Tepi Jalan
Tepi Jalan
"Ke kamar Anin lagi deh... Sekalian tungguin tukang bakso langganan lewat.." monolog Rafka lalu berjalan menuju kamar Anin.
Sesampainya di kamar Anin, ia pun mengetuk pintu kamar Anin namun tak ada jawaban apa pun dari dalam kamar.
Tok Tok Tok...
"Anin!! Bukain dong pintunya... Gue mau ke balkon ini.. Mau lihatin jalan siapa tahu tukang bakso langganan gue pas kebetulan lewat.." ucap Rafka.
Tok Tok Tok....
"Anin... Lama banget sih bukain pintunya.. Kok gak nyahut juga sih dari tadi?? Ngapain aja sih Anin..??" gumam Rafka yang tak sengaja membuka pintu kamar Anin.
Ceklek!!
Pintu kamar Anin pun tak sengaja terbuka.
"Gak dikunci ternyata..." gumam Rafka lalu membuka pintu Anin semakin lebar.
"Anin... Where are you??" ucap Rafka.
Namun tetap tak ada sahutan.
Merasa sedikit curiga, Anin langsung mencari keberadaan Anin di seluruh kamar.
"Gue curiga ini... Kayaknya Anin gak ada di kamarnya deh.." gumam Rafka.
Benar saja, setelah mencari pada seluruh sudut ruangan di kamar Anin, Rafka tak dapat menemukan keberadaan Anin.
"Shit!!! Dia gak ada di kamarnya! Pantas aja dari tadi gue panggilin dia gak nyahut! Sialan emang!! Gue harus cari tahu dia ke mana!!" monolog Rafka lalu dengan segera ke luar dari kamar Anin.
.....
"Kenapa tadi kamu lama banget?!" ucap Arga yang sesekali melihat ke arah Anin.
"Aku hm.. Itu hm... Aku.." ucap Anin bingung.
"Kenapa?! Kamu sengaja mengulur waktu??" ucap Arga marah.
"Gak gitu Arga.. Kok kamu ngomongnya gitu sih?!" ucap Anin.
"Jadi kenapa?! Kasih aku penjelasan yang jelas..!!" ucap Arga.
'Duh... Aku harus kasih alasan apa sih?? Ya kali aku bilang kalau aku melamun dan berdebat sama bang Rafka tadi makanya lama.. Ish..' batin Anin bingung.
"Kenapa Anin??" ucap Arga sedikit menurunkan nada bicaranya.
"Hmm.. Aku ngelamun tadi, Ga. Maaf ya.." ucap Anin.
"Melamun?? Melamunkan hal apa??" ucap Arga.
"Hm?? Gak apa-apa sih.. Maaf ya.." ucap Anin.
"Hmm iya ... Kali ini aku maafin kamu.. But next time, aku gak akan pernah maafin jika kamu melakukan hal yang sama.." ucap Arga.
'Pokoknya gue harus buat mood Arga baik untuk kali ini.. Gue gak bisa kalau Arga terus-terusan emosian, sensian kayak gini.. Bisa-bisa stress gue.. gimana pun caranya gue harus bisa baikan sama Arga..' batin Anin.
"Iya Ga.. Iya.. Makasih ya.." ucap Anin memasang wajah gemasnya.
"Hmm.." ucap Arga berdehem.
"Sayang kamu mau ke mana??" ucap Arga.
"Hmmm.. Ke mana ya?? Gimana kalau kita ke...??"
......
Vio kini sedang berada di dalam mobil Radit. Ia bahkan masih menggunakan pakaian tidurnya tadi malam. Pasalnya, tadi Radit tidak mengizinkan Vio untuk mandi terlebih dahulu karena Radit tak mau lagi menunggu Vio lebih lama lagi.
#Flashback On
"Jadi Pak?? Masa saya gak mandi sih?!" ucap Vio pada Radit di seberang telepon.
"Buruan Vio!! Sekarang atau saya tinggalin kamu di sana sendirian?!" ucap Radit mengancam.
"Iya iya pak ini saya ke sana sekarang! Tungguin.." ucap Vio heboh.
Vio pun dengan segera membawa seluruh barang-barangnya yang ada di sana lalu bergegas untuk menemui Radit di bawah.
#Flashback Off.
.
.
"Pak, kita mau ke mana sih??" ucap Vio.
"Cari kos-kosan buat kamu.." ucap Radit.
"Buat saya?? Bapak gak jadi pinjemin apartemen bapak untuk saya??" ucap Vio.
"Gak bisa! Itu privasi saya dan saya baru sadar bahwa kamu adalah orang asing dan gak sepantasnya kamu ada di sana.. Jadi, lebih baik kamu cari kos-kosan saja.." ucap Radit.
"Hmm iya pak iya.." ucap Vio.
"Kamu punya uang kan??" ucap Radit.
"Punya kok... Papa kan gak ambil kartu dan uang aku.." ucap Vio.
"Ya udah baguslah kalau gitu.. Jadi, kamu bisa turun sekarang dari mobil saya.. Saya ada urusan sama orang tua saya soalnya." ucap Radit.
"Kok bapak gitu sih?? Masa bapak tega sih turunin saya di pinggir jalan kayak gini?? Bapak gak kasihan gitu sama saya?? Gimana kalau nanti terjadi sesuatu sama saya pak??" ucap Vio.
"Ya itu bukan urusan saya Vio.. Kamu hanya mahasiswa saya, bukan keluarga, saudara atau pun orang yang spesial untuk saya. Jadi saya gak peduli.." ucap Radit.
'Sialan pak Radit! Gitu banget sih ngomongnya! Gak mikir apa kalau gue sakit hati?!' batin Vio kesal.
Cittt....
Radit pun menepikan mobilnya.
"Turun sekarang!" titah Radit.
Vio pun menghentak-hentakkan kakinya kesal di sana lalu dengan terpaksa ia pun ke luar dari rumah.
"Jangan lupa ambil barang-barang kamu di belakang!" ucap Radit.
Vio pun tak menjawab karena kesal. Ia langsung saja mengambil barang-barang yang ia bawa di dalam kopernya lalu setelah itu, Radit pun lanjut mengemudikan mobilnya.
"Pak Radit sialan!! Bisa-bisanya dia turunin gue di pinggir jalan!! Shit!!" umpat Vio kesal.
.
.
Di lain sisi, Radit benar-benar merasa lega karena akhirnya dia telah menyelesaikan urusannya dengan Vio.
"Untung aja dia ada duit.. Jadi gue bisa turunin dia langsung di jalan tadi.. Ribet!!" monolog Radit.
.....
"Nan, masak dong Nan.. Gue laper nih.. Udah siang juga.." ucap Andre seraya melipat sajadah setelah mereka berdua selesai sholat di apartemen Hanan.
"Males gue.. Lo aja yang masak kalau mau.. Gue mau pesan aja.." ucap Hanan duduk dengan posisi kaki yang diangkat satu ke tumpuan kaki yang satunya lagi seraya memainkan ponselnya.
"Sialan lo! Kalau gitu gue juga mau lah.. Enak aja lo.. Masa gue disuruh masak.. Lo nya pesen.. Sialan lo emang!" ucap Andre lalu menghempaskan bokongnya di atas sofa.
"Wkwkk... Ya lagian sih lo kerajinan banget pakai segala masak.. Emang lo pernah masak??" ucap Hanan.
"Pernah lah.." ucap Andre dengan bangga.
"Masak apaan lo??" ucap Hanan.
"Mie instan hahaha..." ucap Andre tertawa terbahak-bahak.
"Sialan lo! Gue juga bisa kalau cuma mie instan.. Tinggal disiram air panas doang Vangkeh emang lo!" ucap Hanan terkekeh.
"Wkwkk.. Ya yang penting kan gue masak wkwk.." ucap Andre terkekeh.
"Yeee palingan juga lo masak mie instan karena lo lagi kismin kan?? Lagi gak ada duit kan?? Kalau gak kan lo sombong tuh.. Makan di warteg.. Sehari tiga kali.. Sehari aja gaji lo habis wkwk.." ucap Hanan.
"Sok tahu lo wkwk.. Tapi emang benar sih wkwk.." ucap Andre tertawa terbahak-bahak.
"Sialan lo.. Ya udah karena temen lo si Hanan ini anak baik, lo boleh deh request for this time mau pesan makanan apaan.." ucap Hanan.
"Asyiapppp... Sini nan handphone lo.. Biar gue yang atur pesanannya.." ucap Andre.
"Jangan aneh-aneh ya lo! Awas lo kalau aneh.. Gue usir lo dari sini!" ucap Hanan.
"Ah enggaklah nan.. Ada-ada aja lo wkwk.." ucap Andre.
"Ya udah nih.." ucap Hanan memberikan handphonenya pada Andre.
Andre pun menerima handphone Hanan dan melakukan sesuatu di sana.
...........
Maaf kan Typo..
....
Thank You for reading...
Please support this novel by voting, sharing, powerstone, best review and buy privi..
:red_heart::red_heart::red_heart: