Dear Pak Polisi..

Part 31



Part 31

0Sebelum baca, jangan lupa vote and comment...     

Jangan lupa follow juga ya...     

Sorry karena baru update..     

Happy Reading:red_heart::red_heart::red_heart:     

.......     

Anin saat ini sudah bersama Arga di dalam mobil Arga dan mereka sedang di perjalanan menuju rumah Arga.     

Anin sedang sibuk dengan ponselnya tanpa mempedulikan Arga.     

"Anin..." panggil Arga menatap Anin yang matanya terus tertuju pada ponselnya.     

"Nin..." panggil Arga lagi masih dengan nada rendah. Namun, Anin tetap tidak menggubris.     

"Anin! Kamu bisa gak sih hargai aku?!" ucap Arga meninggikan nada bicaranya karena sudah sangat emosi dengan sikap Anin. Anin menoleh dengan kesal ke arah Arga.     

"Apa sih?!" kesal Anin.     

For your information, posisi duduk mereka cukup berjarak meskipun bersebelahan.     

"Kamu dengerin aku ngomong gak sih?!" kesal Arga. Sopir yang membawa mobil Arga hanya diam menatap interaksi antara Arga dan Anin melalui kaca spion.     

"Kenapa sih ga?" jawab Anin malas.     

"Jauhi Radit!" ucap Arga penuh penekanan.     

"Gak bisa!" tegas Anin.     

"Kenapa gak bisa?! Kamu suka sama dia?!" bentak Arga.     

"Harus berapa kali sih aku bilang ke kamu kalau aku itu gak suka sama pak Radit! Berapa kali sih ga?! Aku tuh capek harus terus-terusan meyakinkan kamu yang susah banget yakin sama aku! Aku capek ga!" ucap Anin emosi.     

"Kalau kamu gak suka sama dia, seharusnya kamu bisa menjauhi dia!" ucap Arga lagi.     

"Aku gak mungkin jauhin dia! Dia itu dosen aku! Dosen prodi Arga! Nilai aku itu bergantung sama dia! Kamu mau aku gak lulus ha?!" kesal Anin.     

"Kamu bisa pindah kuliah dan tidak akan berurusan dengan dia lagi." ucap Arga santai.     

"Gak! Aku gak mau! Kamu kenapa sih jadi over kayak gini?!" kesal Anin.     

"Aku tuh kayak gini karena aku takut kehilangan kamu lagi! Kamu ngerti gak sih nin?!" ucap Arga.     

"Aku paham ga tapi gak gini caranya.. Aku gak suka kalau kamu terlalu ngekang aku.. Aku juga punya kehidupan sendiri.. Biarin aku menikmati hidup aku.. Aku memang pacar kamu, tapi ada saat di mana aku harus menyenangkan diri aku tanpa kamu." ucap Anin.     

"Jadi kamu merasa terkekang pacaran sama aku?" tanya Arga kecewa.     

"Gak gitu ga.. Bukan gitu maksud aku.. Tolong kamu ngertiin aku.. Aku juga sadar akan posisi aku Ga.. Aku sadar kalau aku itu pacar kamu.. Aku tentu sadar akan hal itu.. Aku juga sudah membatasi interaksi aku dengan lelaki lain.. Tolong kamu hargai aku.." ucap Anin.     

"Omong kosong!" ucap Arga.     

"Kenapa sih kamu tuh gak pernah percaya sama aku?! Kenapa Ga?!" kesal Anin.     

"Karena aku sering lihat kamu ngobrol dan berinteraksi dengan lelaki lain!"     

"Siapa Ga?! Ya Allah Arga... Kamu jangan kayak gini dong..." ucap Anin lelah.     

"Jangan pernah dekat dengan lelaki mana pun selain aku dan Papa kamu!" tegas Arga.     

"Aku gak bisa jauhin pak Radit titik! Kalau kamu tetap gak bisa menghargai keputusan aku, terserah!" ucap Anin membuang mukanya ke arah jalan.     

"Ok kamu boleh dekat dengan dia. Tapi sewajarnya dan hanya hubungan di antara dosen dan mahasiswa. Tidak lebih!" tegas Arga.     

"Tanpa kamu ingetin juga aku tahu Ga.. Aku bukan perempuan lain yang slalu tebar pesona sama setiap laki-laki.. Aku tahu batasan aku dan kamu gak perlu kasih tahu aku seperti itu seolah-olah aku gak tahu.." ucap Anin.     

"Aku tahu... Aku tahu Anin! Tapi mereka gak bisa menjaga pandangan mereka dari kamu.. Dan sebagai lelaki aku juga tahu bagaimana Radit memandang kamu" ucap Arga.     

"Ga please.. Aku ini perempuan berhijab.. Aku sadar diri Ga.. Udahlah jangan bahas ini lagi.. Aku tuh capek! Aku gagal refreshing, gagal foto-foto di pinggir pantai dan sekarang kamu terus-terusan ngajak aku ribut. Aku capek!" ucap Anin kesal.     

"Minggu depan aku akan bawa kamu liburan ke Jogja." ucap Arga.     

"Aku gak bisa... Aku banyak urusan." ucap Anin mengelak.     

"Jangan bohong Anin! Aku tahu semua jadwal kamu!" ucap Arga kesal.     

"Terserah!" Anin berpura-pura tertidur.     

"Aku akan terus mengawasi kamu.. Aku gak akan biarin lelaki mana pun mendekati kamu! Camkan itu!" ucap Arga penuh penekanan.     

'Ya Allah... Kenapa jadi kayak gini sih?' Batin Anin.     

.......     

Dengan penuh emosi, Radit memasuki rumahnya. Ia langsung berlari menuju kamarnya. Ia lalu membanting tubuhnya ke ranjang.     

"ARGH!!! SIALAN!" Emosi Radit melempar guling ke sembarang arah.     

"Awas aja lo Arga! Gue akan merebut Anin dari lo! Sekarang Hanan sudah gak ada di sini, itu artinya gue hanya memiliki satu musuh lagi. Gue akan melakukan apa pun untuk bisa menjauhkan lo dari Anin! Lihat aja.. Gue akan balas lo Arga! Gue akan cari tahu semua tentang lo untuk nantinya supaya gue bisa dengan mudah menghancurkan lo!" monolog Radit dengan senyum miring.     

Ia lalu mengambil ponselnya dan menghubungi kaki tangannya.     

"Cari tahu semua data mengenai Arga Dirgantara." ucap Radit.     

Tut.     

Ia pun langsung memutuskan sambungan secara sepihak.     

"Gue akan segera menghancurkan lo sialan!" ucap Radit dengan senyum miring.     

......     

Hanan sedang piket dengan Andre malam ini.     

"Nan, lo mau kopi gak?" tanya Andre pada Hanan.     

"Siapa yang buat?" tanya Hanan heran.     

"Ada si Neta... Polwan kita.." ucap Andre.     

"Oh enggak deh.." ucap Hanan menolak.     

"Lah kenapa nan? Kopi buatan si Neta enak lho... Masa lo gak mau sih? Kan pas juga buat kita yang piket..." ucap Andre.     

"Kalau lo yang buat, gue mau .. Tapi kalah polwan, maaf gue gak mau." Ucap Hanan menolak.     

"Kenapa sih nan?" tanya Andre yang ikut duduk di samping Hanan. Tadinya, Andre berdiri di depan Hanan, karena penasaran, ia pun duduk di samping Hanan.     

"Gak apa-apa.. Gue cuma mau mencicipi makanan dan minuman buatan istri gue.. Dari tangan dia sendiri.. Bukan perempuan lain.." ucap Hanan.     

"Wah gile ya lu.. Lo juga kan tinggal di sini sendirian.. Lo pasti makannya cateringan.." Ucap Andre.     

"Ya enggaklah... Gue masak sendiri.. Gue lakuin semua sendiri. Hitung-hitung gue belajar sebelum jadi suami. Jadi ntar pas gue udah nikah, terus istri gue sakit, setidaknya gue masih berguna untuk ngurusin pekerjaan rumah." ucap Hanan.     

"Masih lama elah nan..." ucap Andre.     

"Ndre.. Ini kopinya ya udah selesai.." ucap Neta membawa nampan yang berisi beberapa gelas kopi. Ia pun memberikan satu gelas kopi pada Andre namun tatapannya ke arah Hanan.     

"Oh iya makasih net.." ucap Andre.     

"Sama-sama ndre.. Hmm Hanan?" ucap Neta lalu sebelum pergi ia sempat memanggil Hanan.     

"Hm?" balas Hanan melirik sekilas pada Neta.     

"Kamu gak mau kopi juga?" tanya Neta.     

"Gak .." balas Hanan datar tanpa menoleh pada Neta.     

"O.. Oh.. Ya udah.." ucap Neta kalah malu dan pergi dari sana.     

Sepergian Neta, Andre kembali melanjutkan obrolannya dengan Hanan.     

"lo kenapa ketus banget sih nan sama semua perempuan?" tanya Andre sambil menyeruput kopinya.     

"Males .." balas Hanan singkat sambil memainkan game online di ponselnya.     

"Cobalah nan lo buka hati lo untuk perempuan lain.. Karena belum tentu perempuan yang lo tungguin itu jadi jodoh lo." ucap Andre.     

"Jodoh atau enggaknya gue sama dia, itu sudah diatur sama Allah.. Kalau pun gue sama dia gak jodoh, Allah pasti bakalan tunjukkin kok.. Ya intinya sekarang gue berdoa aja dan coba untuk menjaga perasaan gue dari perempuan mana pun. Karena gue yakin dengan sangat bahwa dia akan menjadi jodoh gue." ucap Hanan penuh keyakinan sambil memainkan game online nya.     

"Terserah lo nan... Padahal di sini banyak banget cewek cakep." ucap Andre melihat sekeliling.     

"Cakep gak menjamin baik, nyaman dan bahagia." balas Hanan singkat.     

"Au ah nan.. Puyeng gue mikirin percintaan lo." ucap Andre.     

"Gak usah dipikirin.. Ntar rambut lo habis kayak si Ranja." ucap Hanan terkekeh.     

"Ah sialan dia mah emang kagak pernah numbuhin rambut." balas Andre.     

"Hahahah..." tawa Hanan.     

.......     

Bijaklah dalam berkomentar..     

karena tiap-tiap penulis memiliki kesibukan dan cara masing-masing dalam mempublish dan membuat ceritanya...     

Be careful ...     

:red_heart::red_heart::red_heart::red_heart:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.