Dear Pak Polisi..

Rapuh



Rapuh

0Zivan...     

Dirinya masih berada di depan ruang kerja Wil.     

Ia benar-benar paham akan apa yang abang kandungnya itu rasakan saat ini.     

'Saya tahu mengapa kamu segera meminta saya keluar dari sana bang.. saya tahu.. itu semua karena kamu sedang dalam kondisi frustasi pada saat ini dan kamu tidak ingin saya untuk mengetahui hal ini.. kamu selalu menyimpan semua masalah dan beban kamu sendiri, Wil.. Semoga kamu bisa kuat melewati semua masalah ini...' ucap Zivan di dalam hatinya.     

Zivan pun lalu pergi dari depan ruang kerja Wil. Ketika dirinya akan memasuki kamarnya, Aurora memanggilnya.     

"Paman!!" teriak Aurora melangkahkan kaki menuju ke arahnya. Aurora memeluk Zivan.     

Zivan pun tersenyum.     

"Princess nya paman sudah selesai mandi ya??" ucap Zivan tersenyum pada Aurora.     

Aurora pun mengangguk.     

"Iya dong paman.. tentu... paman sendiri bagaimana??" ucap Aurora.     

Zivan pun menggeleng.     

"Paman belum mandi wkwkwk... ini paman akan segera mandi kok.. kamu sudah sholat kan sayang??" ucap Zivan.     

Aurora pun mengangguk.     

"Sudah paman.." ucap Aurora.     

"Sudah mendoakan yang terbaik untuk papa kamu kan?" ucap Zivan.     

Aurora kembali mengangguk.     

"Iya paman sudah.." ucap Aurora.     

"Paman boleh tahu, apa isi dari doa kamu untuk papa?" ucap Zivan.     

"Semoga papa dan miss Anin berjodoh sehingga aku akhirnya bisa memiliki seorang mama.." ucap Aurora.     

Deg!     

.....     

Anin berdiri dengan bersandar pada pintu kamarnya.     

Ia menangis saat ini.     

"Kenapa Wil bisa mengatakan hal itu pada saya sementara dia tidak benar-benar mengenal saya?? Hiks..." ucap Anin terisak.     

"Kenapa rasanya sakit sekali ketika dia mengatakan bahwa saya bermuka dua?? Kenapa ya Allah?? Hiks.." lirih Anin.     

Perlahan, tubuh Anin merosot ke bawah. Ia benar-benar dalam kondisi rapuh pada saat ini.     

"Jika apa yang dia lakukan saat ini karena sebuah janji, kenapa saya merasa bahwa apa yang saat ini Wil lakukan pada saya tidak hanya sekedar karena janji itu?? Kenapa sikap Wil sangat berbeda sekarang?? Dia seperti sedang menyembunyikan sesuatu.. tapi apa??" monolog Anin.     

"Seandainya pak Hanan masih ada di sini.. mungkin saya tidak akan pernah mengalami kehidupan yang serumit ini.. saya harus terjebak dengan semua situasi rumit ini.. hiks.. ya Allah.. tolong berikan jalan keluar untuk hamba bisa melewati semua ini.." gumam Anin.     

......     

"Saya masih ada nin.. saya masih ada di sini... tetapi sampai detik ini saya masih belum bisa menemui kamu.. saya belum bisa nin... maafkan saya..." lirik seseorang seraya mendengarkan setiap suara yang terdengar pada ponselnya.     

Orang tersebut yang semula berdiri pada jendela di dalam kamarnya pun perlahan merosot dan terduduk di lantai.     

"Untuk yang kesekian kalinya, saya benar-benar rapuh karena kamu... kamu benar-benar begitu berharga untuk saya.. sangat berharga... saya benar-benar takut kehilangan kamu Anin.. saya takut.. hiks..."     

Dirinya bermonolog seraya memeluk sebuah figura.     

"Malam ini saya akan menghentikan semuanya... saya rasa sudah cukup semua pengorbanan ini saya lakukan untuk negeri ini.. saya gak mau lagi mengorbankan perasaan saya ... saya akan lebih memilih kamu dari pada menyelesaikan semua misi ini.. saya sudah lelah.. saya sudah benar-benar tersiksa dengan kerinduan yang kian menguat.. saya gak kuat.."     

"Apa lo yakin bahwa lo akan berhenti begitu saja setelah misi ini hampir selesai?? Hanya tinggal sedikit lagi, bro.." ucap temannya.     

"Saya berhenti! Dia lebih penting dan berharga untuk saya dari pada sebuah pangkat yang akan saya dapatkan nanti.. apalah arti sebuah pangkat jika saya harus kehilangan dia.. semuanya gak akan berarti apa-apa setelah saya kehilangan dia.." ucapnya.     

Temannya pun mengangguk.     

"Jika itu memang sudah menjadi keputusan lo, gue bisa apa?? Kejar cinta lo karena mungkin perjuangan lo mengejar impian lo sudah lebih dari pada cukup.. bahkan lo pernah dua kali hampir saja mati karena sasaran mereka selalu tertuju pada lo.. gue tahu lo kuat! Kejar cinta lo sebelum semuanya terlambat!" ucap temannya.     

"Setelah malam ini, saya akan memperbaiki semuanya.. semua yang telah hilang dari saya terutama dia.."     

Temannya pun mengangguk.     

"Gue akan selalu mendukung apa pun yang akan lo lakuin.. good luck bro.. Lo layak mendapatkan dia.."     

.......     

"Maafin saya nan.. maafin saya karena saya gak bisa menepati janji saya untuk tidak menikung kamu.. maafin saya nan... tapi perasaan gak bisa ditahan dan dibohongi nan... saya benar-benar jatuh cinta pada apa yang seharusnya menjadi milik kamu dan maafkan saya karena mulai detik ini saya akan memperjuangkan dia.. maafin saya karena pada akhirnya kita harus bersaing seperti ini..." monolog Wil.     

Drrrrtttt.....     

Ponsel Wil tiba-tiba berdering menandakan ada panggilan masuk di sana.     

Wil segera meraih ponselnya dan melihat siapa yang menghubunginya.     

Ia pun segera menerimanya.     

"Saya tahu apa yang ada di pikiran kamu saat ini.. dan saya bersumpah bahwa saya akan segera kembali dan merebut dia kembali dari kamu!! Saya bersumpah Wilbert Anderson!! Saya tidak akan pernah membiarkan kamu merebut dia dari saya, sekalipun kamu adalah sahabat saya!! Pengkhianat!" ucap seseorang pada Wil dari seberang telepon.     

Wil bungkam. Ia tak dapat berkata-kata. Karena bagaimana pun, posisi Wil pada saat ini benar-benar salah dan dia juga sudah sangat bersalah karena mulai detik ini dia akan bersaing dengan sahabatnya sendiri, Hanan untuk merebut hati Anin.     

"Kamu benar-benar pengkhianat, Wil! Kamu penjilat!! Ucapanmu benar-benar tidak bisa dipegang!! Saya bersumpah bahwa saya akan membalas perbuatan kamu!! Apa pun yang terjadi nanti!" ucap seseorang dulu seberang telepon.     

"Saya tidak pernah tahu jika pada akhirnya akan menjadi seperti ini.. dan saya juga tidak pernah menyangka bahwa saya akhirnya jatuh cinta pada apa yang seharusnya menjadi milik kamu.. maafkan saya.. tetapi saya tidak bisa menolak perasaan ini.. saya mencintainya dan akan memperjuangkan dia meskipun kamu menyebut saya sebagai pengkhianat atau penjilat!! Karena posisi saya pada saat ini tidak sepenuhnya salah! Kamulah yang salah karena telah menitipkan dia pada saya dan mempercayai saya yang hanya manusia biasa! Maaf, tapi saya harus merebut dia dari kamu!" ucap Wil.     

Tut.     

Wil memutuskan sambungan secara sepihak pada Hanan.     

...     

Benarkah itu Hanan?? Apakah itu berarti bahwa Hanan masih hidup??.     

....     

"Argh!!! Sialan!!!" umpatnya setelah sambungan diputus secara sepihak.     

"Saya tidak akan pernah membiarkan kamu merebut dia dari saya!! Tidak akan!! Tidak akan pernah!! Brengsek!!" umpatnya.     

Brak!!     

Dirinya pun membuang semua barang yang ada di dalam kamarnya dengan asal hingga kamar tersebut berubah seolah seperti kapal pecah. Di mana semua barang berserakan dan bahkan ada beberapa barang yang tak lagi berbentuk.     

"Ya Allah!! Hanan!!!" teriak seseorang ketika memasuki kamar Hanan.     

.     

.     

Ya, Hanan telah kembali....     

Hanan tidak mati...     

Apa yang akan terjadi selanjutnya??     

Kuy next....     

..............     

Thank You for Reading....     

Maafkan Typo...     

Please support this novel...     

:red_heart::red_heart::red_heart:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.