Dear Pak Polisi..

Kerikil Malam



Kerikil Malam

0Vio pun memasuki rumahnya dengan berhati-hati.     

Sementara Radit, dirinya bersembunyi di suatu tempat.     

Di dalam rumah, ternyata Dena dan beberapa temannya sedang melakukan party. Sampah berserakan di mana. Bahkan terdapat beberapa botol minuman keras di sana.     

'Shit!! Perempuan gak tahu diri!!' batin Vio emosi.     

Karena sangking asyiknya dengan dentuman musik, Dena tak menyadari kehadiran Vio di sana. Dena asyik berjoget dengan beberapa teman lelaki dan perempuannya.     

Di luar rumah, ternyata Papa Vio sudah sampai.     

Radit yang mengetahui hal itu langsung menghubungi Vio.     

"Wah papanya Vio sudah pulang.. Gue harus hubungi Vio nih.." gumam Radit.     

Beruntungnya ponsel Vio sedang dalam mode getar. Ia pun menerima panggilan dari Radit.     

"Iya halo pak.. Ada apa??" ucap Vio.     

"Papa kamu sudah pulang Vi.." ucap Radit.     

"Alhamdulillah.. Saya akan memulainya pak.." ucap Vio.     

"Oke." ucap Radit.     

Tut.     

Sambungan telepon pun terputus.     

Papa Vio pun menarik kopernya dan berjalan menuju pintu rumah.     

Namun saat dirinya akan membuka pintu, dirinya mendengar suara dentuman musik.     

"Siapa yang menyalakan musik seperti ini dengan volume yang begitu keras di malam hari?!" monolog Rio, Papa Vio.     

Sementara di dalam rumah, Vio langsung mematikan musik yang dinyalakan oleh Dena.     

Saat musik dimatikan, Dena benar-benar kesal. Ia pun menoleh ke belakang dan mendapati Vio yang berdiri seolah menantang dengan tangan dilipat ke dada.     

"Sialan!!! Kenapa lo matiin musik gue ha?!!" bentak Dena.     

"Lo tuh mikir dong!!! Pakai brain lo!! Ini tuh rumah gue dan Papa gue!! Bukan rumah lo!! Gak sepantasnya lo bikin party di rumah orang lain!!!" bentak Vio.     

Rio pun memasuki rumah dan mendapati Vio dan Dena yang bertengkar. Awalnya, Rio ingin langsung menghampiri mereka, namun mengingat tadi Vio menghubungi dirinya sewaktu di jalan, ia pun mengurungkan niatnya dan hanya menyaksikan pertengkaran itu dari ambang pintu masuk.     

"Asal lo tahu ya anak sialan!! Sebentar lagi, rumah ini akan resmi menjadi milik gue seutuhnya!! Dan pada saat rumah ini sudah menjadi milik gue, gue akan usir lo dari rumah ini biar lo menjadi gelandangan di luar sana. Setelah itu, gue kuasai Papa lo, gue hasut dia untuk membenci lo dan menyerahkan semua hartanya untuk gue.. Dan pada akhirnya, lo gak akan mendapatkan apa pun dari Papa lo termasuk mobil, biaya kuliah dan hal lainnya.." ucap Dena dalam kondisi mabuk dengan senyum miring.     

Tiga orang temannya pun ikut berdiri di belakang Dena dan tertawa meremehkan.     

Ada dua lelaki dan satu perempuan dari teman Dena. Dan satu lelaki itu lalu merangkulkan tangannya pada Dena.     

"Udahlah sayang kamu gak usah pedulikan dia... Biarin aja dia seperti itu... Toh bokap nya juga gak akan percaya kok sama ucapan dia.. bukankah benar begitu sayang??" ucap lelaki itu juga dengan kondisi mabuk.     

"Iyalah.. Karena Papanya lebih percaya sama aku dari pada sama dia.. Miris ya.. Anak kandung serasa anak pungut.." ucap Dena dengan senyum miring.     

"Gue pastikan untuk kali ini, Papa akan percaya sama ucapan gue.. Dan lo akan diusir sama Papa!! Gue udah muak sama semua kebusukan lo Dena!!!" murka Vio yang langsung mendorong Dena. Mengakibatkan Dena tersungkur bersamaan dengan kekasihnya.     

"SIALAN LO!!!!" Umpat Dena emosi. Dena pun bangkit dan berniat akan menampar Vio namun....     

"VIO!!!!" Bentak Rio yang berjalan ke arah mereka.     

"Papa..." gumam Vio.     

Dena pun tersenyum miring.     

'Saatnya bersandiwara... Gue akan membuat seolah-olah pesta ini adalah ulah lo dan mereka semua adalah teman lo... Permainan akan dimulai Vio... Lo gak akan pernah bisa mengalahkan gue... Karena bokap lo sudah masuk ke dalam perangkap gue..' batin Dena.     

"Hiks hiks Mas... Vio dorong aku sampai jatuh pada saat aku mau tegur dia untuk menghentikan pesta ini.. Karena aku gak bisa tidur mas akibat dentuman musik yang begitu keras.. Tapi dia malah marah-marah sama aku.. Hiks..." ucap Dena bersandiwara dengan memeluk lengan Rio.     

Dena pun tersenyum miring. Kekasih Dena pun ikut melakukan aksinya.     

Ia merangkul Vio.     

"Sayang... Udahlah.. Kita lanjut aja di tempat lain pestanya.. Kita bisa party di mana aja sayang.. Gak usah di sini... Papa kamu udah pulang sayang..." ucap kekasih Dena.     

"Singkirkan tangan kotor lo dari pundak gue brengsek!!!" murka Vio langsung menjauhkan tangan lelaki itu dari pundaknya dan membuat lelaki itu tersungkur.     

"Shit!!" umpat lelaki itu.     

"Apa-apaan ini Vio?!! Kamu melakukan apa di rumah ini selama Papa gak ada ha?!! Kamu melakukan apa?!! Kenapa kamu selalu saja menyusahkan Dena?! Kenapa Vio?!!" bentak Rio pada Vio.     

Mendengar amarah yang keluar dari mulut Rio yang tertuju pada Vio, Vio pun tak percaya. Ia tak dapat berkata apa pun bahkan matanya kini berkaca-kaca.     

Radit yang sejak tadi merekam kejadian itu dan menyaksikannya begitu merasa kasihan pada Vio.     

"Ya Allah... Kenapa bokap nya Vio justru membela mama tirinya sih?! Bego banget! Udah jelas-jelas dia tuh lihat tadi.. Kenapa justru Vio yang dimarahi?!" monolog Radit kesal.     

"Pa???.. Hiks... Papa marahi aku.? Papa marahi aku yang udah jelas-jelas anak papa yang berniat untuk membongkar kebusukan Dena?? Hey Pa!! Come on Pa!! Aku salah apa sih sama Papa?!!  Sampai papa gak pernah percaya sama aku?! AKU SALAH APA PA?!!!" Murka Vio emosi. Ia menangis. Menangis dalam emosi.     

"Kamu salah Vio!! Kamu gak punya sopan santun!! Bagaimana pun Dena itu Mama tiri kamu, dia juga ibu kamu!! Seharusnya kamu menghargai dia sebagai ibu kamu!! Kenapa kamu justru menjatuhkan dia di saat dia menegur yang baik pada kamu?! Kenapa Vio?! Kenapa sekarang kamu berubah ha?!!" bentak Rio.     

Radit benar-benar tak percaya atas apa yang ia lihat.     

"Kenapa jadi Vio sih?? Ini bokap nya Vio gimana sih ?? Bego atau gimana sih? Udah jelas-jelas di situ Vio tuh difitnah.." monolog Radit kesal.     

"Pa... Are you okay, pa?? Papa salahin aku?? Oh oke.. So papa thinks kalau semua kegaduhan ini, semua keributan dan party ini adalah perbuatan aku?? Is that right Pa?? Seriously?? Sudah jelas-jelas Papa lihat aku pakai tas, aku baru pulang dan aku mendapati Dena sedang party dengan temannya, lalu aku berniat menegurnya dan membongkar semua kebusukan dia di depan papa.. but you are more believe her??.." ucap Vio. Ia sedikit menarik nafasnya.     

"You are crazy pa!! Hati papa sudah tertutup dengan hasutan dia!! Buka mata papa!! Lihat pa!! Anak papa sedang difitnah oleh istri Papa, pa... Buka pa!! Kenapa papa gak pernah bisa percaya sama aku sih pa?! Sebenarnya aku ini anak kandung papa atau bukan sih Pa?? Hiks..." ucap Vio.     

............     

Thank you for reading...     

Please share, subscribe, collection, powerstone, your best review and buy hak istimewa for reading more...     

1 koin cukup..     

:red_heart::red_heart::red_heart::red_heart:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.