Dear Pak Polisi..

Melawan Ego



Melawan Ego

0"Iya Vi.. sama-sama.." ucap Anin.     

"Ya udah.. Assalamualaikum nin.." ucap Vio.     

"Waalaikumsalam Vi..." ucap Anin.     

Tut.     

Sambungan telepon pun terputus.     

Setelah sambungan telepon terputus, Anin kembali menyimpan ponselnya.     

Dia tersenyum bahagia. Karena apda akhirnya, hubungannya dengan Vio bisa kembali membaik.     

"Alhamdulillah ya Allah.. akhirnya Vio mau menghubungi aku kembali dan hubungan persahabatan kami bisa diperbaiki lagi.. makasih ya Allah.." gumam Anin.     

........     

"Maksud lo apa ndre??" ucap Hanan.     

Kini Hanan dan Andre sudah berada di ruang kerja Hanan.     

"Anin mulai curiga sama lo.." ucap Andre.     

"Curiga?? Tapi apa yang Anin curigai dari gue??" ucap Hanan.     

"Dia curiga dengan uang yang lo punya kenapa bisa sebanyak itu padahal lo kan cuma punya satu profesi.. polisi.. dan lo tahu apa?? Anin lebih curiga lagi ketika lo datang di acara perusahaan Radit pada saat itu.. karena yang dia tahu, yang berhadir di acara itu hanyalah pebisnis.. sedangkan lo??"     

"Lo itu seorang polisi tapi kenapa lo bisa ada di acara itu?? Dia curiga nan.. kenapa sih lo itu ceroboh banget??" ucap Andre.     

"Ya gue mana tahu kalau ternyata Anin juga bakal ada di acara itu.. dan gue juga gak tahu kalau acara itu ternyata acara perusahaan keluarganya Radit.. Intinya lo gak kasih tahu ke Anin soal yang sebenarnya kan??" uvap Hanan.     

Andre pun mengangguk.     

"Mungkin untuk sekarang gue masih bisa bohongi Anin soal itu... but next, gue gak bisa nan... soalnya semuanya terlalu sulit untuk dimanipulasi.. Gue harap lo bisa secepatnya jujur deh sama Anin bahwa lo bukan hanya seorang polisi, tetapi juga seorang pengusaha.." ucap Andre.     

"Setelah gue menikah dengan Anin, gue baru akan menceritakan tentang semua ini, termasuk tentang papa.." ucap Hanan.     

"Terserah lo nan.. pokoknya gue gak mau ikut campur lagi tentang urusan kalian nanti.." ucap Andre.     

"Hmm iya iya ndre... apa ada lagi yang mau lo bahas sama gue??" ucap Hanan.     

"Apa bener tadi lo itu pergi untuk menemui bokap lo?" ucap Andre.     

Hanan menggeleng.     

"Enggak ndre.. gue pergi untuk menemui Mr. Jack.. gue bahas soal kematian Radit sama dia karena ada kejanggalan dalam penembakan Radit di sana..." ucap Hanan.     

"Jadi, apa lo udah mendapat solusinya??" ucap Andre.     

Hanan mengangguk.     

"Mr. Jack menyebut satu nama yang dia curigai dan gue juga mencurigai dia.. tetapi kami gak punya bukti yang cukup untuk menuduh dia.." ucap Hanan.     

"Lalu, apa yang akan kalian lakukan?" ucap Andre.     

"Lo bantuin gue ya ndre untuk menyelidiki kasus ini??" ucap Hanan.     

"Nan, kasus kita yang dari komandan Farid aja belum tuntas sampai sekarang, gimana ceritanya kita mau usut kasus yang lain sih??" ucap Andre.     

"Tapi ini penting ndre.. pembunuh tidak boleh dibiarkan berkeliaran bebas.." ucap Hanan.     

"Pengedar narkoba juga gak boleh dibiarkan bebas mengedarkan narkoba pada generasi muda.. dia bisa merusak generasi muda penerus bangsa.." ucap Andre.     

"Ini beda ndre..." ucap Hanan.     

"Nan, bagaimana pun tugas negara itu lebih penting.. kita ini seorang polisi.. tugas kita itu mengabdi dan mengayomi.. bukan berat sebelah seperti ini.. jangan hanya karena Radit itu teman lo, lo jadi lebih memprioritaskan kasus dia yang baru terjadi dari pada kasus terdahulu.. gak bisa gitu nan.." ucap Andre.     

"Oke gue minta maaf.. kita akan selesaikan kasus dari komandan Farid terlebih dahulu.. dan setelah itu gue akan usut kasus kematian Radit.." ucap Hanan.     

"Oke... nanti malam ada penyidikan.. gue harap lo gak melewatkan penyidikan itu lagi.. sebisa mungkin jangan sampai Anin mengetahui hal ini jika lo gak mau penyidikan ini gagal lagi.. penjahat harus segera dibersihkan dari negeri ini.." ucap Andre.     

Hanan hanya mengangguk.     

"Itu aja yang bisa gue sampaikan.. gue pergi.." ucap Andre lalu keluar dari ruang kerja Hanan.     

"Iya ndre.." ucap Hanan.     

Sepergian Andre dari ruang kerjanya, Hanan benar-benar bingung.     

Ia menjambak rambutnya frustasi.     

"Ya Allah... semuanya terasa begitu rumit... tolong beri hamba petunjuk ya Allah.." monolog Hanan.     

......     

Arga telah berhasil keluar dari penjara atas bantuan dari Ilona dan Hilda.     

Arga memeluk Hilda ketika dirinya telah dinyatakan bebas.     

"Makasih ma.. makasih karena mama sudah membantu aku untuk bisa bebas dari sini.. makasih ma.. dan maaf karena aku sudah membebani mama.." ucap Arga.     

Pelukan keduanya terlerai.     

"Iya sayang... kamu tahu semua ini atas bantuan siapa?? Ini semua atas bantuan Ilona.. dia benar-benar bekerja keras untuk bisa mencari orang pengganti nak.. mama harap kamu gak lama ya menemukan pembunuh yang sebenarnya sehingga beliau tidak terlalu lama membekap di dalam bui itu.. semoga sebelum proses persidangan lanjutan, kamu sudah menemukan siapa pelakunya.." ucap Hilda.     

Arga pun mengangguk.     

"Iya ma.. aku akan secepatnya mencari tahu siapa pembunuh yang sebenarnya.. na.. thanks ya karena lo udah bantuin gue.." ucap Arga.     

Ilona pun mengangguk.     

"Iya sama-sama, Ga... udah tugas gue lah buat bantu lo.. lo juga kan selama ini selalu bantuin gue.." ucap Ilona.     

Arga pun mengangguk.     

"Ternyata lo tahu diri juga ya wkwk.." ucap Arga.     

"Sialan lo wkwk.." ucap Ilona.     

"Hmm by the way Na.. ntar lo bantuin gue ya buat mencari tahu siapa pembunuh yang sebenarnya.." ucap Arga.     

"Iya Ga pasti.. gue pasti bantuin lo kok..." ucap Ilona.     

"Ya udah yuk sekarang kita pulang ke rumah..." ucap Hilda.     

Arga dan Ilona pun mengangguk. Mereka berdua lalu pergi dari tempat tersebut.     

..........     

Malam hari telah tiba...     

Kini Hanan, Anin bersama dengan Andre sedang menikmati makan malam mereka.     

Di sela-sela makan, Hanan membuka obrolan.     

"Alex ke mana, Ndre?? Kok dia gak ikutan makan malam??" ucap Hanan.     

"Dia ada piket malam ini katanya.. jadi dia gak pulang.." ucap Andre.     

"Oh gitu... iya iya.." ucap Hanan.     

"Assalamualaikum..." ucap Zivan yang baru saja memasuki ruang makan.     

"Waalaikumsalam..." ucap mereka bertiga yang berada di sana.     

"Duduk Ziv.. langsung makan malam aja.." ucap Hanan.     

Zivan pun mengangguk.     

"Thanks nan..." ucap Zivan.     

"Kok lama lo pulangnya Ziv??" ucap Andre.     

"Tadi agak banyak pekerjaan gue di sana.. kan gue udah lama gak ke sana.." ucap Zivan.     

"Hmm gitu.. iya iya.." ucap Andre.     

"Si Alex ke mana?? Sepi banget.." ucap Zivan.     

"Gak pulang dia.. ada piket.." ucap Andre.     

"Oh gitu.. pantesan.." ucap Zivan.     

Andre pun mengangguk.     

....     

Makan malam telah selesai...     

Hanan kini sedang bersama dengan Anin di halaman belakang...     

"Ada apa nin kamu mengajak saya untuk berbicara di sini??" ucap Hanan.     

"Besok sepertinya saya akan pulang ke rumah... saya sudah menghubungi papa.. dan papa juga sudah memaafkan bapak..." ucap Anin.     

'Mungkin memang belum waktunya saya untuk terus bersama dengan Anin.. masih ada tanggung jawab saya di kepoisian yang belum selesai.. tapi setelah semuanya selesai, saya akan segera menghalalkan Anin.. iya.. saya gak boleh egois sekarang..' ucap Hanan di dalam hatinya.     

Hanan pun mengangguk.     

"Iya nin... besok biar saya yang antar kamu pulang ya.." ucap Hanan.     

.............     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.