kalau lo memang masih mencintai Anin.. seharusnya lo perjuangin Anin dong nan.. lo harusnya usaha untuk bisa mendapatkan Anin lagi... lo kan bilang sendiri sama gue kalau lo mau menikahi Anin ketika Anin telah menyelesaikan kuliahnya.. tapi ini apa?? Lo nyerah gitu aja bahkan lo cuekin dia selama hampir dua tahun.." ucap Andre.
"Hati dia bukan untuk gue lagi.." ucap Hanan.
"Dari mana lo tahu nan?? Dari mana lo tahu bahwa hati Anin bukan untuk lo lagi?? Dari mana sih nan??" ucap Andre.
"Lo lihat kan dari foto itu?? Anin bahagia di sana.. meski tanpa adanya gue di sisi dia.. it means that dia udah gak butuh gue lagi.. so, untuk apa lagi gue berjuang kalau yang mau diperjuangkan aja udah gak mau untuk diperjuangkan.. sia-sia.." ucap Hanan.
"Kita gak pernah tahu seperti apa isi hati seseorang nan.. yang terlihat bahagia belum tentu benar-benar bahagia.. dan yang terlihat sedih pun belum tentu benar-benar sedih... don't judge a book by its cover.." ucap Andre.
..............
Maafkan Typo..
Thanks You for Reading...
IG : @Lizakarennita01
:red_heart::red_heart::red_heart: