Jika Dia Yang Terbaik
Jika Dia Yang Terbaik
"Seru banget kan Nin?? Mau lagi gak besok??" ucap Rafka pada Anin sambil menghempaskan tubuhnya di atas sofa.
"Wkwk enggak deh.. Bosen dan capek juga sih... " ucap Anin.
"Hahah.. Lo sih semuanya dinaiki.. Capek lah.." ucap Rafka.
"Hahah habisnya seru sih.. Udah lama banget juga gue enggak ke sana..." ucap Anin.
"Yes I know wkwk... Seorang Anindya tidak akan mungkin pergi ke night market tanpa adanya Rafka.." ucap Rafka terkekeh.
"Ihhh terlalu percaya diri.." ucap Anin memukul lengan Rafka.
"Wkwk canda dek.." ucap Rafka.
"Eh iya bang entar kirim ya foto-foto tadi di whatsapp gue.." ucap Anin.
"Oke siap.." ucap Rafka.
"Eh by the way handphone gue mana ya??" ucap Anin sambil mencari handphonenya.
"Ini dek.. Lo tinggalin di sini tadi.. Nih.." ucap Rafka.
"Eh iya wkwk.. Makasih bang.. Kalau gitu gue mau ke kamar dulu ya.. Mau istirahat.. Good night!" ucap Anin.
"Night too Dear!!" ucap Rafka. Anin pun tersenyum. Ia lalu beranjak dari sana dan menuju kamarnya.
Sementara Rafka, dirinya masih pada posisinya. Ia mengeluarkan ponselnya dari sakunya, melihat hasil foto mereka tadi pada saat berada di pasar malam.
Rafka tersenyum memandang foto-foto dirinya dengan Anin di sana.
"Oh iya tadi kan Anin minta dikirimin fotonya.. Ya udah gue kirim dulu deh.." ucap Rafka.
Ia lalu mengirimkan semua foto yang tadi mereka ambil pada saat di pasar malam ke nomor Anin.
"Oke selesai... Saatnya tidur.. Coz besok gue harus jogging..." monolog Rafka.
Ia lalu bangkit dari duduknya dan beranjak dari sana menuju kamarnya.
....
Di lain sisi, Anin telah mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur. Ia lalu duduk bersandar pada sandaran tempat tidurnya dengan posisi kaki yang diluruskan.
Ia pun memainkan ponselnya dan menemukan beberapa notif.
"Pak Hanan?? Ya Allah aku lupa tadi buat bales pesan pak Hanan... Pak Hanan pasti nungguin aku.. Bahkan dia sampai spam dan telepon gini.. Aku harus minta maaf ke pak Hanan.." gumam Anin.
"Ini juga Arga dari tadi spam.. Aku lagi males.. Udah ah hubungi pak Hanan aja.." gumam Anin.
Ia pun lalu menghubungi Hanan.
.....
Di lain sisi, Hanan sedang membaringkan tubuhnya di tempat tidur namun masih dengan mata yang terbuka dan tangan yangs setia memegangi ponselnya.
"Kenapa Anin belum balas ya?? Sebenarnya Anin pergi ke mana sih?? Kok dia gak ada kabar dari tadi??" monolog Hanan.
Drrrttttt...
Mendengar ponselnya yang berdering, ia langsung menghadapkan layar handphonenya pada Wajahnya.
"Anindya?! Yes!! Alhamdulillah!!" ucap Hanan kesenangan.
Ia lalu duduk dan menerima panggilan itu dengan senang hati.
.....
"Halo Assalamualaikum pak..." ucap Anin pada Hanan di seberang telepon.
"Hai.. Waalaikumsalam Nin.." ucap Hanan.
"Pak.. Saya minta maaf ya karena tadi saya gak bales pesan bapak dan tidak mengangkat panggilan dari bapak.. saya minta maaf ya pak.. " ucap Anin merasa bersalah.
"Hmm.. Iya.. Memangnya tadi kamu ke mana Nin??" ucap Hanan.
"Saya pergi ke pasar malam dengan abang saya pak.." ucap Anin.
"Bukan dengan Arga??" ucap Hanan.
"Enggak kok pak... Saya tidak menghubungi Arga seharian setelah bertengkar tadi siang." ucap Anin.
"Kalian bertengkar?? Kenapa??" ucap Hanan.
"As you know pak.. Arga terlalu posesif dan saya gak suka.. Dia terlalu mengekang saya dan membatasi pergaulan saya.. Masa saya service mobil aja dimarahi sama dia.." ucap Anin.
"Arga gak mungkin marah kan kalau kamu tidak berkomunikasi dengan lelaki lain di sana??" ucap Hanan.
"Iya pak saya memang ngobrol dengan pemilik bengkelnya karena saya kenal baik dengan pemiliknya.. Tapi kan gak seharusnya Arga bersikap seperti itu. Saya kan juga tahu batasan pak.." ucap Anin.
"Hmm gitu.. Saya harap Allah memberi jalan bagi kamu untuk berpisah dengannya tanpa ada hati yang tersakiti. Jangan sampai Arga merasakan hal yang sama seperti yang saya rasakan, Nin.." ucap Hanan.
Deg!!
Anin merasa tertampar oleh kata-kata Hanan.
"Maafin saya pak.. Pada saat itu saya tidak bermaksud untuk menyakiti siapa pun sebenarnya.. Namun keadaan yang membuat saya harus memilih. Bukan hanya bapak yang tersakiti di saat itu, saya pun juga merasakan sakit yang sama pak.. Tapi saya lebih mengutamakan kebahagiaan Arga.. Karena dulu saya pernah merenggut kebahagiaan itu darinya.. Mungkin Arga menjadi seposesif ini karena dia gak mau kehilangan saya lagi pak.." ucap Anin.
"Hmm... Apakah masih ada tempat nin??" ucap Hanan.
"Maksudnya pak??" ucap Anin.
"Apakah kamu masih memiliki ruang untuk saya di hati kamu?? Agar saya bisa berjuang lebih keras lagi.. Namun jika ternyata sudah tidak ada lagi ruang untuk saya, maka biarkan saya untuk benar-benar bisa melupakan kamu dan tidak berharap lagi sama kamu." ucap Hanan.
"Pak... Saya gak ngerti apa maksud bapak." ucap Anin dengan mata yang berkaca-kaca.
"Anin.. Saya tidak ingin berharap pada ketidakpastian yang hanya bisa menyakiti saya.. Saya gak ingin terluka lagi.. Asal kamu tahu Nin.. Kamu adalah perempuan pertama yang membuat saya mengerti apa itu jatuh cinta dan apa itu patah hati. Jika memang sudah tidak ada lagi harapan untuk saya ke pada kamu, maka jangan biarkan saya berharap lebih sama kamu.. Saya gak mau nantinya hati saya justru semakin sulit untuk melepas kamu.." ucap Hanan.
"Pak... Saya gak bisa menjawabnya untuk saat ini.. Namun rasa cinta saya ke Arga sudah tidak sama seperti dulu.. Saya gak bisa memberikan harapan apa-apa ke bapak karena saya tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi pada takdir saya dan bapak nanti.. Saya hanya bisa berdo'a, apa pun yang terjadi nanti, semoga semuanya adalah yang terbaik yang Allah pilih." ucap Anin.
"Kita bisa saling mendoakan Nin.. Agar akhir dari takdir ini adalah membersamai kamu dengan saya.." ucap Hanan.
"Saya tidak bisa memaksa Tuhan untuk menjodohkan bapak dengan saya, begitu pun sebaliknya. Do'a saya selalu sama pak.. Jika dia yang terbaik, maka saya meminta Allah untuk didekatkan dan disatukan apa pun jalannya. Namun jika memang bukan yang terbaik, berikan saya keikhlasan untuk menerimanya." ucap Anin.
Hanan memejamkan matanya sejenak.
"Saya mencintai kamu... Semoga suatu hari nanti kamu bisa membalas ucapan ini dengan balasan yang saya inginkan. Selamat malam Anindya.. Selamat beristirahat.. semoga segala mimpi indah saya tentang kamu, Allah izinkan untuk menjadi nyata. Aamiin.. Jangan lupa berdoa.." ucap Hanan.
Anin diam tak mampu berkata-kata.
"Makasih pak... Saya selalu berdoa yang terbaik untuk bapak.. Semoga doa kita diaamiinkan oleh para malaikat.. Aamiin.." ucap Anin.
Tut.
Sambungan telepon pun terputus.
......
Thank you for reading...
Follow my ig : @lizakarennita01
Don't forget to share, subscribe, collection, powerstone:red_heart::red_heart::red_heart: