Dear Pak Polisi..

Something Hidden and Strange



Something Hidden and Strange

0"Ya begitulah Ziv.. kita udah sampai di penerbitan lo.. nanti kalau urusan gue sama Mr. Jack udah selesai, gue jemput lo lagi di sini..." ucap Hanan.     

"Iya nan oke.. thanks by the way.." ucap Zivan.     

"Oke sama-sama..." ucap Hanan.     

Zivan pun lalu turun dari mobil Hanan. Dan setelah Zivan turun, Hanan pun lalu melajukan mobilnya, meninggalkan penerbitan Zivan.     

.     

.     

Sepergian Hanan, Zivan langsung memasuki penerbitannya yang disambut hangat oleh beberapa karyawannya.     

"Selamat siang Mr. Zivan..." sapa bagian administrasi.     

"Siang... Bagaimana dengan penerbitan kita selama saya tidak hadir ke sini??" ucap Zivan.     

"Semuanya berjalan dengan baik seperti biasanya Mr..." ucapnya.     

Zivan pun mengangguk paham.     

"Oke.." ucap Zivan.     

"Hmm.. Mr.. ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda.." ucapnya.     

"Siapa??" ucap Zivan.     

"Beliau sudah menunggu anda di ruangan anda.." ucapnya.     

Zivan sedikit mengernyitkan keningnya bingung.     

'Siapa yang ingin bertemu dengan saya??' ucap Zivan di dalam hatinya.     

Zivan pun lalu langsung pergi menuju ruangannya.     

......     

Vio kini telah tiba di apartemennya. Ia benar-benar senang sekali saat ini. Ia langsung menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur dengan posisi telentang.     

"Ya Allah... aku bahagia banget hari ini.. papa pasti senang banget sewaktu dia tahu bahwa anaknya ini sebentar lagi akan wisuda.. aku diam-diam aja deh dulu.. nanti setelah aku sudah sidang dan menyelesaikan semuanya, baru deh aku kasih tahu ke papa.." monolog Vio.     

Vio lalu melirik jam yang melingkar pada pergelangan tangannya.     

"Sebentar lagi jam makan siang.. lebih baik aku hubungi Anin setelah zuhur aja deh.. sekarang aku buat makan siang dulu deh.. oh, aku hubungi Daniel terlebih dahulu.. dia pulang untuk makan siang atau enggak.." gumam Vio.     

........     

Daniel baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Rio sangat puas dengan hasil kerja Daniel yang sangat luar biasa dan profesional.     

"Daniel... saya benar-benar suka dengan cara kerja dan hasil kerja kamu.. semuanya sempurna... tapi kenapa kamu belum juga lulus kuliah hingga sekarang??" ucap Rio.     

Daniel tersenyum.     

"Banyak pembayaran yang belum bisa saya lunasin om.." ucap Daniel.     

"Lho bukannya kata Vio kamu ini anak beasiswa??" ucap Rio.     

"Udah dicabut om... karena saya kan sempat bandel beberapa waktu yang lalu.." ucap Daniel.     

"Ya ampun.. ya sudah.. karena kamu sudah berhasil memenangkan tender, saya akan membantu kamu untuk mengurus semua biaya kuliah kamu.. hingga kamu lulus.." ucap Rio.     

"Ini beneran om??" ucap Daniel.     

Rio pun mengangguk.     

"Iya tentu... asalkan kamu tidak mengecewakan saya dan juga Vio.." ucap Rio.     

Daniel bersemangat.     

"Iya om tentu.. saya janji bahwa saya tidak akan mengecewakan om dan Vio.. saya janji om.." ucap Daniel.     

"Saya pegang janji kamu..." ucap Rio.     

Drrrrttttt.....     

Ponsel Daniel pu berdering, menandakan ada panggilan masuk di sana. Daniel lalu merogoh sakunya dan membaca nama si penelpon.     

"Dari siapa??" ucap Rio.     

"Vio om.." ucap Daniel tersenyum.     

"Angkat niel.. speakerin dong.. om mau dengar.." ucap Rio.     

Daniel pun mengangguk. Ia lalu menerima panggilan dari Vio dan mengeraskan suaranya.     

"Halo Vi Assalamualaikum.." ucap Daniel pada Vio di seberang telepon.     

"Waalaikumsalam niel.. niel, lo mau makan siang di kantor atau pulang ke apartemen gue??" ucap Vio.     

"Ekhem... jadi yang ditanyain cuma Daniel aja nih?? Papa enggak hmm.?" ucap Rio yang menyambar ucapan Vio.     

"Hmm..?? Ada apa papa juga ternyata di sana... heheh maaf pa.. papa gimana ?? Mau makan siang di apartemen Vio atau enggak?? Kalau mau biar Vio masakin.. Vio udah bisa masak lho pa.. walaupun cuma masak ikan kaleng sama mie instan wkwk.." ucap Vio terkekeh.     

"Hahah iyaiya.. nanti papa sama Daniel pulang ke apartemen kamu untuk makan siang ya.. sekalian kita bahas hal penting ya nak ..." ucap Rio.     

"Hal penting? Hal penting apa pa??" ucap Vio.     

"This isi our secret.. later, we will tell you about this.." ucap Rio.     

"Hmm iya iya baiklah... Daniel, kamu kerjanya yang benar ya.. jangan buat papa marah lho.. hati-hati juga sama nenek lampir.. dia itu busuk.." ucap Vio.     

"Vioooo... bicaranya nak..." ucap Rio mengingatkan.     

"Hmm iya iya pa.. ya udah.. bye bye papa.. bye bye kudanilll..." ucap Vio.     

"Bye bye zheyeng wkwk.." ucap Daniel.     

"Zheyeng zheyeng... tampol pa tampol.." ucap Vio.     

Rio hanya terkekeh.     

"Ada ada saja ya kalian.." ucap Rio.     

Daniel pun terkekeh.     

"Oke byeeee..." ucap Vio.     

Tut.     

Sambungan telepon pun terputus.     

"Niel, kita berangkat sekarang aja.. kamu yang bawa mobil om ya.." ucap Rio.     

Daniel pun mengangguk.     

"Iya om oke.." ucap Daniel. Mereka berdua pun lalu beranjak dari sana untuk pergi ke apartemen Vio.     

......     

Hanan telah tiba di tempat pertemuan dirinya dengan Jack.     

"Hey Mr. Jack.." ucap Hanan pada Jack.     

"Hai Mr. Han... ada apa nih Mr. Han mengajak saya untuk bertemu di sini??" ucap Jack.     

Mereka berdua lalu duduk dan mulai mengobrol.     

"Mr. Jack.. jadi begini... terkait dengan kasus penembakan Radit, putra dari sir Ravi itu.. apakah Mr. Jack merasakan ada sesuatu yang ganjil di sana??" ucap Hanan.     

"Tepat sekali... itu juga yang tersimpan di benak saya.. sejak kemarin saya terus memikirkan kejanggalan itu.." ucap Jack.     

"Apa kira-kira yang anda rasakan??" Ucap Hanan.     

"Mr. Arga bukanlah pelakunya... jika dia memang mau menembak Radit, mengapa dia tidak langsung menembaknya saja?? Lagi pula Radit juga sudah ada di depan matanya, dia juga sudah mengokang pistol nya.. hanya tinggal menembak saja.." ucap Jack.     

"Nah itu dia yang saya pikirkan... ini sedikit aneh.." ucap Hanan.     

"Arah tembakannya kalau tidak salah ingat itu berasal dari utara... saya berlogika sih.." ucap Jack.     

"Seperti apa itu??" ucap Hanan.     

"Jika Arga memang ingin membunuh Radit tanpa jejak dan bukti yang secara kuat mengarah kepadanya, dia gak mungkin melakukan penembakan itu di sana dengan sejuta saksi dan bukti kuat.." ucap Jack.     

Hanan mendengar dengan cermat setiap kata yang dilontarkan oleh Jack.     

"Dia itu tipikal orang yang tidak suka melakukan sesuatu yang meninggalkan jejak dan bukti apa lagi jika disaksikan oleh sejuta orang.. ini aneh sih.." ucap Jack.     

"Saya membaca dari cara dia yang bersih keras mengatakan bahwa dirinya tidak bersalah dan tidak melakukan itu, saya melihat ada kebenaran dan kejujuran di sana... Arga bukanlah orang yang bodoh yang mau menjerumuskan dirinya sendiri ke dalam bui.. dia itu si licik dengan sejuta trik.." ucap Jack.     

Hanan mengangguk paham. Ia juga mengenal sedikit banyaknya mengenai sosok Arga yang selalu bermain cantik untuk melumpuhkan musuhnya.     

Jika dia tidak ingin mengotori tangannya, maka ia akan menyuruh orang lain untuk melakukannya dan itu pun dilakukan dengan rencana yang sangat mulus dan teratur sehingga sangat sulit sekali mengarahkan bukti tersebut ke arahnya.     

Arga selalu bermain dengan sangat bersih dan lihai.     

.............     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.