VVIP Room
VVIP Room
"Hmm.. I-iya na.." ucap Anin tersenyum kaku.
"Anin, aku minta tolong banget sama kamu untuk selalu ada di sisi Arga.. Dampingi dia dalam kondisi apa pun.. Tolong ya jagain dia... Arga itu sayang dan cinta banget sama kamu.. Aku mohon nin, tolong jangan sakiti dia.." ucap Ilona.
Anin menunduk. Ia bingung harus berkata apa.
Ilona memegang pundak sebelah kiri Anin.
"Aku tahu nin jika hubungan kalian sudah pernah berakhir beberapa waktu yang lalu.. Kemudian kalian kembali bersatu setelah kebenaran itu terungkap.. Dan aku juga tahu bahwa hari ini kalian kembali berpisah hanya karena masalah itu.. Aku tahu semuanya nin.. " ucap Ilona.
Anin mendongak, melihat pada wajah Ilona yang tersirat harapan penuh terhadapnya.
"Tapi aku dan Arga sudah tidak cocok, na.." ucap Anin.
"Anin.. Arga itu sangat mencintai kamu.. Dia mungkin selalu mau menang sendiri, dia egois. Tapi di balik semua itu, ada cinta yang begitu besar, yang dia punya untuk kamu.. Hanya kamu.." ucap Ilona.
"Kita sudah putus na.. Aku sudah tidak mungkin lagi bisa mendampingi Arga..." ucap Anin.
"Tapi Arga masih sangat mengharapkan kamu di dalam hidupnya nin... Asal kamu tahu nin.. Saat ini, Arga sakit itu karena dia terus-terusan memikirkan kamu.. Tadi bibi menghubungi aku dan mengatakan semuanya... Aku gak tega melihat Arga menderita seperti itu nin.. Tolong nin.. Jangan biarkan Arga kembali terluka seperti beberapa tahun silam.." ucap Ilona dengan mata yang berkaca-kaca.
"Aku gak sanggup na menjalani hubungan seperti ini.. Arga yang sekarang bukan Arga yang aku kenal dahulu.. Arga sudah berbeda.. Dia bahkan sangat membatasi pertemanan dan interaksi aku, na.." ucap Anin.
"Arga pasti punya alasan di balik semua itu.. Tolong ya nin.. Hanya kamu harapan aku di sini.." ucap Ilona.
Anin diam. Ia benar-benar bingung harus berkata apa.
"Sekarang, ayo kita temui Arga.. Berbicaralah secara baik-baik dengannya.. Ajak dia untuk makan ya nin.. Perut Arga benar-benar kosong sejak pagi tadi.." ucap Ilona.
"Tapi na aku ada urusan dengan papa aku.." ucap Anin.
"Ayo aku temani kamu bertemu dengan papa kamu dahulu.. Lalu setelah itu kita temui Arga.. Dia butuh kamu, nin.." ucap Ilona.
Anin pun akhirnya mengangguk setuju.
Keduanya lalu bangkit dari duduk mereka dan berdiri, melangkahkan kaki mereka.
......
"Ma, Anin kok lama banget ya panggil Papa??" ucap Rafka.
"Gak tahu tuh Raf.. Mungkin papa memang sedang sibuk dan kemungkinan Anin tungguin papa kamu di ruangannya.." ucap Asni.
"Hmm maaf tante.. Kalau saya boleh tahu ruangan papa Anin di mana ya??" ucap Radit.
"Oh kamu ke luar dari ruangan ini, terus ke kiri, nah terus aja... Nanti mentok di sebelah kanan ada ruangan dokter Wiran, kamu masuk ke situ. Itu ruangan papanya Anin." ucap Asni.
"Oh gitu.. Iya iya tan.. Makasih tan.. Kalau gitu saya keluar dulu ya tan.. Mau coba lihat Anin." ucap Radit.
Asni pun mengangguk.
"Iya nak.." ucap Asni.
Radit pun lalu membuka pintu ruangan dan keluar dari sana.
Ia pun kini sedang berjalan di koridor rumah sakit menuju ruangan Papa Anin.
......
Tok Tok Tok....
"Pa.. Ini Anin.. Anin boleh masuk??" ucap Anin dari luar ruangan Wiran.
"Iya nin, masuk aja.." ucap Wiran dari dalam ruangan.
Anin pun membuka pintu ruangan Wiran lalu memasuki ruangannya. Sementara Ilona, dirinya menunggu di depan ruangan Wiran.
Anin kembali menutup pintunya kala ia telah masuk.
Wiran tengah melakukan sesuatu pada ponselnya. Anin lalu menarik kursi dan duduk di depan Wiran di mana terdapat pembatas berupa meja.
"Kenapa sayang??" ucap Wiran seraya meletakkan ponselnya di atas meja.
"Papa udah makan??" ucap Anin.
Wiran pun mengangguk.
"Udah.. Kenapa kamu ke ruangan papa??" ucap Wiran.
"Dari tadi aku gak lihat papa soalnya di ruangan bang Rafka.. Jadinya aku ke sini samperin papa.. Aku tadi beli banyak makanan loh pa.. Barangkali kan papa belum makan.." ucap Anin.
"Papa udah makan sayang..." ucap Wiran tersenyum.
"Kok papa dari tadi gak ada datang ke ruangan bang Rafka sih?? Papa sibuk??" ucap Anin.
"Hmm?? I-iya papa sibuk nak.." ucap Wiran.
"Tapi tadi aku lihat papa santai deh.. Papa main handphone kok.." ucap Anin.
"Papa sedang capek nak.. Papa belum sempat ke sana... Kamu sudah makan??" ucap Wiran.
Anin pun mengangguk.
"Oh gitu.. Udah kok.. Anin udah makan.." ucap Anin.
"Iya nak.. Kamu ke sini cuma mau tanya itu??" ucap Wiran.
"Ada hal lain sih yang Anin mau bicarain ke papa.." ucap Anin.
"Apa itu??" ucap Wiran.
"Soal rumah pa.." ucap Anin.
"Kenapa dengan rumah kita?? Bukankah papa sudah mempekerjakan security di rumah?? Dua orang loh.." ucap Wiran.
"Not about that Pa.." ucap Anin.
"So, what's that??" ucap Wiran.
"Jadi pa, gimana kalau kita pasang cctv aja di rumah?? Supaya rumah kita tuh lebih aman juga?? Jadi kalau semisal ada hal-hal aneh yang terjadi, kita ada bukti rekamannya pa.." ucap Anin.
"Hmm begitu ya.. Ya udah nanti kita pasang cctv di rumah ya.." ucap Wiran.
"Oke Pa!! Tapi jangan kasih tahu yang lain kalau rumah kita sudah ada cctv nya ya pa.." ucap Anin.
Wiran pun mengangguk.
"Hmm iya nak iya.." ucap Wiran.
"Yeay!! Thank you pa!!" ucap Anin mengecup pipi Wiran.
"Iya sayang sama-sama.." ucap Wiran.
" Oke deh.. Ya udah kalau gitu, Anin ke luar dulu ya pa.. Papa nanti kalau ada waktu langsung ke ruangan bang Rafka dong... Masa di sini terus sih.." ucap Anin.
"Siap bos!!" ucap Wiran tersenyum.
"Heheh.. Bye pa.." ucap Anin.
"Bye nak.." ucap Wiran. Anin lalu bangkit dari duduknya dan keluar dari ruangan Wiran.
Sepergian Anin, ...
"Seandainya kamu tahu nak.. Bahwa papa sudah sejak lama memasang cctv itu di rumah kita.." gumam Wiran.
......
Anin pun menemui Ilona yang sudah menunggunya di luar ruangan.
"Na, ayo.." ucap Anin. Ilona pun lalu mengangguk. Mereka berdua lalu melangkahkan kaki menuju ruangan di mana Arga dirawat.
......
Radit yang hampir sampai pada ruangan Wiran, tak sengaja melihat Anin berjalan bersama seorang perempuan.
"Itu Anin mau ke mana?? Sama siapa itu??" gumam Radit.
"Lebih baik gue ikutin aja deh.. Takutnya nanti terjadi sesuatu dengannya.." gumam Radit lalu kembali melanjutkan langkahnya, mengikuti Anin dan Ilona secara diam-diam.
.....
Mereka pun sampai pada sebuah ruang VVIP.
Ilona lalu membuka pintu ruangan Arga. Setelah Ilona dan Anin masuk ke dalam ruangan itu, Ilona segera menutup ruangan.
Tak lama, Radit pun ikut tiba di depan ruangan VVIP tersebut.
Radit membaca nama ruangan tersebut.
"VVIP?? Siapa yang sedang mereka jenguk??" gumam Radit.
.......
Maafkan Typo..
Thank You For reading...
:red_heart::red_heart::red_heart: