Dear Pak Polisi..

Rahasia Devan



Rahasia Devan

0Daniel mengambil kedua tangan Vio. Ia kemudian menggenggam nya.     

"Please Vi.. percaya sama aku... aku gak akan pernah mengecewakan kamu.. aku janji bahwa aku akan benar-benar berubah.. berubah menjadi diri aku yang lebih baik dari sebelumnya.. dan aku juga berjanji bahwa aku akan benar-benar menjauhi pekerjaan kotor itu.. aku janji.. hapus pikiran-pikiran buruk yang ada di dalam pikiran kamu, Vi.. please.." ucap Daniel.     

'Apa aku bisa mempercayai Daniel?? Apa aku harus memaafkan dia?? Mungkin aku bisa memberi kesempatan pada Daniel untuk bisa menunjukkan padaku bahwa dia memang benar-benar telah berubah.. Allah saja pemaaf, kenapa aku tidak? Bismillah.. semoga ini bukan pilihan yang salah..' ucap Vio di dalam hatinya.     

Vio lalu menarik tangannya dari genggaman Daniel. Ia mengusap air mata di pipinya.     

"Aku akan kasih kamu kesempatan untuk bisa menunjukkan bahwa kamu benar-benar sudah berubah.. tapi jika kamu mengingkarinya, maaf Daniel.. gak ada kesempatan kedua.." ucap Vio.     

Daniel memejamkan matanya sejenak. Ia kemudian mengangguk.     

"Aku janji Vi.. dan aku gak akan ingkar.." ucap Daniel.     

"Ya udah.. ayo masuk.. dan bangkitlah.. karena aku bukan Tuhan yang harus kamu sembah hanya untuk mendapatkan sebuah maaf dan kesempatan.." ucap Vio.     

Daniel pun mengangguk. Ia lalu bangkit dari posisinya.     

Mereka pun memasuki apartemen.     

.......     

Evan baru saja tiba di Cafe Bintang. Ia kini sedang memarkirkan mobilnya di sana. Setelah selesai, ia pun lalu turun dari mobilnya.     

Ia melangkahkan kakinya memasuki cafe. Ia mengedarkan pandangannya pada seluruh penjuru cafe, hingga matanya menangkap sosok yang sedang ia cari.     

Evan tersenyum sekilas.     

"Anin ada di sana..." gumamnya. Namun ekor matanya sedikit menyipit ketika mendapati Hanan yang juga berada di sana.     

"Jadi, Anin tidak datang sendirian?? Tapi dia datang bersama dengan Hanan?? Ya Allah.. mungkin memang sudah saatnya untuk aku mengikhlaskan Anin bersama dengan Hanan... Bismillah.. Evan ... you are strong.." gumam Evan menyemangati dirinya sendiri.     

Evan lalu kembali melanjutkan langkahnya dan menghampiri meja Anin.     

"Hai nin.. nan... kalian sudah lama menunggu??" sapa Evan dengan ramah.     

Anin dan Hanan pun sontak menoleh pada Evan dan kembali tersenyum ramah membalas sapaan Evan.     

"Hey Van.. silahkan duduk... kita belum lama kok.." ucap Anin.     

"Hai van.. silahkan duduk... sorry ya karena gue harus ikut di acara pertemuan lo dan Anin.." ucap Hanan.     

Evan lalu duduk.     

"Thanks... Gue gak masalah kok nan.. itu hak lo dan itu wajar kalau lo menemani Anin untuk bertemu dengan lelaki lain.. it means that you really love her.." ucap Evan tersenyum simpul.     

Anin tersipu malu.     

Hanan tersenyum.     

"Thanks Van.. lo sama baiknya seperti Radit ya.." ucap Hanan.     

"Pak Radit tetap lebih baik dari gue... dia memang terlihat sangar, bersaing, menyebalkan pokoknya.. tapi dia punya hati yang baik.." ucap Evan.     

Anin dan Hanan pun mengangguk.     

"Eh iya sampai lupa.. kamu mau pesan apa Van??" ucap Anin.     

"Apa aja deh nin.. gue juga masih kenyang sih.." ucap Evan.     

"Avocado juice??" ucap Anin.     

Evan pun mengangguk.     

"Yups.. boleh.." ucap Evan.     

Anin pun lalu memanggil pelayan dan memesankan Avocado Juice untuk Evan.     

"Jadi, ada keperluan apa kamu ajak aku untuk ketemuan, Van??" ucap Anin.     

"Sebenarnya banyak sih yang ingin aku ceritakan.. tapi karena waktunya juga gak banyak, jadi untuk saat ini aku hanya akan membahas hal yang paling penting aja.." ucap Evan.     

"Tentang apa??" ucap Anin.     

"Jadi nin.. aku cuma mau mengatakan intinya aja.." ucap Evan.     

Anin pun mengangguk.     

"Jadi.. Devan itu sebenarnya gak sebaik seperti yang kamu pikirkan.." ucap Evan.     

"Gimana Van?? Aku masih bingung.. maksudnya apa ya? Devan gak sebaik seperti yang aku pikirkan?" ucap Anin.     

Evan pun mengangguk.     

"Kenapa lo bisa mengatakan hal itu, Van?" ucap Hanan.     

"Karena gue mengenal Devan secara luar dan dalamnya itu seperti apa.." ucap Evan.     

"Maksudnya??" ucap Hanan.     

"Gue belum bisa menceritakan semuanya sekarang.. tetapi intinya, kamu nin.. harus lebih berhati-hati sama Devan.. jangan terlalu percaya sama dia dan jangan pernah mau bertemu dengan Devan sendirian.. kamu harus didampingi oleh seseorang jika ingin bertemu dengan Devan.. kalau bisa hindari deh pertemuan dengan dia.." ucap Evan.     

"Apa Devan sebahaya itu untuk aku??" ucap Anin.     

"Satu poin penting yang harus kamu tahu..." ucap Evan.     

"Apa itu?" ucap Anin.     

"Devan adalah seorang psycopath.. jiwa ini memang sudah lama hilang.. tapi dia akan kembali muncul dalam diri seorang Devan apabila Devan mengalami frustasi.." ucap Evan.     

"Kamu tahu dari mana tentang hal ini??" ucap Anin.     

"Iya deh.. kok lo bisa tahu sih Van?" ucap Hanan.     

"Intinya informasi yang gue kasih ke kalian ini adalah informasi yang akurat.. gue cuma mau Anin aman.. karena gue gak bisa selamanya mengawasi pergerakan Devan.. gue juga punya kesibukan sendiri kan?" ucap Evan.     

Anin dan Hanan pun mengangguk.     

"Aku sudah lama sih gak ada kontekan atau ketemuan sama dia sejak Pak Radit meninggal..." ucap Anin.     

"That's the reason of it.." ucap Evan.     

Anin menautkan kedua alisnya karena bingung. Hanan pun ikut berpikir.     

'Ada hubungan apa sebenarnya antara Devan dan Evan?? Bagaimana mungkin Evan bisa mengetahui tentang hal ini??' ucap Hanan di dalam hatinya.     

"Maksudnya?" ucap Anin.     

"Devan sedang menyusun rencana.. dia mulai menjauhi kamu ketika Radit meninggal bukan tanpa sebab.. dia punya beberapa alasan yang gak bisa kita cari tahu dengan logika.. intinya kamu harus berhati-hati.." ucap Evan.     

"Kalau dia punya jiwa psycopath, itu sangat berbahaya sih.. bahkan dia aja bisa melukai diri sendiri untuk menyalurkan hasratnya.. gimana sama orang lain??" ucap Hanan.     

"Makanya gue kasih tahu hal ini ke Anin.. gue dengar kalian akan segera menikah kan?" ucap Evan.     

Anin melirik ke Hanan, ia lalu kembali mengalihkan pandangannya.     

"In Syaa Allah.. doain aja yang terbaik Van.." ucap Hanan.     

"Aamiin... as you know that menjelang pernikahan itu selalu aja ada rintangan, masalah dan apapun itulah.. jadi gue mau mulai sekarang, Anin untuk bisa lebih berhati-hati... jangan terlalu percaya dengan orang lain.. Karena menjelang pernikahan nanti, ada aja fitnah yang akan menyerang hubungan kalian.. ujian bertubi-tubi akan datang.. untuk itu, perkuat kepercayaan di antara kalian dan tingkatkan ibadah serta perbanyak berdoa agar semuanya dilancarkan oleh Allah nantinya.." ucap Evan.     

Anin dan Hanan pun mengangguk.     

"Thanks Van karena kamu udah kasih tahu aku informasi sepenting ini.." ucap Anin.     

Evan pun mengangguk.     

"Iya Anin.. sama-sama..." ucap Evan.     

Pesanan Evan telah tiba.     

"Van, diminum jusnya.." ucap Anin.     

Evan pun mengangguk.     

"Iya nin.. thanks.." ucap Evan.     

"Apa gue perlu menyewa bodyguard untuk mengawal Anin pergi ke manapun?" ucap Hanan.     

Evan dan Anin pun lalu menoleh pada Hanan.     

............     

Only in Webnovel....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.