Dear Pak Polisi..

Misi Hampir Tuntas



Misi Hampir Tuntas

0Hanan, Andre dan Alex memasuki cafe lebih dulu. Sedangkan Zivan, masih harus menunggu di dalam mobil selama kurang lebih sepuluh menit agar misi mereka tidak gagal.     

.     

.     

"Menurut lo, di antara mereka semua, siapa kira-kira pelakunya?" ucap Hanan.     

Andre mengendikkan bahunya.     

"Gue gak tahu.. mereka sangat sulit untuk ditebak.." ucap Andre.     

"Ya udah kita tunggu aja sampai Zivan masuk dan melancarkan aksinya.." ucap Alex.     

Andre dan Hanan pun mengangguk.     

"By the way Lex.. Eric dan Jordan mana?" ucap Hanan.     

"Tenang.. mereka sudah berada di tempat yang tepat di dalam sini.. mereka sudah mengintai sejak tadi.." ucap Alex.     

"Wait.. Zivan sudah mulai masuk.. sepertinya kita juga harus membuat semua ini seperti benar-benar nyata.." ucap Andre.     

"Dengan cara??" ucap Alex.     

"Ya kita pura-pura aja pesan minuman.. tapi jangan diminum.." ucap Andre.     

"Ide bagus..." ucap Alex.     

"Iya benar.. jadi setelah kita pesan, kita pura-pura aja ngobrol santai gitu untuk mengindari meminum minuman keras itu.." ucap Hanan.     

Mereka pun mengangguk.     

"Biar gue yang pesan.." ucap Andre.     

Mereka pun mengangguk. Andre lalu beranjak dari sana dan memesan minuman keras tersebut.     

.     

.     

Zivan duduk di sebuah single sofa dan menunjukkan ekspresi seolah-olah dirinya sedang frustasi.     

Zivan menjambak rambutnya layaknya seperti orang yang sedang frustasi.     

.....     

"Shena.. lo lihat kan di sana?? Itu di sana ada cowok yang sepertinya sedang frustasi.. lo harus berhasil.. karena lo adalah member baru di sini.. tunjukkan permainan lo.." ucap seseorang.     

Shena pun mengangguk.     

"Iya baik.." ucap Shena.     

"Ini.." ucapnya memberikan sesuatu pada Shena.     

Shena pun menerimanya lalu ia pergi menghampiri Zivan.     

.....     

"Lihat deh... itu kayaknya udah mulai masuk ke dalam perangkap kita deh.. udah mulai ada yang berani buat mendekati Zivan tuh.. kayaknya di sini tuh untuk grup cewek deh.. karena mayoritas tamu yang datang adalah cowok.." ucap Alex.     

"Mix.. kalau mereka lihat target mereka itu cowok, ya cewek lah yang bakal mereka pakai.. tapi kalau mereka lihat targetnya itu cewek, maka cowok lah yang akan mereka pakai..." ucap Hanan.     

"Hafal bener lo nan.." ucap Alex.     

"Iyalah... gue kan sempat beberapa kali memerintahkan anak buah gue buat memata-matai tempat ini.." ucap Hanan.     

"Oh pantesan aja.." ucap Alex.     

....     

Zivan tersenyum miring melihat seorang perempuan yang kini sedang berjalan ke arahnya.     

'Finally.. masuk juga ke perangkap gue...' ucap Zivan di dalam hatinya.     

Ketahuilah, saat ini Zivan menggunakan style ala korea yang membuat orang-orang tidak menyangka bahwa dia adalah seorang Zivan, penulis novel terbaik.     

"Permisi tuan..." ucap Shena menghampiri Zivan.     

Zivan hanya menoleh sekilas.     

'Seriously, gue sebenarnya jijik dengan situasi seperti ini.. tapi mau gak mau harus gue lakukan demi terberantasnya para penjahat di negeri ini..' ucap Zivan di dalam hatinya.     

"Ya??" ucap Zivan.     

"Apakah tuan membutuhkan seorang teman untuk menemani anda??" ucap Shena menggoda Zivan yang sama sekali tak tergoda.     

'Dia berpikir bahwa gue akan tergoda dengan godaannya dan kemolekan badannya?? Impossible..' ucap Zivan di dalam hatinya.     

"Hmm ya.. tentu.." ucap Zivan.     

"Terima kasih tuan..." ucap Shena.     

Zivan pun mengangguk.     

"Hmm tuan.. apa anda mau segelas vodka?? Saya bisa memesankannya.." ucap Shena.     

"Ya.. boleh.." ucap Zivan.     

"Baiklah tuan.. biar saya pesankan.. sebentar.." ucap Shena. Zivan pun mengangguk.     

Shena lalu pergi meninggalkan Zivan.     

Saat Shena telah pergi dari Zivan, Zivan segera mengirimkan pesan pada Hanan.     

.     

.     

"Nan, kayaknya si Zivan sedang mengirimkan pesan deh.. buat lo kayaknya nan.." ucap Andre.     

"Coba dicek nan.." Ucap Alex.     

Hanan pun lalu mulai memeriksa handphonenya. Dan benar saja, Zivan mengirimkan sebuah pesan ke nomornya.     

"Lex, lo ikutin cewek tadi.. dan rekam pergerakannya.." ucap Hanan.     

Alex pun mengangguk. Ia pun lalu segera bangkit dari duduknya dan mengikuti Shena.     

"Ndre, tajamkan penglihatan.. tanpa kita sadari, mereka ada di jarak terdekat.." ucap Hanan.     

Andre pun mengangguk.     

"Iya nan.." ucap Andre.     

....     

Shena telah mendapat segelas Vodka. Ia pun lalu sedikit menggeser posisi pada tempat yang cukup tersembunyi untuk melakukan sesuatu pada segelas vodka yang ada di tangannya.     

Tanpa Shena tahu, Alex sejak tadi terus memata-matai dirinya dan juga merekam aksinya.     

Shena menuang serbuk dari lipatan kertas kecil.     

'Itu pasti barang bukti itu.. mereka benar-benar licik.. mereka selalu mencampurkan narkoba dengan obat perangsang untuk bisa menguasai sepenuhnya pelanggan mereka... benar-benar harus segera dibereskan.. jika ini terus berlangsung, bagaimana masa depan negara ini kedepannya??' ucap Alex di dalam hatinya.     

Setelah itu, Shena kembali menuju Zivan. Alex mengakhiri rekamannya dan kembali ke Hanan dan Andre.     

.     

.     

"Oh.. ternyata mereka cukup banyak nan.." ucap Andre setelah menajamkan penglihatannya..     

"Mereka hampir menduduki setiap sofa yang ada untuk meracuni para tamu.." ucap Hanan.     

"Bener.. licik sekali mereka." ucap Andre.     

Alex telah kembali pada mereka.     

"Shit! Mereka gak hanya kasih narkoba ke setiap minuman yang mereka berikan, tapi mereka ternyata juga memberikan obat perangsang untuk benar-benar bisa menguasai customer mereka.." ucap Alex.     

"Shit!! Benar-benar perusak generasi penerus bangsa!" umpat Hanan.     

"Lo lihat nan.. para pelanggan selalu merasa kepanasan dan liar setelah mendapat minuman dari mereka... memang benar-benar gak punya otak!" umpat Andre.     

"Kita harus segera menangkap mereka.." ucap Alex.     

"Dia sudah ke Zivan.. beritahu Eric dan Jordan untuk melakukannya sekarang! Kita bergerak sekarang!" ucap Hanan.     

Alex pun segera memberi kabar pada Jordan dan Eric untuk segera melakukan pembekukan itu.     

"Sekarang!" ucap Alex pada Jordan di seberang telepon.     

"Oke!" ucap Jordan.     

........     

Shena menghampiri Zivan.     

"Tuan, ini vodka nya.. anda bisa meminumnya sekarang untuk menenangkan pikiran anda.." ucap Shena.     

"Letakkan itu di atas meja.." ucap Zivan.     

Shena pun lalu meletakkannya di atas meja.     

Melihat Hanan dan yang lainnya sudah mulai bergerak, Zivan mengambil ancang-ancang agar Shena tidak lari darinya dengan melakukan tindakan.     

Zivan menggenggam tangan Shena seolah-olah tergoda.     

"Tuan?? Ada apa??" ucap Shena bingung.     

Zivan bermain mata dengan Hanan. Setelah mereka telah berada pada posisi masing-masing, Zivan langsung mengeratkan genggaman tangannya pada Shena agar Shena tak dapat kabur darinya.     

"Ada apa ini?! Apa maksud anda?!" ucap Shena marah.     

Zivan lalu mengambil borgol yang terselip di balik jasnya.     

"Semuanya!! Jangan bergerak!!" ucap Hanan ketika dirinya telah berhasil membekuk salah satu pelaku dengan membawa kedua tangan salah seorang pelaku yang ia bekuk ke belakang hingga tak berkutik.     

........     

Chelsea kini telah tak sadarkan diri dan terkulai lemas di atas tempat tidur setelah melakukan pergulatan dengan Sean.     

Sean tersenyum miring menatap tubuh Chelsea yang sudah tidak menggunakan sehelai benang pun. Bahkan Chelsea melakukan semuanya atas keinginannya sendiri.     

Sean benar-benar licik dan keji!     

...........     

Warning!!.     

Bijaklah dalam membaca...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.