Better Condition
Better Condition
"Duhhh ini di mana ya pak Hanan nya??" gumam Anin bingung.
"Ah lebih baik gue coba untuk hubungi nomor pak Hanan aja deh.. kan handphonenya pak Hanan lagi sama temennya.." gumam Anin lalu mencari kontak Hanan di handphonenya dan menghubungi nomor Hanan.
...
Drrrttttt....
Ponsel Hanan yang digenggam oleh Andre pun berdering, menandakan ada panggilan masuk di sana.
Andre pun melihat ke layar handphonenya dan mendapati panggilan masuk dari Anin.
"Itu bukannya handphonenya si Hanan ya, Ndre?" ucap Jeka.
"Iya ini handphone si Hanan, Jek.." ucap Andre.
"Siapa yang telepon di nomor Hanan emangnya?? Bokapnya?" ucap Jeffry.
"Bukan.." ucap Andre.
"Lah terus siapa?" ucap Jeffry.
"Anindya... seorang perempuan yang sangat dicintai oleh Hanan.." ucap Andre.
"Jadi, maksud lo, itu yang telepon adalah kekasihnya Hanan gitu??" ucap Jeffry.
"Bukannya tadi lo bilang kalau Hanan itu gak punya siapa-siapa ya di sini?" ucap Jeka.
"Hanan emang gak punya siapa-siapa di sini kecuali gue dan kalian.. Dan si Anindya ini juga bukan orang sini.. dia dulu satu kota dengan Hanan.. Hanan sempat dekat sama dia tapi sayangnya si doi ini entah bagaimana ceritanya balikan lagi sama mantannya.. dan Hanan akhirnya memutuskan untuk pindah tugas ke sini karena dia gak kuat melihat orang yang dia cintai bahagia bersama orang lain.." ucap Andre.
"Anjray ... sakit banget tuh pasti rasanya..." ucap Jeka.
"Iya sakit lah.. udah dekat.. udah dikasih harapan.. udah jatuh cinta.. eh ternyata semua palsu.." ucap Jeffry.
"Bukan palsu sih.. kalau yang gue lihat sih.. mereka itu sebenarnya saling mencintai.. cuma di cewek ini kayaknya ada masalah gitu atau apalah.. dah ah.. gue mau terima telepon dari dia dulu.." ucap Andre lalu bangkit dari duduknya dan menerima panggilan dari Anin.
"Ya, halo.. Assalamualaikum??" ucap Andre pada Anin di seberang telepon.
"Hmm.. waalaikumsalam pak.. Oh iya pak.. ini saya sekarang udah ada di rumah sakit Sejahtera... pak Hanan nya ada di ruangan mana ya pak?" ucap Anin.
"Oh.. Hanan ada di ruang IGD.. Ini posisi kamu di mana ya?? Atau biar saya jemput aja ke sana..??" ucap Andre.
"Hmmm... ini saya ada di lobi.. iya lobi rumah sakit pak.. bapak tolong ke sini ya.." ucap Anin.
"Oke.. saya ke sana sekarang.. kamu tunggu saya di sana.." ucap Andre.
"Iya pak.. makasih.." ucap Anin.
"Sama-sama.." Ucap Andre.
Tut.
Sambungan telepon pun terputus.
Setelah itu, Andre pun menyimpan ponsel Hanan ke dalam sakunya.
Ia pun menghampiri Jeka dan Jeffry.
"Jek, Jef.. gue tinggal sebentar ya.. ntar kalau ada apa-apa.. lo hubungi gue aja..." ucap Andre.
"Oh gitu.. iya oke ndre.." ucap Jeka..
"Siippp... thanks ya.." ucap Andre.
Jeffry dan Jeka pun mengangguk.
Andre lalu pergi untuk menghampiri Anin yang berada di lobi rumah sakit.
Tepat baru saja kepergian Andre, seorang dokter keluar dari ruang IGD.
"Selama siang.. dengan keluarga dari bapak Hanan??" ucap dokter tersebut.
Mendengar hal itu, Jeffry dan Jeka pun langsung bangkit dari duduk mereka dan menghampiri dokter.
"Iya dok.. kita adalah kerabatnya.. ada apa ya dok?" ucap Jeffry.
"Saya hanya ingin menyampaikan bahwa kondisi pak Hanan sudah mulai membaik saat ini.. alhamdulillah sekali, beliau sudah berhasil melewati masa kritisnya dan kami akan memindahkannya ke ruang rawat.. mari, kalian bisa mengikuti para suster yang membawa Brangkar beliau menuju ruang rawat.." ucap dokter.
"Alhamdulillah..." ucap Jeffry dan Jeka bersamaan seraya mengucap syukur.
"Terima kasih ya dok karena telah membantu menyelamatkan nyawa Hanan.." ucap Jeffry.
Dokter tersebut pun mengangguk.
"Iya sama-sama.. kalau begitu saya permisi ... mari.." ucap dokter tersebut lalu pamit dari hadapan mereka.
Jeffry dan Jeka pun mengangguk. Tak lama, beberapa suster pun keluar seraya mendorong brangkar Hanan.
Jeffry dan Jeka pun mengikuti langkah kaki beberapa suster tersebut dari belakang.
Mereka pun memasuki lift untuk sampai pada ruang rawat VVIP untuk Hanan.
....
Andre pun menemui Anin di lobi rumah sakit. Awalnya, dia sedikit ragu dan takut salah orang.. namun, ia berusaha untuk menetralisirkan dirinya. Ia pun menghampiri Anin.
"Maaf permisi.. apakah anda yang bernama Anindya?" ucap Andre.
"Iya pak.. saya Anin.. yang menghubungi nomor pak Hanan tadi.." ucap Anin.
Andre pun mengangguk paham.
"Ah iya.. saya Andre.. teman baik Hanan..." ucap Andre.
"Hmm iya pak Andre.. terima kasih karena anda telah menghubungi saya malam itu.. jika tidak, mungkin saya tidak akan pernah tahu bagaimana kondisi pak Hanan saat ini.." ucap Anin menunduk.
"Hmm iya tak apa.. mari saya antar anda ke IGD.." ucap Andre.
"Terima kasih pak.." ucap Anin. Andre pun mengangguk.
Namun pada saat mereka baru saja melangkahkan satu kaki mereka, tiba-tiba handphone Andre pun berdering, menandakan ada panggilan masuk di sana.
"Maaf sebentar... saya terima telepon dulu.." ucap Andre.
Anin pun mengangguk.
"Hmmm iya pak silahkan.." ucap Anin.
Andre lalu mengambil ponselnya yang berada di dalam sakunya.
Ia pun melihat layar handphonenya untuk mengetahui siapa yang menghubungi dirinya.
"Jeka?? Ada apa dia hubungi gue?? Jangan-jangan terjadi sesuatu lagi sama Hanan.." gumam Andre yang masih dapat didengar oleh Anin.
"Apa?? Terjadi sesuatu dengan pak Hanan?" ucap Anin.
"Hmm?? Saya belum tahu.. sebentar biar saya terima dulu panggilan masuk dari teman saya.." ucap Andre.
"I-iya maaf pak.." Ucap Anin.
Andre pun mengangguk lalu menerima panggilan masuk dari Jeka.
"Ya Halo Assalamualaikum Jek?? Ada apa?" ucap Andre di seberang telepon.
"Waalaikumsalam Ndre.. Ndre.. gue cuma mau bilang bahwa sekarang Hanan sudah dipindahkan ke ruang rawat inap.. di ruang VVIP lantai tiga.." ucap Jeka.
"Oh gitu alhamdulillah deh kalau gitu.. itu artinya kondisi dia sudah membaik kan?" ucap Andre.
"Iya ndre.. Alhamdulillah banget .. tadi dokter bilangnya gitu.. Hanan sudah berhasil melewati masa kritisnya.. ya meskipun dia masih belum sadar sih.." ucap Jeka.
"Ya udah.. makasih ya Jek.. gue ke sana sekarang.." ucap Andre.
"Iya sama-sama, Ndre.." ucap Jeka.
Tut.
Sambungan telepon pun terputus.
Andre pun menyimpan kembali ponselnya ke dalam sakunya.
"Maaf pak.. pak Hanan kenapa ya??" ucap Anin cemas.
"Dia gak apa-apa kok.. Alhamdulillah banget.. kondisi dia sudah mulai membaik sekarang.. dia sudah berhasil melewati masa kritisnya ya meskipun dia masih belum sadar.. Dan sekarang, dia sudah dipindahkan ke ruang rawat.." ucap Andre.
"Alhamdulillah ya Allah.." ucap Anin bersyukur penuh haru seraya mengusap wajahnya.
Tanpa Anin sadari, Andre tersenyum tipis.
'Lo gak salah mencintai dia nan.. karena gue yakin banget bahwa dia adalah perempuan yang tepat untuk lo cintai.. Semoga suatu hari nanti, lo dan dia bisa bersatu dan kalian bisa hidup bahagia.. Aamiin.. gue akan selalu mendoakan yang terbaik untuk lo dan dia nan..' batin Andre.
"Pak, kalau begitu.. bolehkah bapak mengantarkan saya untuk ke sana?" ucap Anin.
"Tentu.. mari kita ke sana sama-sama.." ucap Andre.
Anin pun mengangguk lalu mereka pun mulai melangkahkan kembali kaki mereka.
........
Maafkan Typo....
Thank You for Reading...
:red_heart::red_heart::red_heart: