Dear Pak Polisi..

Lelaki Yang Baik Adalah......



Lelaki Yang Baik Adalah......

0"Yang setia dan selalu menepati janjinya??" ucap Hanam     

"Kalau itu adalah lelaki sejati.. dia hanya punya satu wanita di hatinya.. beda dengan laki-laki yang baik.." ucap Andre.     

"Apa itu?" ucap Hanan.     

"Perempuan yang baik akan selalu menunggu lamaran dari laki-laki yang baik, sampai kapan pun itu.. tetapi laki-laki yang baik gak akan pernah membiarkan perempuannya menunggu dia terlalu lama.." ucap Andre.     

"Jadi maksud lo, gue itu bukan laki-laki yang baik?" ucap Hanan.     

Andre tersenyum. Ia kemudian menggeleng.     

"I dont mean that nan.." ucap Andre.     

"Terus apa?" ucap Hanan.     

"Kalau lo benar-benar mencintai Anin.. lo gak akan membiarkan dia menunggu lo dalam waktu yang selama ini dan belum jelas.. kalau lo benar-benar mencintai dia dan lo adalah laki-laki yang baik, segera nikahi dia atau ikhlaskan dia dengan pilihan yang lain yang jauh lebih siap untuk menikahi dia tanpa harus menunggu.." ucap Andre.     

Deg!!     

......     

"Ini kita sebenarnya mau ke mana sih Ga??" ucap Anin.     

"Nanti temenin aku ke supermarket dulu ya.. aku mau beli pesenan mama soalnya.." ucap Arga.     

"Lho, jadi ini kamu sebenarnya lagi disuruh tante Hilda untuk membelikan pesanannya??" ucap Anin.     

Arga pun mengangguk.     

"Jadi kamu ngapain bawa aku untuk pergi?? Nanti mama kamu tungguin lo pesanannya.." ucap Anin.     

"Gak apa-apa kok.. mama juga gak butuh sekarang pesanannya.." ucap Arga.     

"Kamu serius??" ucap Anin.     

Arga pun mengangguk.     

"Iya Anin.." ucap Arga.     

"Hmm ya udah kalau gitu.. aku takutnya kan nanti tante Hilda jadi menunggu lama karena aku.." ucap Anin.     

"Enggaklah.. udah tenang aja.. oke??" Ucap Arga.     

Anin pun mengangguk.     

........     

Tok Tok Tok...     

Daniel mengetuk pintu ruangan Rio.     

"Ya.. masuk!" sahut Rio dari dalam ruangan.     

Vio dan Daniel pun lalu memasuki ruangan Rio.     

"Assalamualaikum papa.." ucap Vio memeluk Rio.     

"Waalaikumsalam sayang... ada apa ini kamu pagi-pagi sudah datang ke kantor papa??" ucap Rio.     

Mereka pun melerai pelukan mereka.     

"Pa, kita duduk di sana ya.. aku mau cerita sesuatu.." ucap Vio tersenyum dan menunjuk sofa.     

Rio pun mengangguk.     

"Ya udah ayo.." ucap Rio.     

Daniel pun tersenyum melihat kehangatan yang ada antara Vio dengan Rio.     

Mereka pun duduk di sofa tersebut.     

"Jadi, ada apa nih kamu datang ke kantor papa??" ucap Rio.     

Vio tersenyum penuh arti.     

"Pa.. aku punya kabar baik lho.." ucap Vio.     

"Wahhh.. apa itu nak?" ucap Rio.     

"Aku akan wisuda sebentar lagi.. sebelum ramadhan pa... yeeeayy.." ucap Vio riang.     

Rio tersenyum bangga mendengar apa yang baru saja ia dengar dari Vio.     

"Ini serius sayang?? Kamu benar-benar akan wisuda sebelum ramadhan?" ucap Rio.     

Vio pun mengangguk antusias.     

"Iya pa.. alhamdulillah banget.." ucap Vio.     

"Alhamdulillah ya Allah... papa senang sekali mendengarnya.. selamat ya sayang.. " ucap Rio mengecup puncak kepala Vio.     

Vio pun tersenyum dan mengangguk.     

"Iya pa.. makasih..." ucap Vio.     

"Sama-sama sayang.. Lalu Daniel.. bagaimana dengan kamu?" ucap Rio.     

Daniel tersenyum.     

"Alhamdulillah om.. saya dan Vio akan wisuda di hari yang sama.." ucap Daniel.     

"Wahhh alhamdulillah sekali.. bagus itu.. om senang mendengarnya.." ucap Rio.     

Daniel pun mengangguk.     

"Iya om alhamdulillah.." ucap Daniel.     

"Jadi, apa rencana kamu kedepannya?" ucap Rio.     

"Seperti yang pernah om katakan sebelumnya bahwa saya akan mengabdi untuk perusahaan ini dan membesarkan nama perusahaan ini setelah saya meraih gelar saya.." ucap Daniel.     

Rio pun mengangguk dan tersenyum.     

"Syukurlah.. saya senang mendengarnya.. Daniel.. saya ingin bertanya sesuatu pada kamu di luar hal yang berkaitan dengan pekerjaan.." ucap Rio.     

"Hmm... apa itu om?" ucap Daniel.     

.......     

Anin dan Arga kini sedang berada di supermarket. Mereka sedang memilih apa-apa saja yang akan mereka beli sesuai dengan pesanana Hilda.     

"Ga, ini kok pesenan nya hampir semuanya snack dan minuman praktis ya? Tante Hilda buat apa memesan semua ini sebanyak ini?" ucap Anin yang merasa heran.     

"Hmm mungkin untuk seseorang... Sekarang kita beralih ke buah-buahan ya.." ucap Arga.     

Anin pun mengangguk.     

"Oh ya udah ayo Ga.." ucap Anin.     

.......     

Evan baru saja tiba di ruangannya. Ia kini sedang mengerjakan pekerjaannya pada laptopnya.     

Ketika ia sedang mengerjakan pekerjaannya, dirinya tiba-tiba teringat akan Anin.     

"Semalam gue udah menceritakan tentang Devan ke Anin dan Hanan.. semoga aja setelah ini Anin bisa lebih berhati-hati sama Devan.. Dan semoga aja hubungan mereka bisa segera memasuki ke jenjang yang lebih serius lagi tanpa adanya masalah.." gumam Evan.     

Evan lalu menggunakan satu tangannya untuk menopang dagunya.     

"Gue kasihan sama hubungan mereka yang terus saja dihampiri masalah... ya Allah.. berikanlah petunjuk-Mu untuk hubungan Anin dan Hanan. Aamiin.." gumam Evan.     

Ia pun kemudian melanjutkan pekerjaannya.     

.......     

Reino kini sedang berada di pemakaman. Masihkah kalian mengingat nama ini??     

Yups.. Reino Dezeef..     

Sahabat dari Rahimakullah Radit yang kini telah diangkat menjadi anak dari Dita dan Ravi, kedua orang tua Radit.     

Reino berada di depan sebuah makam dengan batu nisan yang bertuliskan sebuah nama 'Radit'.     

Reino mengusap batu nisan yang bertuliskan nama Radit.     

"Dit... kenapa lo pergi secepat ini?? Padahal gue belum benar-benar puas bertemu sama lo setelah sekian lama kita gak ketemu.. gue kangen banget sama lo Dit.. kenapa lo harus meninggal secepat ini sih?? Gue belum benar-benar bisa membalas semua kebaikan lo sama gue, Dit.. lo baik banget dit.." monolog Reino yang menangis di balik kaca mata hitamnya.     

"Gue janji dit.. gue akan membahagiakan orang tua lo.. melindungi mereka dan menghormati mereka seperti orang tua gue sendiri... gue banyak sekali berhutang sama lo dit..."     

Reino mengambil bunga yang ia bawa pada keranjang bunga tersebut. Ia lalu menaburkannya di atas makam Radit.     

"Gue harap lo diberikan tempat terbaik di sisi Allah, dit.. lo bisa menemukan bidadari lo di sana dan lo bisa mendapatkan kebahagiaan lo di sana... aamiin.. aamiin ya Allah..." gumam Reino.     

Setelah itu, Reino pun bangkit dari posisinya. Ia kemudian berbalik badan secara perlahan dan beranjak meninggalkan tempat tersebut.     

......     

Anin dan Arga kini telah selesai berbelanja. Anin kini sedang menunggu Arga melakukan pembayaran atas belanjaannya di kasir.     

Tak lama menunggu, Arga pun kembali dengan dua kantong belanjaannya di kedua tangannya.     

"Hey.." sapa Arga ketika dirinya menghampiri Anin yang sedang menunggunya.     

Anin pun lalu bangkit dari duduknya.     

"Sudah selesai belanjanya om??" ucap Anin yang diakhiri dengan kekehan kecil.     

"Anin... you make fun of me hmmm.." ucap Arga.     

Anin pun kembali terkekeh.     

"Lo kayak om-om yang lagi belanjain baby sugar nya tahu Ga wkwk.." ucap Anin terkekeh.     

"Njrit! Sialan lo wkwk.. udah ah ayo balik ke mobil.. rese lo.." ucap Arga yang ikut terkekeh.     

Mereka pun kemudian beranjak dari sana dan menuju mobil.     

.........     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.