Dear Pak Polisi..

Rahasia Wiran



Rahasia Wiran

0Wiran kini tengah duduk di sebuah kursi di depan laptopnya.     

"Alhamdulillah deh kalau Anin baik-baik saja di sana... Saya akhirnya bisa tenang juga.. bertahun-tahun saya menikah dengan Asni, tapi enggak tahu kenapa saya belum bisa benar-benar mencintainya.. kenapa ya??" gumam Wiran bertanya-tanya pada dirinya sendiri seraya kedua tangannya menopang dagu.     

"Apa yang akan terjadi nanti jika Anin telah mengetahui semuanya? Apakah Anin akan meninggalkan saya ketika dia telah mengetahui semuanya?? Ya Allah.. saya tidak akan pernah sanggup untuk kehilangan Anin ... hanya dia satu-satunya yang saya punya dan bisa saya harapkan untuk mengurus saya di masa tua saya nanti.." monolog Wiran.     

"Saat ini, Anin telah berusia dua puluh tahun... hanya sampai kurang lebih dua tahun lagi, dia akan segera lulus kuliah... Setelah itu dia akan bekerja, lalu menikah dan setelah itu dia tentu akan ikut dengan suaminya.. sedangkan saya?? Saya akan merasa begitu kesepian karena saya pun belum benar-benar mencintai Asni.. ya Allah.. kenapa saya bisa seperti ini sih?? bertahun-tahun saya belajar untuk bisa mencintai Asni, tapi rasanya sulit sekali.. saya tidak bisa.." gumam Wiran.     

"Semoga saja suatu hari nanti, Allah memberikan jalan yang terbaik untuk saya.. aamiin ya Allah.. sekarang, saya harus istirahat.. karena besok akan ada jadwal mengoperasi pasien di pagi hari.. huuh bismillah.." gumam Wiran lalu ia pun bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya menuju tempat tidur. Ia pun lalu menidurkan dirinya di sana.     

....     

"Pak, bapak pesenin tiket penerbangan saya untuk jadwal penerbangan jam berapa ya pak?" ucap Anin.     

"Jam dua siang nin.. saya sengaja pesan tiketnya siang, supaya paginya saya bisa cariin oleh-oleh dulu untuk kamu pulang.." ucap Hanan.     

"Bapak gak perlu repot-repot kok pak.. saya gak perlu oleh-oleh kok pak untuk pulang.. saya bisa pulang dengan selamat aja itu sudah lebih dari pada cukup... lagi pula, bapak juga kan baru pulang dari rumah sakit.. saya gak mau bapak sakit lagi nanti hanya karena anterin saya buat cari oleh-oleh.." ucap Anin.     

"Gak apa-apa kok nin.. istirahat saya sudah lebih dari pada cukup... lagian ini hanya kecelakaan kecil kok bagi saya.." ucap Hanan.     

"Bapak yakin?" ucap Anin.     

Hanan pun mengangguk.     

"Iya Anin.. saya gak pernah merasa direpotkan kok sama kamu... jadi, kamu jangan pernah berpikir kamu merepotkan saya atau saya merasa direpotkan sama kamu.. oke??" ucap Hanan..     

Anin tersenyum haru.     

"Iya pak.. terima kasih untuk semuanya ya pak.." ucap Anin.     

Hanan mengangguk.     

"Iya Anin sama-sama.. kamu tahu?? Mengenal kamu adalah hal yang tak pernah saya duga sebelumnya.. saya tidak pernah menyangka bahwa hari ini, akhirnya saya bisa sedekat ini sama kamu.. ngobrol sama kamu dan apa lagi obrolan itu mengenai perasaan kita yang sejalan.. "     

"Dulu, saya berpikir bahwa untuk mengenal kamu dengan sangat dekat seperti ini, hanya akan menjadi angan untuk saya.. tetapi hari ini, Allah menjawab setengah dari do'a saya untuk kamu.. kamu tahu bagaimana bahagianya saya bisa berhubungan baik seperti ini dengan kamu?? Saya bahkan sangat sangat bahagia.. bahagia sekali.. karena akhirnya cinta saya tidak hanya bertepuk sebelah tangan, tetapi satu jalan dan satu rasa.." ucap Hanan.     

Anin mendengarkan dengan baik setiap kata yang keluar dari mulu Hanan. Ia benar-benar terharu atas apa yang Hanan ucapkan.     

Ia tak pernah menyangka bahwa Hanan ternyata begitu sangat mencintai dirinya.     

'Saya tidak pernah menyangka bahwa ternyata, pak Hanan begitu mencinta saya.. padahal kami baru saja bertemu beberapa waktu yang lalu, tapi ternyata, cintanya begitu dalam untuk saya... ya Allah.. tolong berilah yang terbaik untuk kami selalu..' ucap Anin dalam hati.     

"Saya mencintai kamu Anin.. saya bahkan sangat mencintai kamu.. meski pada saat itu, hati saya benar-benar hancur sekali ketika saya melihat kamu yang kembali menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih dengan Arga.. sakit sekali.. saya bahkan pergi dari kota kelahiran saya karena rasa sakit itu.. karena saya tidak sanggup untuk melihat orang yang saya cintai dimiliki oleh orang lain.."     

"Anindya.. saya bukan Arga yang selalu memaksa ...     

Saya bukan Arga yang penuh ambisi demi untuk memiliki kamu.. saya tidak bisa memaksa kamu untuk bisa mencintai saya tetapi saya akan selalu berdoa dan berusaha agar kamu bisa mencintai saya dan menjadi milik saya seutuhnya..."     

"Jika Arga mencintai kamu karena obsesi.. maka saya mencintai kamu karena isi hati... saya mencintai kamu pada saat itu.. sehingga saya akan merelakan kamu supaya kamu bisa berbahagia dengan dia walau pun itu sangat menyakitkan untuk saya.."     

"Saya menutup hati dari jutaan wanita yang mengetuk. Tapi saya membuka hati, hanya untuk satu wanita yang bahkan pada saat itu hatinya sedang dalam keadaan bimbang... atau mungkin masih melekat pada masa lalunya..."     

"Ya, saya memang bodoh untuk soal cinta... karena saya tidak pernah mencintai siapa pun, sehingga ketika saya mencintai kamu, hanya ada kamu di hati saya ... hanya kamu, Anin.. dan saya harap, mulai sekarang juga, kamu bisa sama seperti saya. Hanya ada saya, di hati kamu.." ucap Anin.     

Tes....     

Air mata Anin lolos begitu saja. Ia menatap wajah Hanan dengan penuh keharuan.     

"Anin.. kenapa kamu menangis?? Apa ada dari kata-kata saya yang menyakiti kamu??" ucap Hanan cemas.     

Anin menggeleng lemah.     

"Kenapa bapak melakukan semua ini?? Saya bukan wanita yang baik pak.. saya benar-benar tidak pantas untuk diperjuangkan oleh bapak yang sangat sempurna bagi saya.. saya-" ucapan Anin langsung dipotong oleh Hanan sebelum Anin benar-benar berhasil menyelesaikan kalimatnya.     

"Sssttt.. tolong jangan berkata seperti itu, nin.. di dunia ini, gak ada yang sempurna karena kesempurnaan sesungguhnya hanyalah milik Allah.. kita semua ini se sempurna apa pun kita, kita tetap saja masih memiliki kekurangan, bahkan sekecil apa pun kekurangan itu.." ucap Hanan.     

"Saya ini orangnya plin plan pak.. bahkan mungkin ada banyak orang yang membenci saya karena sifat saya yang seperti ini.. saya ini mudah kasihan terhadap orang lain makanya mungkin karena hal itu, orang-orang sering sekali memanfaatkan saya.. tapi saya justru tidak pernah merasa dimanfaati oleh orang-orang yang memanfaati saya dan papa lah yang sering sekali menyadarkan saya tentang hal itu.. papa bilang sama saya untuk tidak menjadi orang yang terlalu baik pada orang lain, karena orang lain pun belum tentu mau berbuat baik seperti apa yang kita lakukan terhadap mereka.."     

"Tapi saya selalu bilang sama papa saya, jika kita ingin diperlakukan baik oleh orang lain, maka perlakukanlah orang lain dengan baik. Meskipun gak semua orang bisa tahu diri.." ucap Anin.     

"Saya harap.. bapak jangan terlalu baik kepada saya.. karena saya takut sekali, kebaikan bapak terhadap saya saat ini, justru nantinya tanpa sengaja atau pun sengaja, saya balas dengan perbuatan yang sebaliknya.. saya takut pak.. saya takut bapak membenci saya.." ucap Anin.     

..............     

Maafkan Typo...     

Thank You for Reading...     

:red_heart::red_heart::red_heart:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.