Dear Pak Polisi..

Our Belief



Our Belief

0Hanan mengambil kedua tangan Anin lalu digenggamnya.     

"Anin.. lihat mata saya..." ucap Hanan.     

Anin pun perlahan mendongakkan kepalanya dan menatap mata Hanan. Tatapan keduanya saling bertemu.     

"Ketika saya pergi tadi.. saya sedang berusaha untuk menyelamatkan hubungan kita.. saya sedang berusaha untuk bisa memperbaiki semuanya agar semua pengganggu hubungan kita di luar sana, bisa berhenti mengganggu hubungan kita, nin... saya mungkin berbohong pada kamu dengan mengatakan ingin melakukan penyidikan padahal nyatanya saya sedang menuntaskan masalah yang ada dalam hubungan kita.. tetapi semua ini saya lakukan untuk kebaikan hubungan kita.. saya benar-benar ingin semuanya bisa kembali membaik, nin.." ucap Hanan.     

"Tapi bapak gak seharusnya berbohong sama saya.. bapak kan bisa cerita sama saya.." ucap Anin.     

"Saya minta maaf.. sekali lagi maaf... " ucap Hanan.     

"Ke mana bapak pergi tadi?" ucap Anin.     

"Saya pergi ke rumah Wilbert... saya memberinya pelajaran agar dia berhenti mengotori otak orang-orang untuk membenci saya... saya tidak bisa membiarkan dia bebas di luar sana, berkoar-koar menjelek-jelekkan nama baik saya, nin.. saya tidak bisa.." ucap Hanan.     

"Maafin saya pak.. karena saya, nama baik bapak menjadi tercemar di mata orang-orang terutama papa.. maaf pak... saya benar-benar gak menyangka bahwa pada akhirnya semua akan menjadi seperti ini.. maafkan saya pak.." ucap Anin.     

"Kamu tidak pernah bersalah atas hal apa pun yang terjadi pada saya... semua sudah kehendak dari Allah.. tolong jangan pernah menyalahkan diri kamu.. kita berjuang bersama-sama untuk bisa melewati semua ini.. percayalah, Allah gak pernah memberi cobaan di luar batas kemampuan umat-Nya.." ucap Hanan.     

Anin pun mengangguk.     

"Kita berdoa dan berjuang sama-sama ya pak untuk bisa kembali memperbaiki semuanya yang telah dirusak.." ucap Anin.     

Hanan pun mengangguk.     

"Boleh saya tahu, siapakah yang kamu hubungi tadi?? Saya hanya ingin tahu, nin.. tanpa bermaksud apa pun.. Tolong, kuatkan kepercayaan di antara kita untuk bisa menguatkan hubungan ini.." ucap Hanan.     

Anin pun mengangguk.     

"Pak Radit menghubungi saya tadi, pak... dia dan kak Devan benar-benar mencemaskan saya.. bahkan mereka mencari saya hingga ke penerbitan Zivan.." ucap Anin.     

"Saya tidak mempermasalahkan.. asalkan nanti di akhir, mereka tak sama seperti Wilbert yang pada akhirnya berambisi dan melakukan segala macam cara untuk bisa merebut kamu dari saya... saya tidak menyangka, ternyata musuh paling berbahaya bagi saya untuk hubungan ini adalah sahabat lama saya sendiri.. yang telah banyak saya bantu hingga sampai pada titik ini.." ucap Hanan.     

"Mudah-mudahan pak Radit dan Kak Devan tidak seperti Wilbert.. saya percaya bahwa mereka berdua memiliki pemikiran yang luas.. mereka tidak akan seperti Wilbert.." ucap Anin.     

"Aamiin semoga.. lalu apa yang kamu dan dia bicarakan tadi?" ucap Hanan.     

"Saya meminta bantuan pada pak Radit dan Kak Devan untuk bisa menyelamatkan Zivan dari Wilbert, pak.. Saya benar-benar mencemaskan kondisi Zivan untuk saat ini.. Saya takut sekali jika dia kenapa-kenapa.." ucap Anin.     

"Kemarin saya ditelepon oleh orang suruhan saya, dia mengatakan bahwa kondisi Zivan sudah membaik tetapi masih belum sadarkan diri.. tetapi nanti akan saya coba lagi untuk menghubungi salah satu dari mereka.. saya juga bisa menyuruh mereka untuk menyelamatkan Zivan dari Wilbert, jika kamu mau.." ucap Hanan.     

"Tidak pak.. saya sudah memberikan kepercayaan pada pak Radit dan kak Devan... semoga mereka bisa.. tetapi jika nanti mereka tidak bisa, saya akan meminta bantuan pada bapak..." ucap Anin.     

Hanan pun mengangguk.     

"Ya udah sekarang.. Saya mau ke kamar dulu untuk membersihkan diri... Anin, kamu jangan banyak pikiran ya.. nanti kamu bisa sakit.. saya gak mau jika kamu sampai sakit.." ucap Hanan.     

Anin pun mengangguk.     

"Iya pak... bapak juga ya.." ucap Anin.     

Hanan pun mengangguk.     

"Iya nin.. ya udah kalau begitu saya ke kamar dulu ya.. kamu gak perlu mempersiapkan makan malam.. saya sudah memesan makanan.. saya gak mau jika kamu terlalu capek.. dan lagi, mulai besok akan ada orang yang bertugas membersihkan rumah ini.. tetapi tidak saya izinkan untuk menetap.. dia akan pulang harian setelah pekerjaannya selesai.." ucap Hanan.     

"Apa itu tidak terlalu boros pak?" ucap Anin.     

"Saya mencari uang selama ini adalah untuk saya dan keluarga kecil saya nantinya nin.. bagi saya uang itu gak ada apa-apanya dibandingkan kesehatan kamu.. jangan pernah mencemaskan masalah apa pun ya.." ucap Hanan.     

Anin pun mengangguk.     

"Iya pak... terima kasih.." ucap Anin.     

Hanan hanya mengangguk.     

"Ya udah saya ke kamar sebelah ya.." ucap Hanan.     

Anin pun mengangguk.     

Hanan lalu keluar dari kamar Anin dan memasuki kamarnya.     

.....     

Malam hari telah tiba....     

Kini, Radit dan Devan sedang berada di rumah sakit Sejahteta. Mereka menggunakan hoodie dengan penutup kepala dan juga masker seraya berjalan dengan hati-hati pada koridor rumah sakit.     

"Kita harus berhati-hati pak.. karena lawan kita pada saat ini bukanlah orang sembarangan..." ucap Devan berbisik.     

"Iya Dev... saya tahu itu... Saya baru saja mendapatkan informasi dari orang suruhan saya bahwa Wil memiliki nama panjang yaitu Wilbert A. Tetapi saya tidak mengetahui apa kepanjangan dari A itu.. dan sangat sulit sekali untuk mencari identitas Wilbert sepenuhnya.." ucap Radit.     

"Iya pak.. untuk itu kita harus berhati-hati.." ucap Devan.     

"Bagaimana cara kita untuk bisa menemukan Zivan?? Sementara kita saja tidak mengetahui di mana ruangannya?" ucap Radit.     

"Kita cari saja dulu pak.. nanti jika masih juga belum dapat ditemui, kita bisa tanyakan pada resepsionis.." ucap Devan.     

"Oke Dev..." ucap Radit.     

.......     

"Nan, lo gak balik lagi ke Jogja nanti?" ucap Andre.     

"Gue belum tahu... gue gak bisa meninggalkan Anin di sini sendirian.. Wilbert semakin berbahaya.." ucap Hanan.     

"Lo bisa pakai bodyguard lo untuk menjaga rumah ini.. dengan cara ini, ya mudah-mudahan Anin akan baik-baik saja.." ucap Andre.     

"Gue gak bisa sepenuhnya mempercayai bodyguard gue karena sekarang banyak sekali pengkhianat dan lagi Wilbert itu licik dan kuat.." ucap Hanan.     

"Iya sih.. benar juga.." ucap Andre.     

"Ya udah kalau gitu, lo segera menikahi Anin saja.. jadi ke mana pun lo pergi, lo bisa bawa Anin pergi bareng lo.. kan kalian udah halal.." ucap Alex.     

"Nah iya benar juga.." ucap Andre.     

"Tapi kita masih ada problem dengan bokapnya Anin yang tidak memungkinkan kita untuk menikah dalam waktu dekat ini.." ucap Hanan.     

"Kok bisa nan?? Problem apaan??" ucap Alex.     

"Iya.. problem apaan?? Kenapa kalian bisa sampai ada problem dengan bokapnya Anin?" ucap Andre.     

"Ini semua karena Wilbert.. dia benar-benar licik.. Gue gak habis pikir sama dia.. bisa-bisanya dia memfitnah gue di depan bokapnya Anin sampai bokapnya Anin marah sama Anin dan menjadi benci sama gue.." ucap Hanan.     

"Shit!! Itu artinya lo gak bisa biarin gitu aja nan!! Lo harus memperbaiki nama baik lo di depan bokapnya Anin!" ucap Andre.     

............     

Maafkan Typo....     

Thank You for Reading....     

Please support this novel...     

:red_heart::red_heart::red_heart:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.